Monkeypox : Penyebab, Gejala dan Pencegahannya
By Herlambang Satriadi, 5 Aug 2022
Apa kamu tau cacar air? Cacar air normal dialami oleh anak kecil, tetapi selain itu masih ada cacar lainnya yang bisa menyerang kita, lho! Seperti adalah monkeypox atau cacar monyet. Di Tengah gencar naiknya kasus Covid – 19, terdapat suspek penderita cacar monyet di Indonesia, Jawa Tengah (3/8).
Saat ini wabah monkeypox sedang menyebar luas ke berbagai negara, berdasarkan data yang dikeluarkan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) atau dikenal dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit per Rabu (3/8/2022) telah tersebar di 83 negara dengan 76 negaranya merupakan daerah endemis monkeypox. Data dari CDC telah mencatat sejumlah 25.391 penderita penyakit monkeypox dengan kasus terbanyak penyakit cacar monyet terjadi di kawasan negara nonedemis yang mencatat 25.047 kasus penyakit monkeypox.
Dengan meningkatnya kasus monkey pox atau cacar monyet, mari ketahui lebih lanjut mengenai apa itu penyakit monkeypox.
Baca Juga : Kenali Varian Mu Covid-19, Apakah Kebal Vaksin
Apa Itu Penyakit Monkeypox
Apa itu penyakit monkeypox yang sedang menyebar? Penyakit cacar monyet atau Monkeypox adalah penyakit yang terjadi karena virus. Virus yang menjadi penyebab monkeypox tak lain adalah virus cacar monyet yang merupakan virus dari hewan atau penyakit zoonosis. Virus cacar monyet adalah bagian dari genus orthopoxvirus dan termasuk sebagai virus variola yang menyebabkan cacar.
Kenapa penyakit ini dikenal sebagai monkeypox adalah saat pertama kali ditemukannya penyakit cacar monyet pada tahun 1958, koloni monyet yang dipelihara untuk penelitian terserang penyakit yang mirip dengan cacar. Kasus pertama monkeypox pada manusia adalah di tahun 1970 Republik Demokratik Kongo dan mulai ada kasus cacar monyet menyerang beberapa negara di Afrika Tengah dan Barat.
Penyebab Monkeypox
Penyebab monkeypox adalah virus cacar monyet yang merupakan penyakit zoonosis atau merupakan virus yang bisa disebarkan oleh hewan. Virus ini dapat menyebar ke orang apabila melakukan kontak fisik dengan hewan yang terinfeksi. Hewan yang bisa terkena monkeypox adalah hewan pengerat (marmut, hamster, tikus putih, gerbil, chinchilla, dll) dan hewan primate (gorilla, orang utan, simpanse, bonobo, owa siamang, dll).
Virus cacar monyet juga bisa menyebar jika terkena gigitan dan cakaran dari hewan yang terinfeksi. Penyebaran juga bisa dilakukan walaupun hewan sakit atu mati jika melakukan kontak dengan daging atau darahnya karena itu pastikan untuk selalu memasak daging hingga matang sebelum dimakan.
Selain penyebaran monkeypox melalui hewan ke manusia, penyebaran cacar monyet dari manusia ke manusia juga dapat dilakukan. Penyebaran cacar monyet dari manusia ke manusia bisa terjadi jika orang tersebut melakukan kontak erat dengan seseorang yang memiliki ruam di kulit dan kontak erat juga termasuk kontak tatap muka, bersentuhan kulit ke kulit, mulut ke mulut atau mulut ke kulit. Virus cacar monyet juga bisa menyebar melalui cairan tubuh seperti ludah, cairan hidung dan aerosol jarak pendek.
Penyebaran juga bisa terjadi melalui lingkungan yang terkontaminasi virus monkeypox jika orang yang terinfeksi menyentuh barang barang seperti pakaian, tempat tidur, handuk, benda, elektronik dan permukaan lainnya. Ibu hamil juga bisa menyebarkan virus monkeypox ke janin saat melahirkan.
Baca Juga : Penyakit Virus Ebola: Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan
Gejala Monkeypox
Gejala monkeypox bervariasi dan bisa berbeda untuk beberapa orang. Penderita bisa mendapatkan gejala monkeypox yang ringan, tetapi penderita lainnya bisa mendapatkan gejala monkeypox yang lebih berat sehingga memerlukan perawatan di fasilitas kesehatan. Risiko mendapatkan gejala monkeypox yang lebih berat jatuh kepada ibu yang sedang hamil, anak – anak dan penderita penyakit kekebalan tubuh. Namun, pada dasarnya berikut ini adalah gejala monkeypox biasanya.
- Demam
- Sakit kepala yang hebat
- Nyeri otot
- Sakit punggung
- Merasa lemas
- Terjadi pembengkakan pada kelenjar getah bening (pada daerah leher, ketiak atau selangkangan)
- Muncul ruam atau lesi kulit yang terjadi 1 – 3 hari setelah demam dan akan berkembang dari bintik hingga seperti cacar yang berisi cairan bening, kemudian akan menjadi cacar yang berisi nanah dan akan mulai mengeras sebelum mulai rontok
Gejala dari monkeypox biasanya bertahan 2 – 4 minggu dan biasanya sembuh sendiri, tetapi gejala yang lebih berat bisa menyebabkan komplikasi hingga kematian. Gejala ruam pada monkeypox juga bisa kira penyakit sifilis atau herpes.
Baca Juga : Penyakit Virus Zika: Penularan, Gejala, Dampak, Pengobatan
Pencegahan Monkeypox
Pada awalnya, vaksinasi yang digunakan untuk pencegahan monkeypox tak lain adalah smallpox, tetapi vaksinnya sudah dikembangkan untuk menyesuaikan keperluan untuk pencegahan monkeypox. Saat ini ketersediaan vaksin untuk mencegah monkeypox masih terbatas secara global. Namun, meskipun ada saat ini vaksinasi massal tidak dianjurkan untuk dilakukan.
Baca Juga : 10 Penyakit Infeksi dan Menular yang Umum Terjadi di Indonesia
Pengobatan Monkeypox
Pengobatan monkeypox masih sedang dalam pengembangan hingga saat ini. Saat seseorang terkena cacar monyet, yang seharusnya dilakukan adalah dengan melakukan isolasi diri agar tidak menyebarkan kepada orang lain, mengikuti saran dari fasilitas pelayanan kesehatan dan menjaga kesehatan selama isolasi diri. Hindari perilaku menggaruk ruam dan pastikan untuk merawat area yang terkena ruam serta memastikan untuk membersihkan tangan sebelum dan setelah menyentuh ruam. Jaga kebersihan ruam dengan air steril atau antiseptic.
Dengan meningkatnya penyebaran monkeypox, perketat kesehatan tubuh dengan mengoptimalkan berolahraga dan mengonsumsi makanan bergizi untuk kekebalan tubuh, serta pastikan kebersihan tubuh dan area sekitar. Miliki asuransi kesehatan Super You untuk membantu proteksi kesehatan kamu terutama jika terkena cacar monyet dengan gejala monkeypox yang lebih berat agar bisa mendapatkan perawatan di fasilitas kesehatan. Yuk, proteksi diri secara menyeluruh sekarang!