Mengenal Lebih Dekat tentang Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW
By Herlambang Satriadi, 7 Oct 2022
Bulan Rabiul Awal merupakan salah satu bulan yang selalu dinantikan umat muslim di seluruh dunia, di mana pada bulan ini Nabi Muhammad SAW dilahirkan atau disebut juga dengan maulid nabi. Di Indonesia setiap daerah memiliki tradisi merayakan maulid nabi yang berbeda-berbeda, umumnya dengan bersholawat, membaca maulid Al barzanji, qasidah burdah, diba, dan simtudduror yang berisi tentang kisah nabi Muhammad SAW. Berikut merupakan tentang sejarah peringatan dan kisah maulid Nabi Muhammad, beserta tujuan dan makna yang dapat kita ambil dari memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW yang harus kamu tahu.
Maulid Nabi Muhammad SAW
Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW
Menurut sejarah, perayaan Maulid Nabi diperkirakan pertama kali diperkenalkan oleh Abu Said al-Qakburi, seorang gubernur Irbil, di Irak. Pada masa pemerintahan Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (1138-1193 M) yang bertujuan untuk membangkitkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW dan meningkatkan semangat umat muslim saat itu untuk memerangi pasukan kristen dalam mempertahankan Kota Yerusalem.
Dalam sejarah yang lainnya juga disebutkan bahwa perayaan Maulid Nabi Muhammad sudah dilakukan sejak tahun kedua hijriyah oleh umat muslim. Dalam catatan tersebut juga menjelaskan bahwa seorang bernama Khaizuran (170 H/786 M) yang merupakan ibu Musa al-Hadi dan al-Rasyid datang ke Madinah dan memerintahkan penduduk mengadakan perayaan kelahiran Nabi Muhammad di Masjid Nabawi. Dari Madinah, Khaizuran kemudian datang ke Makkah dan melakukan perintah yang sama kepada penduduk Makkah untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad.
Di Madinah perayaan maulid nabi bertempat di masjid, sedangkan penduduk Makkah merayakan Maulid di rumah-rumah mereka. Pada masa itu Khaizuran mampu menggerakkan masyarakat muslim di Arab, Khaizuran merupakan sosok berpengaruh selama masa pemerintahan tiga khalifah Dinasti Abbasiyah, yaitu pada masa Khalifah al-Mahdi bin Mansur al-Abbas (suami), Khalifah al-Hadi dan Khalifah al-Rasyid (putra). Hal ini dilakukan oleh Khaizuran agar teladan, ajaran, dan kepemimpinan mulia Nabi Muhammad bisa terus menginspirasi warga Arab dan umat Islam pada umumnya.
Khaizuran juga merupakan salah satu sosok yang mempunyai perhatian besar terhadap Nabi Muhammad beserta situs-situs sejarah peninggalan nabi. Termasuk memprakarsai penghormatan terhadap kelahiran Rasulullah SAW pada masa itu.
Baca Juga : Rayakan Tahun Baru Islam dengan Mempelajari Sejarahnya!
Tujuan Peringatan Maulid Nabi
Maulid Nabi Muhammad SAW diperingati dengan berbagai motif. Sebagian orang memperingatinya sebagai bentuk cinta kepada Rasulullah SAW. tetapi sebagian lainnya memperingati maulid nabi sebagai bentuk syukur kepada Allah atas kelahiran nabi agung, yaitu manusia sempurna yang layak diteladani.
Sebagai Bentuk Syukur Atas Kelahiran Rasulullah SAW
Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan bentuk syukur umat muslim kepada Allah SWT atas kelahiran Nabi Muhammad sebagai pembawa cahaya yang menyelamatkan manusia dari zaman jahiliyah
Memuji Perjuangan Dan Jasa Rasulullah.
Dilansir dari NU Online, telah dijelaskan dalam sebuah hadis qudsi, yaitu “Jika engkau tidak ada, aku tidak akan menciptakan alam semesta”. Dalam hadis tersebut menjelaskan bahwa alam ini tidak akan tercipta jika tidak ada syafaat Nabi Muhammad SAW.
Untuk Mempertebal Keimanan Dan Akidah
Tujuan perayaan Maulid Nabi Muhammad selanjutnya adalah untuk mempertebal iman dan akidah umat muslim terhadap ajaran tauhid serta memahami hukum-hukum dalam Islam.
Mencontoh Teladan Nabi
Tujuan memperingati maulid nabi lainya adalah untuk mengingat dan menetapkan sunah-sunah Rasulullah. seperti yang telah jelas tertera dalam Alquran bahwa Nabi Muhammad adalah suri tauladan bagi manusia.
Baca Juga : Macam Macam Zakat dan 8 Golongan yang Berhak Menerimanya
Dalil Shahih Tentang Maulid Nabi
Walaupun tidak ada nash atau dalil yang nyata tetapi secara tersirat Allah dan Rasul-Nya menyuruh kaum muslimin untuk merayakan hari-hari besar, peringatan Maulid Nabi, Isra’ Mi’raj, Nuzulul Qur’an, tahun baru Islam, hari Asyura dan lain-lain.
Dalil yang menjadi dasar Maulid Nabi antaranya yaitu disebutkan dalam Firman Allah SWT Surat al-A’raf ayat 157:
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang mengikut rasul, Nabi yang Ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka Itulah orang-orang yang beruntung”. (QS. Al-A’raf: 157)
Dalam ayat ini, jelas dinyatakan dengan tegas bahwa orang yang memuliakan Nabi Muhammad SAW, adalah orang yang beruntung, merayakan maulid nabi termasuk memuliakannya. Ayat di atas juga sangat umum dan luas. Artinya, apa saja yang dikerjakan kalau diniatkan untuk memuliakan nabi maka akan mendapat pahala.
Dalam Riwayat sebuah hadits yang menjelaskan tentang dasar adanya perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, yaitu:
Artinya: “Dari Ibnu Abbas R.A. Beliau berkata: bahwasanya Rasulullah ketika di Madinah beliau dapat orang Yahudi puasa pada hari Asyura, maka nabi bertanya kepada mereka: Hari apakah yang kamu puasakan ini? Jawab mereka: ini hari besar di mana Allah telah membebaskan Musa dan kaumnya, maka Musa berpuasa pada hari semacam ini karena bersyukur kepada Allah dan kami pun mempuasakan pula untuk menghormati Musa dibanding kamu. Maka Nabi berpuasa pada hari Asyura itu dan beliau menyuruh umat Islam untuk berpuasa pada hari itu”. (HR. Bukhari Muslim).
Al-Hafidz Ibnu Hajar Asqalani yaitu pengarang Shahih Bukhari dalam kitab Fathul Bari menyatakan bahwa dari hadist tersebut dapat diambil hukum:
1. Umat Islam Dianjurkan Agar Memperingati Hari-Hari Bersejarah
Dalam hadis tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa umat muslim boleh dan bahkan dianjurkan untuk merayakan hari-hari yang dianggap besar seperti Maulid Nabi, Isra’ Mi’raj dan lain-lain.
2. Nabi Juga Memperingati Hari-Hari Besar
Dalam hadis tersebut juga dijelaskan bahwa nabi memperingati hari-hari besar seperti karamnya Fir’aun dan bebasnya Musa dengan melakukan puasa Asyura sebagai rasa syukur atas hilangnya perkara yang batil.
Dari kedua dalil tersebut jelas bahwa perayaan maulid nabi adalah dibolehkan dan dianjurkan sebagai rasa syukur kita terhadap kelahiran Rasulullah yang membawa dampak besar terhadap perubahan kehidupan umat muslim yang menjadi lebih baik.
Baca Juga : Kenali Apa itu Asuransi Syariah dan Keunggulannya
Fakta dan Hikmah yang Bisa Dipetik dalam Peringatan Maulid
Adanya peringatan maulid nabi, faktanya menjadi hari yang selalu dinanti oleh umat muslim dari berbagai negara di dunia, di mana untuk perayaan, umat muslim memiliki cara dan ciri khasnya masing-masing. Di Indonesia, umat muslim merayakan peringatan maulid nabi dengan bersholawat, mengadakan pengajian, bersedekah, dan lain-lain.
Merayakan maulid nabi, tentunya terdapat hikmah yang bisa dipetik untuk kita semua, di antaranya:
Meningkatkan Rasa Syukur
Hikmah yang bisa diperoleh dari Peringatan Maulid Nabi yaitu dapat meningkatkan rasa syukur kita terhadap apa yang kita miliki saat ini. Karena bagi setiap muslim untuk selalu bersyukur atas segala nikmat Allah SWT yang tak terhingga jumlahnya.
Meningkatkan Cinta Terhadap Rasulullah SAW
Selanjutnya, hikmah yang bisa kita peroleh dari memperingati Maulid Nabi Muhammad adalah untuk meningkatkan kecintaan umat muslim kepada Rasulullah SAW, karena memperingati dan merayakan hari kelahirannya juga salah satu wujud cinta umat muslim kepada Nabi Muhammad SAW.
Meningkatkan Semangat Bersholawat
Dengan ikut serta merayakan maulid nabi, hikmah yang dapat dipetik bagi kita salah satunya adalah dapat meningkatkan sholawat kita terhadap nabi Muhammad SAW. Rasulullah juga sangat mencintai umatnya yang suka bershalawat kepadanya
Mengetahui Kisah Nabi Muhammad SAW
Hikmah dari memperingati maulid Nabi selanjutnya adalah kita dapat mempelajari sejarah kehidupan Nabi Muhammad SAW dan ikut mempraktikan sifat-sifat terpujinya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya perayaan maulid nabi, harapan kita dapat meneladani perilaku mulia Rasulullah SAW agar termasuk dalam golongan orang yang dicintai oleh Nabi Muhammad SAW.
Waktu Bergembira
Maulid nabi artinya merayakan dengan berbahagia dan bergembira karena lahirnya sosok yang sempurna, yaitu Rasulullah SAW. Umat Islam harus bergembira memperingati maulid nabi. Karena dengan peringatan maulid nabi berarti merayakan kehadiran sosok yang menjadi suri teladan bagi umat Islam.
Dengan adanya perayaan maulid nabi, semoga kita semua dapat mengambil hikmah dan meningkat kualitas hidup untuk menjadi lebih baik, yaitu dengan meneladani Rasulullah SAW.