Sambut Hari Kartini 2023: Ini Kisah Perjuangan Ibu Kartini untuk Indonesia!
By Herlambang Satriadi, 15 Apr 2023
Menjelang Hari Kartini 2023 yang diperingati setiap tanggal 21 April, wah genap sudah 144 tahun sejak kelahiran ibu kita Kartini! Kehadirannya menjadi pondasi kesetaraan gender di Indonesia, terutama di bidang pendidikan. Tapi di balik itu, sejarah Hari Kartini begitu panjang dan rumit yang melatarbelakangi perjuangan RA Kartini untuk Indonesia.
Kartini juga dikenal sebagai tokoh yang memperjuangkan hak perempuan dengan gagasan emansipasi wanita. Saat itu Kartini merasa status sosial wanita pribumi berada jauh di bawah laki-laki. Inilah permulaan perjuangan RA Kartini untuk Indonesia dengan menyuarakan gagasan untuk memajukan kaum perempuan.
Meskipun sudah terjadi sangat lama, tapi nilai-nilai perjuangan RA Kartini untuk Indonesia nyatanya masih sangat relevan di era modern ini. Karena itu, nama dan sejarah Hari Kartini tidak boleh kita lupakan begitu saja. Latar belakang Hari Kartini adalah bentuk semangat kita meneruskan perjuangan dan karyanya.
Nah, bagi kita yang belum terlalu mendalami sejarah Hari Kartini, mungkin kita hanya sekedar memperingati hari lahirnya itu dengan mengenakan kebaya. Yuk, sebaiknya kita berkenalan lebih jauh dengan sosok Ibu Kartini dan kisahnya!
Baca juga: Bangga Jadi Perempuan, Yuk Ketahui Juga Sejarah Women’s Day International!
RA Kartini
Biografi RA Kartini
Ibu kita Kartini, atau biasa dikenal sebagai RA Kartini adalah perintis dan pondasi pendidikan bagi kaum perempuan di Indonesia, terutama pribumi. Kartini memiliki nama lengkap Raden Adjeng Kartini Djojo Adhiningrat. Beliau lahir di Jepara, pada 21 April 1879.
Yup, dari namanya tersebut kita mengetahui bahwa Kartini berasal dari keluarga bangsawan masa itu. Ayahnya bernama Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, merupakan seorang wedana, atau setara wakil bupati untuk istilah saat ini. Ibu dari Kartini bernama M.A Ngasirah.
Ayah Kartini kemudian diangkat menjadi bupati Jepara, yang ternyata menggantikan kedudukan kakek Kartini Pangeran Ario Tjondronegoro IV sebelumnya. Keluarganya merupakan keluarga bupati pertama yang diberikan pendidikan Barat. Hingga berumur 12 tahun, Kartini disekolahkan di Europese Lagere School, di mana Kartini juga menguasai bahasa Belanda.
Namun selepas sekolah dasar, Kartini harus berhenti sekolah karena akan dipingit atau menikah. Selama masa pingitan ini, Kartini menjalani pelatihan untuk mengurus rumah tangga, mempersiapkan dirinya menjadi istri. Di sela waktu luangnya, Kartini gemar membaca, mulai koran harian, majalah budaya, hingga buku-buku ilmu pengetahuan. Semuanya rata-rata diterbitkan dalam bahasa Belanda.
Selain itu, Kartini juga bergaul dengan sejumlah tokoh Belanda. Ia pun mulai menyadari perbedaan persepsi dan nilai modernitas dari kehidupan mereka dengan pribumi. Mengingat zaman dulu, khususnya budaya Jawa, hak-hak sebagai manusia pada perempuan sangatlah dibatasi. Lalu, bagaimana Kartini bisa menjadi orang yang kita tahu seperti saat ini?
Latar belakang Hari Kartini pun dimulai dari dirinya menulis artikel yang beliau kirimkan ke surat kabar Belanda. Menginjak usia 14 tahun, karya tulisan Kartini berjudul Upacara Perkawinan pada Suku Koja dimuat dalam surat kabar Belanda yaitu Hollandsche Lelie.
Selain menulis artikel, Kartini juga mempunyai sahabat pena dari Belanda. Salah satunya adalah Jacques Henrij Abendanon, Rosa Manuela Abendanon, dan Estelle Zeehandelaar. Kartini mengirimkan surat-surat mengenai masalah feodalisme, perjodohan paksa, poligami, serta betapa kurangnya pendidikan bagi kaum di Indonesia.
Meski belum pernah bertemu langsung, sahabat-sahabat penanya ini sangat mendukung Kartini dalam pergerakan kesetaraan pendidikan bagi perempuan Jawa di Indonesia. Mereka adalah sosok yang semakin membuka pemikiran Kartini.
Selain mendobrak tatanan hidup yang tertinggal, ia sebenarnya tidak selalu terlihat seperti di foto yang terpampang di buku sejarah Hari Kartini selama ini. Begitu pula dengan tindak tanduknya, ia adalah perempuan yang pecicilan, kadang tidak patuh, lincah, suka bercanda, bahkan kalau tertawa terbahak-bahak. Karena sifatnya tersebut, Kartini dijuluki kuda liar oleh keluarganya.
Kartini kemudian dinikahkan dengan KRM Adipati Ario Djojo Adhiningrat. Beliau adalah Bupati Rembang yang beristri tiga. Namun, beliau juga mengizinkan dan mendukung Kartini dalam mendirikan sekolah bagi wanita. Perjuangan RA Kartini untuk Indonesia pun tidak berhenti sampai di sini.
Setelah menikah, ia pun mendirikan sekolah khusus wanita di dekat kantor bupati Rembang dan mewujudkan perjuangan RA Kartini untuk Indonesia. Dia juga dapat keleluasaan lebih untuk belajar melalui kehidupan dan pekerjaan suaminya sebagai bupati.
Sayangnya, Kartini meninggal muda ketika usia 25 tahun. Beliau meninggal setelah melahirkan putranya bernama Soesalit Djojoadhiningrat pada tahun 1904.
Baca juga : Ini 9 Tips Persiapan Melahirkan yang Penting untuk Para Calon Ibu!
Sejarah Hari Kartini
Latar belakang Hari Kartini diabadikan sesuai tanggal kelahiran Kartini, yaitu di tanggal 21 April. Lalu, tahun berapa Hari Kartini pertama kali dimulai? Hari Kartini ditetapkan pada 2 Mei 1964, sebagai salah satu hari nasional resmi di Indonesia oleh Bung Karno, presiden pertama Indonesia, melalui Kepres RI Nomor 108 Tahun 1964.
Dalam Keppres RI tersebut, nama Kartini juga disemat sebagai Pahlawan Nasional Kemerdekaan Indonesia. Atas jasanya dalam perjuangan kesetaraan gender, namanya terus dikenang, bahkan diabadikan di Belanda. Berbagai jalan di Utrecht, Haarlem, Bijlmer, dan Venlo di Belanda, serta Jakarta Pusat di Indonesia, mengadopsi nama Raden Ajeng Kartini (atau Kartinistraat di Belanda).
Nah, jadi kamu udah tau kapan Hari Kartini 2023 sendiri? Hari Kartini tahun ini akan jatuh di hari Jumat, 21 April 2023, guys! Wah, banyak lho hal yang bisa kita lakukan guna memperingati sejarah Hari Kartini. Keep scrolling artikel ini ya!
Peninggalan Kartini untuk Pendidikan Perempuan
Tujuan Hari Kartini yang diperingati setiap tanggal 21 April merupakan bentuk penghargaan dan meneruskan semangat perjuangan RA Kartini untuk Indonesia. Terutama dalam bidang pendidikan bagi perempuan Indonesia.
Jacques Henrij Abendanon, salah seorang sahabat pena Kartini, adalah Menteri Kebudayaan Agama dan Kerajinan Hindia Belanda yang sedang menjabat di tahun yang sama ketika Kartini meninggal dunia.
Sepeninggalan Kartini, Jacques bersama istrinya Rosa mengumpulkan surat-surat pengiriman Kartini kepada sahabat-sahabat penanya yang berada di Eropa dan menerbitkan buku. Buku ini diterbitkan pada tahun 1911 dan diberi judul Door Duisternis tot Licht (“Dari Kegelapan Menuju Cahaya”).
Buku ini menarik perhatian banyak orang Belanda, karena memberikan pandangan baru tentang perempuan-perempuan Jawa. Seorang tokoh politik balas budi, yaitu Van Deventer, merasa tergerak atas cita-cita Kartini. Perjuangan RA Kartini untuk Indonesia yang sama juga diteruskan dalam Sumpah Pemuda lho guys, masih ingat isinya?
Merasa bahwa dirinya mempunyai visi yang sama dengan Kartini, yaitu memperbaiki kesejahteraan orang-orang pribumi di zaman itu dan kesetaraan hak mereka, Van Deventer mendirikan banyak sekolah untuk wanita pribumi.
Dia dan istrinya mulai membangun Yayasan Kartini. Sekolah pertama dibangun di Semarang pada tahun 1912. Kemudian diikuti dengan Surabaya, Cirebon, Jogja, Madiun, Malang, dan berbagai wilayah lainnya di Indonesia.
Van Deventer meninggal di tahun 1915. Peninggalan Yayasan Kartini kemudian dilanjutkan oleh istrinya Nyonya Deventer. Beliau mengurus Yayasan Kartini hingga menaungi ribuan murid perempuan. Namun, meneruskan perjuangan RA Kartini untuk Indonesia tidak berhenti sampai di situ.
Pada tahun 1922, Balai Pustaka juga menerbitkan buku Door Duisternis tot Licht dalam bahasa Melayu. Buku ini berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeah Pikiran. Selain itu, kumpulan surat Kartini ini juga pernah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Agnes L. Symmers.
Baca juga: Bikin Hari Ibu Makin Spesial dengan 10 Ucapan Ini!
Mengapa Sejarah Hari Kartini Perlu Diperingati?
Pada dasarnya, tujuan Hari Kartini adalah pengingat bagi kita kaum perempuan agar terus bersinar, berkarya, percaya diri, dan pantang menyerah dalam mewujudkan mimpi kita, guys!
Tanpa hasil kerja keras dan perjuangan RA Kartini untuk Indonesia, kaum perempuan di era modern ini tidak akan mempunyai kesempatan untuk bisa setara dengan laki-laki, terutama dalam bidang pendidikan.
Bayangkan bila tidak ada Kartini, mungkin ibu, saudara perempuan, teman perempuan, istri, anak perempuan, bahkan kita sendiri tidak akan bisa sekolah hingga SMA atau bahkan menempuh S1. Indonesia akan kehilangan 50% pekerjanya dan ekonomi tidak akan sebagus sekarang.
Ibu Kartini merupakan sosok inspiratif. Meskipun akan dinikahkan, tak menghentikan langkahnya untuk meraih cita-cita. Namun, Kartini juga tetap bisa menghargai keinginan dan keputusan orang tua tanpa menghakimi.
Ia juga seorang yang multitasking lho. Ia berjiwa sosial yang tinggi dan penuh kasih sayang. Kartini sangat cerdas dan berwawasan luas. Itu sebabnya, ia berkeinginan kuat untuk mendalami ilmu pengetahuan.
Semangat RA Kartini untuk Indonesia tersebut sangat patut kita contoh. Nilai-nilai dan sifatnya pun masih sangat relevan hingga saat ini. Dengan latar belakang Hari Kartini dan tujuan Hari Kartini tersebut, diharapkan kita juga dapat melawan bentuk diskriminasi apa pun yang ditujukan kepada orang lain, khususnya perempuan.
Memaknai Sejarah Hari Kartini Dengan Ini…
Nah, supaya menambah kesan menarik dan semangat memperingati sejarah Hari Kartini, kita dapat memaknai tujuan Hari Kartini dengan sejumlah perayaan. Apa saja itu?
Berbalut Kebaya dan Selendang
Latar belakang Hari Kartini memang identik dengan kebaya dan selendang. Itu karena latar belakang Hari Kartini zaman dulu menggunakan kebaya dan selendang, guys. Dengan berbalut kebaya dan selendang, kita sudah ikut melestarikan pakaian nasional dan mencirikan kesederhanaan RA Kartini!
Lomba Menulis
Menulis adalah cara Ibu Kartini menyampaikan gagasannya untuk perubahan. Karena itu, kita juga bisa membuat sebuah lomba menulis seputar latar belakang Hari Kartini ataupun bentuk emansipasi wanita masa sekarang. Dengan begitu, kita bisa meneruskan perjuangan RA Kartini untuk Indonesia.
Berdiskusi atau Buat Persembahan di Media Sosial
Kita boleh lho memanfaatkan kecanggihan teknologi saat ini, salah satunya media sosial. Kita bisa membuka diskusi atau menyampaikan pandangan kita terhadap perjuangan RA Kartini untuk Indonesia. Misalnya, dengan mempersembahkan quotes Ibu Kartini. Jadi, sekitar kita pun ikut mengetahui sejarah Hari Kartini dan berbangga atas perjuangannya.
Quality Time dengan Ibu
Ibu kita juga bisa menjadi sosok panutan Kartini masa sekarang! Atas kegigihannya dalam mendidik kita, mereka adalah bukti nyata tujuan Hari Kartini. Nah, kita bisa mengambil waktu untuk melakukan kegiatan bersama ibu. Atau, hadiah untuk orang tua sebagai bentuk rasa hormat dan sayang kita lho!
Menolong Sesama atau Berdonasi
Nah, cara ini pasti sudah tidak asing untuk memaknai tujuan Hari Kartini. Kita bisa memberikan sedikit dari apa yang kita punya untuk mereka, khususnya kaum perempuan yang membutuhkan. Dengan begitu, kita memberikan kepada mereka kesamaan hak yang seharusnya mereka miliki juga.
Stop Diskriminasi!
Memaknai tujuan Hari Kartini serta latar belakang Hari Kartini tak lengkap tanpa kita menghentikan segala bentuk diskriminasi. Bukan hanya kepada perempuan, tapi juga kepada laki-laki. Kita bisa menciptakan kehidupan yang damai dengan saling menghargai dan menghormati hak-hak kita sesama manusia ya, guys!
Nah, itu dia sejarah Hari Kartini dan bagaimana cara kita memaknainya! Selain pendidikan bagi perempuan yang sering dibatasi, contoh kecil masa sekarang adalah sulitnya mendapatkan akses kesehatan yang sama bukan? Apalagi banyak risiko yang bisa ditimbulkan dari berbagai penyakit.
Tenang, pasti selalu ada solusi! Kita bisa mencegahnya dengan asuransi kesehatan, bahkan bakal membantu menjaga keuangan kita lho. Jadi, pastikan untuk memberi perlindungan bagi diri kita dan orang-orang tersayang dengan Super Easy Health dari Super You karena premi mulai setara Rp4.500 aja per hari, guys!
Selamat Hari Kartini!