anemia

Anemia atau sering disebut kurang darah, merupakan penyakit di mana seseorang kekurangan sel darah merah. Anemia bisa terjadi pada siapa saja loh, bahkan anak-anak. Berdasarkan EKF Diagnostics, sekitar 25% populasi di dunia atau 1,6 milar dari populasi dunia menderita anemia.

Ciri-ciri anemia yang paling kentara, yaitu tubuh akan merasa lemas, di mana seharusnya sel darah merah membawa oksigen serta mendistribusikannya ke seluruh tubuh. Namun, dengan minimnya jumlah sel darah merah dalam tubuh, oksigen tidak bisa dibawa sehingga membuat sel dan organ tidak bekerja dengan maksimal.

Nah, itu kenapa penting banget untuk Teman SUPERjuangan mengenal apa itu anemia. Yuk, kupas tuntas dari pengertian anemia sampai cara mencegah anemia bersama Supermin dalam artikel berikut ini!

Anemia

Apa itu Anemia?

Apa itu Anemia? Nggak sedikit yang mengira pengertian anemia sama dengan darah rendah, padahal keduanya berbeda. Pengertian anemia adalah kondisi tubuh yang terjadi saat jumlah sel darah merah kurang dari jumlah normal.

Bukan hanya itu, kebanyakan penderitanya tidak menyadari, bahkan menyepelekan ciri-ciri anemia sebagai kelelahan biasa karena padatnya aktivitas atau pekerjaan biasa saja. Hal ini membuat penderita anemia dari semua kalangan, mulai anak-anak, remaja, hingga lansia. Waduh!

Pengertian anemia juga bisa berarti sel darah merah tidak berfungsi. Sel darah merah bertanggung jawab untuk membawa oksigen dan mendistribusikannya ke seluruh tubuh. Namun, dengan minimnya jumlah sel darah merah, oksigen tidak bisa dibawa ke seluruh tubuh.

Pengertian anemia tersebut tidak sama dengan pengertian darah rendah, di mana darah rendah berarti tekanan darah berada di bawah batas normal. Atau, dalam istilah medis disebut sebagai hipotensi.

Penyebab Anemia

Apa Saja Penyebab Anemia

Penyebab anemia sebenarnya sangat beragam, namun pada dasarnya adalah tubuh yang kekurangan sel darah merah sehat sehingga tubuh tidak mendapatkan oksigen yang cukup. Alhasil, organ tubuh kita pun tidak dapat berfungsi dengan maksimal.

Penyebab anemia bukan hanya menurunnya produksi sel darah merah itu sendiri. Terdapat pula kemungkinan sel darah merah hancur terlalu cepat menyebabkan jumlahnya berkurang. Selain itu, kehilangan darah secara berlebihan (pendarahan) pun menjadi penyebab anemia.

Namun, penyebab anemia tersebut juga bisa terjadi karena beberapa kondisi medis yang sedang dialami sehingga menjadi beberapa jenis penyakit anemia. Ternyata, defisiensi zat besi yang paling banyak ditemukan kasusnya loh. Yuk, kita bahas satu per satu!

  • Kekurangan zat besi

Zat besi berperan penting dalam pembentukan hemoglobin. Bahkan sejak bayi, tubuh kita sangat membutuhkan asupan zat besi. Maka kebalikannya, saat kekurangan zat besi, tubuh tidak bisa memproduksi hemoglobin yang mengakibatkan kekurangan sel darah merah sehat.

Nggak sampai di situ aja, kekurangan zat besi bisa mengganggu aliran oksigen pada tubuh. Sayangnya, marak kasus penyebab anemia satu ini pada anak-anak. Yup, salah satu alasannya, jarang mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi sejak masih kanak-kanak.

  • Masa kehamilan

Tahukah kamu, pada tahun 2019 sebanyak 48,9 persen ibu yang sedang mengandung mengidap anemia. Betul banget, hampir separuh total ibu hamil di Indonesia. Tapi, kamu juga harus tahu, ibu hamil memiliki nilai hemoglobin yang lebih rendah pada umumnya.

Meski begitu, hemoglobin tetap penting saat masa kehamilan sehingga ibu hamil membutuhkan lebih banyak zat untuk membentuk hemoglobin tersebut. Mulai dari zat besi, vitamin B12, dan asam folat. Jika salah satu dari zat tersebut hilang, bisa menjadi penyebab anemia yang membahayakan bagi ibu dan janin.

  • Hemoragi

Hemoragi adalah kondisi kehilangan darah yang banyak atau pendarahan berat, baik seketika maupun dalam waktu yang lama. Ada beberapa kondisi yang bisa membuat hemoragi terjadi, seperti cedera, gangguan menstruasi, peradangan lambung, dan thalasemia.

Namun, anemia satu ini juga bisa menjadi pertanda gejala penyakit loh. Misalnya, cacingan yang disebabkan oleh infeksi ataupun wasir. Selain itu, beberapa obat ternyata memiliki efek samping serta ketidakcocokan terhadap suatu obat yang sedang dikonsumsi.

  • Penyakit kronis

Penyebab anemia sebelumnya terkait kondisi medis yang cenderung ringan. Lain hal dengan penyakit kronis yang berdampak pada proses pembentukan sel darah merah. Beberapa penyakit kronis ini menjadi penyebab anemia, antara lain kanker, rheumatoid arthritis, HIV/AIDS, penyakit Crohn, dan penyakit ginjal.

  • Thalasemia

Penyebab anemia terakhir ini merupakan kelainan darah sehingga tubuh tidak memiliki kadar hemoglobin yang cukup. Biasanya, thalasemia diturunkan secara genetik. Alhasil kebanyakan penderitanya mulai usia anak-anak pada dua tahun pertama kehidupan, meskipun termasuk ringan dan sering hilang dengan sendirinya saat memasuki usia dewasa.

Gejala Anemia

Gejala Anemia

Gejala anemia bisa dibilang mirip dengan masalah kesehatan umum lainnya. Hal itu membuat pengidapnya menganggap enteng gejala anemia, di mana yang paling sering dikeluhkan tubuh menjadi sangat mudah lelah. Namun dalam jangka panjang, anemia bisa menimbulkan gejala yang lebih berat loh.

Nah itu mengapa, kita harus mengenal gejala anemia sedari awal, bahkan dari yang paling umum berikut:

Gejala anemia yang berkembang lebih parah, akan menunjukkan ciri-ciri anemia seperti berikut:

  • Kuku rapuh
  • Lidah terasa sakit
  • Sembelit (konstipasi)
  • Jantung berdebar
  • Mengalami sesak napas
  • Merasa pusing saat berdiri
  • Timbul warna biru hingga putih pada mata
  • Terjadi kondisi bernama Pica saat timbul keinginan untuk memakan es batu, tanah, atau hal lainnya yang bukan makanan.

Tapi, selain ciri-ciri anemia yang umum di atas, terdapat gejala anemia yang spesifik berdasarkan jenis anemianya. Mari lihat ciri-ciri anemia tersebut berikut:

  • Anemia aplastik: Gejala anemia yang timbul akibat anemia aplastik adalah demam, sering mengalami infeksi, dan timbul ruam kulit.
  • Anemia hemolitik: Gejala anemia satu ini terjadi perubahan pada warna urine yang menjadi lebih gelap, menderita penyakit kuning, demam, dan sakit perut.
  • Anemia sel sabit: Ciri-ciri anemia sel sabit adalah terjadinya pembengkakan di kaki dan tangan, penyakit kuning, serta gampang lelah.
  • Anemia defisiensi asam folat: Ciri-ciri anemia defisiensi adalah iritabilitas, diare, dan timbul rasa tidak nyaman di lidah.

Sering Masuk Angin? Ini 13 Cara Mengatasinya!

Komplikasi Anemia

Gejala anemia dapat berisiko terjadinya komplikasi kesehatan serius jika dibiarkan tanpa penanganan. Risiko tersebut dapat merusak organ, seperti otak dan jantung. Maka, kamu juga harus tahu beberapa komplikasi anemia lainnya yang dapat terjadi di bawah ini.

  • Beraktivitas menjadi lebih sulit karena tubuh gampang lelah.
  • Rentan terkena infeksi.
  • Mengganggu kesehatan paru-paru.
  • Mengalami gangguan pertumbuhan pada anak-anak.
  • Menderita sakit jantung seperti aritmia atau gagal jantung.
  • Bahkan komplikasi kehamilan, seperti bayi terlahir prematur atau dengan berat badan yang rendah.
asuransi digital

Diagnosis Anemia

Saat sudah terlihat ciri-ciri anemia di atas, segera cari bantuan dokter ya, Teman SUPERjuangan. Untuk diagnosis anemia, dokter akan melakukan tes darah untuk mengukur kadar zat besi, hematokrit, vitamin B12, dan asam folat. Tes tersebut dilakukan untuk mengetahui penyebab anemia. Dokter juga akan memeriksa fungsi ginjal pasien.

Namun, pemeriksaan lainnya juga bisa dilakukan untuk mendiagnosis anemia di bawah ini.

  • Endoskopi untuk mengecek jika terjadi pendarahan di lambung atau usus.
  • Jika anemia disebabkan oleh menstruasi maka pemeriksaan USG akan dilakukan untuk mengetahui penyebab gangguan menstruasi.
  • Melakukan aspirasi sumsum tulang untuk mengetahui kondisi isi sumsum tulang dan mengecek kadar, bentuk, tingkat kematangan sel darah.
  • Memeriksa sampel air ketuban saat kehamilan untuk mengecek kemungkinan janin menderita kelainan genetik yang bisa menyebabkan anemia.

Cara Mengatasi Anemia

Pengobatan Anemia

Jika anemia tidak segera diobati, apa yang akan terjadi? Yup, seperti yang sudah dijelaskan di atas, anemia dapat mengganggu kerja berbagai organ vital. Terus gimana cara mengatasi anemia, apakah melakukan transfusi darah? Eits, ternyata cara mengatasi anemia nggak selalu harus transfusi darah kok.

Langkah pertama cara mengatasi anemia adalah dengan mengenali penyebabnya. Karena defisiensi zat besi, kehamilan, pendarahan, penyakit kronis, atau justru thalasemia. Dengan begitu, pengobatan serta perawatan anemia yang dilakukan tepat sesuai penyebabnya. Yuk, simak cara mengatasi anemia di bawah ini!

  • Makanan tinggi zat besi, vitamin B12, dan asam folat

Selain sebagai cara mengatasi anemia, mengonsumsi makanan tinggi zat besi, vitamin B12, dan asam folat digunakan untuk perawatan anemia. Ketiga kandungan tersebut memang sudah dikenal bisa membantu  jumlah sel-sel darah merah dalam tubuh kita.

Tapi, makanan untuk anemia nggak cuma diperuntukkan sebagai perawatan anemia aja, kita yang bukan penderitanya juga dianjurkan mengonsumsi makanan yang kaya akan zat besi, vitamin B12, dan asam folat tersebut. Nah, ada apa aja sih?

Yuk, intip dan mulai konsumsi makanan untuk anemia, antara lain daging merah, makanan laut, kuning telur, kacang-kacangan, dan gandum yang penuh zat besi. Untuk vitamin B12 dan asam folat, terdapat ikan, ati ayam, kerang, sayuran hijau, susu, keju, hingga suplemen.

  • Obat-obatan

Teman SUPERjuangan tenang aja, nggak sepenuhnya cara mengatasi anemia dengan transfusi darah, transplantasi sumsum tulang belakang, apalagi operasi. Gejala anemia yang tergolong ringan, perawatan anemia, atau memiliki riwayat penyakit lain, masih bisa diatasi dengan obat-obatan.

Nah, biasanya dokter akan menganjurkan obat-obatan berikut untuk cara mengatasi anemia dan perawatan anemia saat kambuh.

  1. Erythropoietin, obat yang membantu produksi sel-sel darah merah pada sumsum tulang belakang.
  2. Sargramostim, filgrastim, atau pegfilgrastim, juga obat yang dapat merangsang sumsum tulang belakang memproduksi sel-sel darah merah baru.
  3. Imunosupresan, obat untuk pasien anemia aplastik yang tidak dapat menjalani transplantasi sumsum tulang belakang.
  • Transfusi darah

Cara mengatasi anemia satu ini sudah tidak asing, yaitu melakukan transfusi darah. Penderita anemia akan mendapat donor darah dari orang lain atas persetujuan dokter. Maka, transfusi darah membantu meningkatkan jumlah sel darah merah dalam tubuh penderita anemia.

Namun, cara mengatasi anemia dengan transfusi darah tidak bisa dilakukan sembarangan untuk semua jenis penyakit anemia. Transfusi darah dilakukan hanya ketika sangat diperlukan, seperti akibat pendarahan, anemia aplastik, ataupun anemia akibat penyakit kronis.

  • Transplantasi sumsum tulang belakang

Hampir sama dengan cara mengatasi anemia sebelumnya, transplantasi sumsum tulang belakang hanya dilakukan untuk anemia aplastik dalam kondisi parah. Bahkan, hanya boleh pada penderita anemia yang usianya masih muda.

Meski begitu, cara mengatasi anemia ini terbilang efektif loh, dengan prosedur memasukkan sel induk dari donor ke dalam aliran darah. Setelah berhasil, sel induk akan membuat sel darah merah baru di sumsum tulang belakang.

  • Operasi

Operasi juga bisa menjadi salah satu pilihan sebagai cara mengatasi anemia. Terutama dalam kasus anemia yang disebabkan oleh pendarahan hebat. Guna menghentikan pendarahan tersebut, diperlukan tindakan operasi. Tapi perlu diingat, operasi hanya bisa dilakukan oleh dokter ahlinya, ya.

Cara Mencegah Anemia

Cara Mencegah Anemia

Dengan mengetahui risiko anemia yang besar, Teman SUPERjuangan pasti ingin taunya cara mencegah anemia tersebut dari sekarang. Betul banget, sebaik-baiknya perawatan anemia, lebih baik pencegahan anemia. Nah, jangan tunda lagi, yuk ikuti cara mencegah anemia di bawah ini bersama Supermin!

  • Meningkatkan konsumsi makanan sumber zat besi

Zat besi dibutuhkan untuk memproduksi hemoglobin, karena itu penting untuk meningkatkan zat besi. Beberapa makanan yang kaya zat besi dan asam folat adalah daging, sereal, telur, kacang-kacangan, roti, buah beet, atau sayuran dengan daun hijau gelap.

  • Meningkatkan konsumsi makanan sumber vitamin B12

Jika tubuh kekurangan vitamin B12, sel darah merah yang diproduksi tidak bisa berfungsi dengan baik dan menyebabkan anemia. Tingkatkan konsumsi makanan yang menjadi sumber vitamin B12 seperti susu dan produk susu lainnya atau kacang kedelai dan produk dengan bahan dasar kacang kedelai.

  • Memastikan kebutuhan vitamin C terpenuhi

Vitamin C bisa membantu penyerapan zat besi berjalan maksimal, karena itu penting untuk mengonsumsi buah-buahan tinggi vitamin C seperti jeruk, apel, melon, tomat, dan stroberi. Pastikan kebutuhan tubuh kita akan vitamin C sudah terpenuhi, ya.

  • Istirahat yang cukup

Tahukah kamu kaitannya istirahat yang cukup sebagai salah satu cara mencegah anemia? Istirahat yang cukup mampu meningkatkan metabolisme tubuh. Dengan tercukupinya waktu istirahat kamu, penyerapan nutrisi dan mineral dalam tubuh pun berjalan optimal.

  • Mengurangi kafein

Minuman berkafein, termasuk teh ternyata bisa mengurangi penyerapan zat besi dalam tubuh loh. Apalagi setelah makan. Sebaiknya kurangi kebiasaan minum teh setelah makan, dikarenakan kandungan polifenol dalam teh akan menghambat penyerapan zat besi dari makanan yang kamu konsumsi.

Teman SUPERjuangan, itu dia pembahasan mengenai anemia, penyakit yang tidak bisa dibiarkan. Pastikan untuk selalu menjaga tubuh dengan asupan nutrisi. Nah, sekarang kamu bisa lengkapi juga dengan asuransi kesehatan dari Super You by Sequis Online yang untuk memberikan proteksi kesehatan menyeluruh mulai dari Rp135.000 aja per bulan loh! 

Artikel Terkait