gejala hiv aids perempuan

HIV-AIDS bisa menyerang siapa saja baik pria, wanita, dewasa maupun anak-anak. Karena itu Tanggal 10 Maret dijadikan hari peringatan dan edukasi mengenai HIV & AIDS pada wanita dan anak perempuan. 

Berdasarkan laporan Infodatin 2019, 35,50% perempuan terinfeksi HIV dan 31,40% perempuan menderita AIDS. Meskipun angka laki-laki yang menderita HIV dan AIDS lebih tinggi dari perempuan, menurut dr. Asti Widihastuti MHC, peneliti di Pusat Penelitian HIV Universitas Katolik Atma Jaya, perempuan lebih rentan untuk terinfeksi HIV dibanding laki-laki karena bentuk organ reproduksi yang dimiliki oleh perempuan, yaitu vagina. 

Dinding vagina yang berlapis selaput lendir lebih rentan untuk terluka saat melakukan hubungan seksual dimana ketika bergesekan saja bisa terluka. 

Karena rentan bagi perempuan, penting untuk mengetahui gejala HIV dan mengetahui perbedaan dari keduanya sehingga tidak keliru, dan apabila muncul gejala HIV bisa segera konsultasi ke dokter. Mari ketahui mulai dari perbedaan HIV dan AIDS.

Apa Itu HIV

Human Immunodeficiency Virus atau HIV adalah virus yang merusak sistem imun dengan menyerang sel CD4 atau sel darah putih. Semakin hancur sel darah putih maka daya tahan tubuh akan semakin melemah dan tubuh akan semakin rentan untuk diserang oleh berbagai penyakit. 

Virus HIV merupakan penyakit yang akan menetap seumur hidup dan meski masih belum ada pengobatan untuk sepenuhnya mengatasi virus HIV, tetapi tersedia obat yang bisa membantu mencegah perkembangan dari virus HIV.

Apa Itu AIDS

Acquired Immune Deficiency Syndrome atau AIDS merupakan perkembangan dari infeksi HIV. Seperti namanya, AIDS didapatkan dan bukan merupakan penyakit keturunan. Jadi para penderita AIDS tidak ‘terkena’ penyakit melainkan terinfeksi virus HIV yang kemudian berkembang menjadi AIDS. 

Cara Penularan HIV AIDS

Cara penularan HIV AIDS terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh sang penderita baik dari darah, sperma, cairan vagina, ASI dan cairan anus. Penyebaran virus HIV tidak bisa dilakukan melalui udara, air, gigitan nyamuk ataupun bersentuhan fisik. Meski dalam bentuk cairan, virus HIV juga tidak menyebar melalui keringat, air mata, maupun air liur. 

Gejala HIV AIDS

Gejala HIV AIDS tidak selalu sama bagi perempuan dan bisa bergantung pada kondisi tubuh dan tahapan infeksinya. Biasanya gejala virus HIV akan terlihat 1-2 bulan setelah terinfeksi dan 2 minggu tercepat untuk gejala terlihat. Gejala yang muncul pada tahapan ini serupa dengan gejala yang terjadi saat sakit flu, karena itu banyak dari penderita yang tidak sadar.

Tahapan awal ini dikenal sebagai window period dimana pada tahapan ini kemungkinan besar tes HIV akan akan kembali dengan hasil yang negatif meskipun virus sudah tercampur dalam darah dan bisa menular. 

Setelah 8-10 tahun virus HIV telah masuk kedalam tubuh dan infeksi memasuki tahap yang selanjutnya gejala yang lebih terlihat akan muncul. Berikut adalah beberapa gejala HIV yang sering terjadi dan tidak boleh diabaikan:

  • Infeksi Vagina yang Terus Berulang 

Meski infeksi pada vagina bisa dialami oleh semua perempuan, tetapi infeksi yang terjadi berulang kali sering terjadi pada perempuan yang terinfeksi virus HIV. Infeksi vagina pada penderita HIV juga lebih susah diobati dan lebih sering kambuh, menandakan bahwa sistem kekebalan tubuh melemah. 

  • Nyeri Pada Area Panggul Perut Bagian Bawah 

Radang panggung bisa menjadi salah satu gejala infeksi HIV. Gejala ini biasanya disertai rasa nyeri pada area panggul. Seperti pada infeksi vagina, radang panggul juga susah untuk diobati bagi penderita HIV. 

  • Perut Bagian Bawah

Selain radang panggul, rasa nyeri yang sering terjadi pada bagian bawah perut bisa menjadi salah satu gejala HIV. Beberapa hal lain yang penting untuk diperhatikan yaitu keputihan yang berbau tidak sedap, demam, nyeri ketika berhubungan seks atau saat buang air kecil, dan gangguan menstruasi juga merupakan gejala HIV.

  • Gangguan Menstruasi 

Gangguan menstruasi biasanya terjadi pada perempuan yang gejala HIVnya sudah mencapai tahap selanjutnya. Gangguan yang terjadi bisa berupa siklus haid tidak teratur, darah yang dikeluarkan bisa bertambah atau berkurang dan PMS yang lebih berat dari sebelumnya. 

Meski hal ini dapat terjadi pada perempuan yang tidak terinfeksi HIV, apabila perubahan ini muncul dengan gejala lainnya maka perlu dicurigai.

Sering Sakit atau Sering Terkena Infeksi

Saat sudah terkena virus HIV, maka kekebalan tubuh akan melemah dan lebih rentan infeksi jadi sang penderita akan lebih sering sakit. Berikut adalah beberapa gejala yang bisa dialami oleh penderita HIV:

  • Demam 
  • Batuk yang sering kambuh 
  • Lemas
  • Nyeri otot
  • Muncul ruam-ruam di kulit 
  • Berat badan menurun tanpa penyebab yang jelas
  • Sariawan pada lidah, mulut atau vagina
  • Sesak nafas
  • Diare kronis 
  • Sering keringatan di malam hari 
  • Sakit tenggorokan 
  • Pembengkakan kelenjar getah bening 

Baca Juga: 10 Penyakit Infeksi dan Menular yang Umum Terjadi di Indonesia

Apabila gejala diatas berlangsung cukup lama atau sering kambuh maka adanya kemungkinan bahwa infeksi HIV telah menjadi AIDS.

Pencegahan HIV AIDS

Meski saat ini masih belum ada pengobatan yang bisa membantu pasien HIV AIDS untuk sembuh total, pencegahan HIV AIDS bisa dilakukan dengan melakukan beberapa hal di bawah ini:

  • Hindari aksi berganti – ganti pasangan dan menggunakan proteksi dengan kondom saat melakukan hubungan seksual.
  • Menghindari penggunaan narkoba atau obat – obatan terlarang, terutama yang memerlukan jarum suntik dan sangat penting untuk tidak menggunakan jarum suntik secara bergantian.
  • Penting untuk membuat masyarakat mengerti mengenai HIV AIDS mulai dari apa itu HIV AIDS, cara penularan HIV AIDS, pencegahan HIV AIDS, pengobatan yang bisa dilakukan untuk penderita HIV AIDS, untuk membangun kewaspadaan di masyarakat dan membantu untuk mencegah virus HIV menyebar lebih luas.

Kapan Harus Periksa ke Dokter?

Awal terinfeksi dengan virus HIV banyak yang tidak sadar bahwa mereka sudah terinfeksi dengan virus karena gejala yang mirip dengan gejala flu, jadi lebih dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dan tes HIV bila berisiko tinggi terkena HIV. 

Beberapa hal yang menyebabkan seseorang berisiko tinggi terkena HIV adalah:

  • Seks bebas tanpa proteksi 
  • Menggunakan jarum suntik narkoba yang sudah digunakan orang lain 
  • Melakukan transfusi darah 

Segera langsung konsultasi dengan dokter apabila berisiko atau sudah terinfeksi. HIV adalah virus yang menetap seumur hidup, dan masih belum ada pengobatan yang bisa menyembuhkan HIV AIDS. Karena itu konsultasi sesegera mungkin akan membantu untuk penderita menjalani pengobatan antiretroviral seumur hidup, jadi orang yang memiliki HIV AIDS bisa menjalani keseharian dengan normal. 

Mari mulai hidup sehat dan lakukan konsultasi rutin dengan dokter supaya bisa mendapatkan penanganan sesegera mungkin saat sakit. Lindungi diri bisa dimulai dengan memiliki asuransi penyakit menular, sekarang asuransi online bisa didapatkan dengan mudah, lho!