Sudah Tahu Belum? Ini 7 Syarat Wajib dan Syarat Sah Puasa
By Herlambang Satriadi, 29 Mar 2024
Puasa, sebuah ibadah yang tidak hanya sekedar menahan lapar dan haus, melainkan merupakan kewajiban agama yang harus dijalankan oleh setiap umat Islam untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW, “Islam dibangun di atas lima perkara, yakni syahadat bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan salat, menunaikan zakat, haji, dan puasa di bulan Ramadan.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
Maka bagi umat Islam, menjalankan ibadah puasa dengan konsisten selama bulan Ramadan adalah bukti kesempurnaan dalam menjalankan rukun Islam. Puasa tidak hanya mengajarkan menahan diri dari makanan dan minuman, tetapi juga melatih kesabaran, kedisiplinan, bersyukur, memiliki empati, serta menghindari perilaku buruk.
Table of Contents
Apa Itu Puasa?
Puasa, atau dalam bahasa Arab disebut shiyam atau shaum, memiliki arti menahan. Arti ini mencerminkan bahwa puasa adalah ibadah yang mengajarkan kita untuk menahan diri dari segala hal yang dapat membatalkan puasa karena perilaku atau niat yang tidak baik.
Secara umum, puasa adalah suatu ibadah yang dilakukan secara sukarela atau atas keinginan sendiri, dengan menahan diri dari makanan, minuman, dan perilaku buruk lainnya selama waktu tertentu. Waktu berpuasa bagi umat Islam dimulai dari adzan Subuh atau terbitnya matahari hingga waktu berbuka puasa saat matahari terbenam pada waktu Maghrib.
Namun, lamanya waktu berpuasa dapat bervariasi tergantung pada zona waktu tempat tinggal masing-masing, karena berbagai negara memiliki zona waktu yang berbeda sesuai dengan rotasi bumi.
Puasa bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga merupakan bentuk pengabdian kepada Allah SWT. Dalam proses berpuasa, umat Islam diajarkan untuk meningkatkan ketakwaan, mengendalikan diri, dan memperkuat hubungan spiritual dengan Sang Pencipta. Dengan menjalankan ibadah puasa dengan penuh kesungguhan, umat Islam diharapkan dapat mencapai kesempurnaan dalam menjalankan ajaran agama Islam.
Jenis – Jenis Puasa dalam Islam
Puasa, sebuah bentuk ibadah yang mendalam dalam agama Islam, mempunyai beragam jenis dan aturan yang perlu dipahami oleh umat Muslim. Mari kita simak beberapa jenis puasa yang wajib atau sunnah, serta larangan-larangan dan puasa yang tidak dianjurkan dalam agama Islam:
1. Puasa Wajib
Puasa wajib merupakan kewajiban yang harus dijalankan oleh setiap umat Muslim yang telah memenuhi syarat-syarat berpuasa. Berikut adalah tiga jenis puasa wajib yang harus dilakukan:
- Puasa Ramadan: Puasa wajib selama satu bulan penuh di bulan Ramadan bagi seluruh umat Muslim.
- Puasa Qadha Ramadan: Puasa wajib yang dilakukan untuk menggantikan puasa Ramadan yang tertinggal karena sakit, haid, atau alasan syar’i lainnya.
- Puasa Nazar: Puasa wajib bagi mereka yang bernazar atau berjanji kepada Allah SWT untuk menjalankan puasa selama satu hari atau satu bulan.
2. Puasa Sunnah
Puasa sunnah adalah ibadah puasa yang memberikan pahala kepada umat Islam yang menjalankannya, namun tidak berdosa bagi yang meninggalkannya. Berikut adalah beberapa jenis puasa sunnah yang dianjurkan:
- Puasa Syawal: Puasa selama enam hari di bulan Syawal setelah selesai menjalankan puasa Ramadan.
- Puasa Asyura (10 Muharram): Puasa pada tanggal 10 Muharram, disunnahkan untuk memperbanyak puasa pada bulan tersebut.
- Puasa Tasu’a (9 Muharram): Puasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram, secara berurutan.
- Puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah): Puasa pada tanggal 8 Dzulhijjah.
- Puasa Arafah (9 Dzulhijjah): Puasa pada tanggal 9 Dzulhijjah.
- Puasa Senin dan Kamis: Puasa pada hari Senin dan Kamis, berdasarkan perintah dari Nabi Muhammad SAW.
- Puasa Ayyamul Bidh: Puasa pada tanggal 13, 14, dan 15 di setiap bulan Hijriyah.
- Puasa di Bulan Sya’ban: Puasa pada pertengahan bulan Sya’ban.
- Puasa Kafarat: Puasa untuk menebus dosa-dosa tertentu.
3. Puasa Berhukum Haram
Beberapa jenis puasa yang diharamkan dalam agama Islam antara lain:
- Puasa pada hari Tasyriq (11, 12, dan 13 Dzulhijjah).
- Puasa pada Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.
- Puasa pada Yaum Syak, hari yang meragukan, biasanya pada akhir bulan Hijriah.
4. Puasa Berhukum Makruh
Puasa yang termasuk dalam kategori makruh, atau lebih baik untuk tidak dilakukan, antara lain:
- Puasa di Hari Jumat tanpa diikuti hari sebelum atau sesudahnya.
- Puasa sepanjang tahun tanpa jeda.
Mengetahui jenis-jenis puasa dalam agama Islam memungkinkan umat Muslim untuk menjalankan ibadah dengan benar sesuai dengan ajaran yang telah ditetapkan.
Syarat-syarat Penting dalam Ibadah Puasa
Dalam menjalankan ibadah puasa yang diamanahkan oleh agama Islam, terdapat sejumlah syarat yang harus dipenuhi agar puasa dianggap sah dan sesuai dengan ajaran agama. Mari kita telaah bersama syarat-syarat tersebut:
A. Syarat Wajib Puasa
- Beragama Islam
Syarat pertama yang harus dipenuhi untuk menjalankan puasa adalah beragama Islam. Ini bermakna bahwa orang yang tidak menganut agama Islam tidaklah diwajibkan untuk berpuasa. Kewajiban ini adalah eksklusif bagi umat Islam yang telah mengakui dan menerima ajaran Islam sebagai pedoman hidupnya.
- Baligh
Syarat berikutnya adalah mencapai usia baligh. Anak-anak yang belum mencapai usia baligh tidak diwajibkan untuk menjalankan puasa wajib seperti puasa Ramadan. Namun, orang tua memiliki kewajiban untuk melatih anak-anak mereka dalam melaksanakan puasa sejak mereka mencapai usia tujuh tahun.
- Berakal
Selain mencapai usia baligh, seseorang juga harus memiliki akal sehat. Hal ini bermakna bahwa hanya orang yang berakal saja yang diwajibkan untuk melaksanakan puasa. Orang yang tidak memiliki akal, seperti orang yang gila, tidak diwajibkan untuk berpuasa menurut kesepakatan ulama.
- Sehat
Orang yang sedang sakit tidak diwajibkan untuk menjalankan puasa wajib seperti Ramadan. Namun, mereka harus menggantinya di hari lain setelah mereka pulih dari sakit mereka. Ini sejalan dengan firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 185 yang mengatur penggantian puasa bagi orang yang sakit atau dalam perjalanan.
- Mampu
Syarat penting lainnya adalah kemampuan untuk berpuasa. Artinya, seseorang harus mampu secara fisik untuk melaksanakan puasa. Orang yang sudah lemah karena usia atau kondisi fisik yang tidak memungkinkan tidak diwajibkan untuk berpuasa. Mereka yang tidak mampu melaksanakan puasa diharuskan membayar fidyah sebagai pengganti, sesuai dengan firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 184.
- Tidak dalam Perjalanan
Menurut syariat Islam, seseorang tidak diwajibkan untuk berpuasa ketika sedang melakukan perjalanan. Namun, tidak semua jenis perjalanan membolehkan seseorang untuk tidak berpuasa. Ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi untuk memenuhi kondisi tersebut.
- Suci dari Haid dan Nifas
Wanita yang sedang mengalami haid atau nifas tidak diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa. Ini sesuai dengan kesepakatan ulama yang didasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah. Wanita yang sedang dalam kondisi ini diperintahkan untuk mengganti puasanya di hari-hari lain.
B. Syarat Sah Puasa
Dalam menjalankan ibadah puasa dalam agama Islam, penting bagi umat Muslim untuk memahami syarat-syarat yang harus dipenuhi agar puasa dianggap sah. Syarat-syarat ini merupakan landasan utama yang memastikan kesahihan dan keabsahan ibadah puasa. Mari kita telusuri syarat-syarat sah puasa yang telah ditetapkan oleh para ulama:
- Beragama Islam
Syarat pertama yang harus dipenuhi untuk menjalankan puasa yang sah adalah beragama Islam. Ini bermakna bahwa orang yang tidak menganut agama Islam tidaklah dianggap sah dalam menjalankan puasa. Kewajiban ini adalah hak eksklusif bagi mereka yang telah memeluk agama Islam sebagai jalan hidup mereka.
- Suci dari Haid dan Nifas
Syarat berikutnya adalah bersuci dari haid dan nifas bagi perempuan. Puasa seseorang yang sedang mengalami haid atau nifas dianggap tidak sah dan haram menurut ketentuan ulama. Oleh karena itu, wanita yang dalam kondisi ini diperintahkan untuk mengganti puasanya di hari-hari lain setelah mereka bersuci.
- Berakal
Selain bersuci dari haid dan nifas, seseorang juga harus memiliki akal sehat untuk menjalankan puasa yang sah. Orang yang tidak berakal, seperti orang yang gila, tidak dianggap sah dalam menjalankan ibadah puasa menurut ajaran Islam.
- Dilakukan pada Waktu yang Tepat
Puasa dikatakan sah apabila dilakukan pada waktu yang telah ditentukan. Ini berarti bahwa puasa yang dilaksanakan di waktu yang telah ditetapkan dalam ajaran agama Islam dianggap sah. Sebaliknya, puasa yang dilakukan di hari-hari yang diharamkan untuk berpuasa tidak dianggap sah.
Pentingnya Memahami dan Melaksanakan Puasa dengan Benar
Puasa bukan hanya sekadar menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga merupakan ibadah yang menguji ketabahan, kesabaran, dan kesadaran spiritual seseorang. Dengan memahami dan melaksanakan puasa dengan benar, seseorang dapat meraih banyak manfaat spiritual, seperti meningkatkan ketakwaan, membersihkan jiwa, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Selain itu, mematuhi syarat-syarat wajib dan sah puasa juga merupakan kewajiban agama bagi setiap Muslim. Dengan memahami dan melaksanakan puasa sesuai dengan ajaran Islam, seseorang dapat memperoleh pahala yang besar di sisi Allah SWT dan memperkuat ikatan spiritualnya dengan-Nya.
Puasa merupakan salah satu ibadah yang paling utama dalam agama Islam. Dengan memahami dan melaksanakan puasa sesuai dengan syarat-syarat wajib dan sah, seseorang dapat meraih banyak manfaat spiritual dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk memahami arti dan hikmah di balik ibadah puasa, serta melaksanakannya dengan penuh kesadaran dan ketakwaan. Dengan demikian, setiap saat dalam bulan Ramadan akan menjadi kesempatan untuk mendapatkan keberkahan dan pahala yang besar dari-Nya. Selamat menjalankan ibadah puasa dengan penuh keikhlasan dan ketulusan!