Apa Itu Mycoplasma Pneumoniae

Belakangan ini masyarakat Indonesia sedang digegerkan oleh salah satu bakteri yang kerap disebut sebagai mycoplasma pneumoniae. Ini adalah salah satu bakteri penyebab terjadinya radang paru-paru atau pneumonia. Meski umumnya menimbulkan gejala infeksi yang ringan, Mycoplasma pneumoniae juga bisa memicu terjadinya pneumonia berat.

Nama lain dari bakteri ini adalah walking pneumonia. Istilah ini muncul karena adanya penyakit umum yang menimbulkan gejala ringan dan memerlukan wawktu yang cukup lama untuk menyebar. Selain itu, tidak semua orang yang tertular bakteri ini akan mengalami gejala yang sama.

Table of Contents

Gejala umum Mycoplasma pneumonia ini adalah flu dan batuk pada penderitanya. Pada orang dewasa, gejala penyakit ini biasanya tidak begitu berat sehingga para penderitanya masih mampu beraktivitas. Tapi, gejala ini bisa juga berlangsung lama sehingga cukup mengganggu.

Sebaliknya, jika ini terjadi pada anak-anak, Mycoplasma pneumonia berisiko lebih besar untuk menimbulkan gejala yang cukup berat. Perlu sama-sama kita ketahui bahwa kasus Mycoplasma pneumoniae ini bukanlah jenis bakteri yang baru.

Bakteri ini merupakan bentuk kuman yang paling sering menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan, terutama sebelum terjadinya Covid-19. Jadi, sebenarnya ini adalah sebuah bakteri yang tidak perlu kita takuti dan harus kita hadapi bersama.

Apa Itu Bakteri Mycoplasma Pneumonia

Mycoplasma pneumoniae adalah sebuah bakteri yang bisa menyebabkan infeksi pada sistem pernapasan manusia. Infeksi ini disebut juga sebagai pneumonia atipikal atau walking pneumonia karena gejalanya biasanya lebih ringan dari pada pneumonia biasa.

Jadi, seperti sudah kami jelaskan di atas bahwa ini bukanlah bakteri yang menyebabkan sakit parah tetapi harus kita waspadai bersama.

Penyebab Mycoplasma Pneumoniae

Penyebab Mycoplasma Pneumoniae
sumber : https://www.freepik.com/

Penyebab infeksi pernapasan dari bakteri ini adalah menyebar dari percikan air liur atau droplets di udara ketika penderitanya batuk atau bersin. Seseorang yang terkena infeksi Mycoplasma pneumoniae ini tidak sengaja menghirup droplets tersebut.

Bakteri ini biasanya akan menimbulkan gejala sekitar 1-4 minggu setelah menginfeksi tubuh manusia. Karena penularannya melalui droplets di udara, infeksi mycoplasma pneumoniae lebh mudah menular di tempat yang ramai, seperti:

  • Sekolah atau kampus
  • Pesantren atau asrama tempat berkumpul
  • Rumah sakit atau fasilitas kesehatan lain
  • Tempat perawatan, misalnya saja di panti jompo atau tempat perampungan.

Faktor Risiko dari Bakteri Mycoplasma Pneumoniae

Bakteri baru Mycoplasma pneumoniae ini dinilai bisa menginfeksi siapa saja, tetapi lebih sering menyerang orang yang rentan. Biasanya klasifikasi orang rentan ini adalah:

  • Berusia antara 5 tahun sampai dengan 40 tahun
  • Perokok
  • Menderita penyakit kronis pada saluran pernapasan, seperti asma, kanker, atau PPOK
  • Mengonsumsi obat penekan sistem kekebalan tubuh dalam jangka yang cukup panjang, misalnya saja karena penyakit autoimun atau menerima transplantasi organ
  • Tinggal dalam area yang padat dan terbatas, seperti barak miiter atau penjara.

Baca Juga : Apa Itu Leukosit? Dan Berapa Kadar Normalnya di Dalam Tubuh Manusia?

Gejala Mycoplasma pneumoniae

Kasus Mycoplasma Pneumoniae di Jakarta masuk ke dalam kategori ringan, hal ini berbeda dengan gejala pneumonia pada umumnya. Meski demikian, gejalanya bisa saja berlangsung dalam hitungan mingguan atau bulan.

Mycoplasma pneumoniae bisa menyebabkan infeksi di saluran pernapasan atas atau saluran pernapasan bawah dengan gejala yang berupa:

  • Sakit tenggorokan
  • Lelah atau lemas
  • Demam ringan
  • Batuk-batuk, dimulai dari batuk yang kering dan berkembang menjadi batuk berdahak kuning kehijauan
  • Nyeri pada dada karena batuk yang cukup sulit berhenti
  • Sakit kepala berkepanjangan.

Sementara itu, infeksi Mycoplasma pneumoniae pada anak di bawah 5 tahun, penyakit infeksi Mycoplasma pneumoniae bisa menyebabkan beberapa gejala seperti:

  • Pilek atau hidung tersumbat
  • Mata berair
  • Sakit tenggorokan
  • Bersin-bersin
  • Mengi atau biasa yang kita sebut sebagai bengek
  • Muntah-muntah
  • Diare.

Diagnosis Pada Mycoplasma Pneumoniae

Biasanya hal pertama yang akan dilakukan adalah dokter akan menanyakan pasien tentang gejalanya dan berapa lama gejala tersebut berlangsung. Selanjutnya, dokter akan menggunakan stetoskop untuk mengetahui apakah terdapat suara abnormal pada paru pasien, seperti suara napas atau dengkuran (stridor).

Jika dicurigai adanya infeksi saluran pernapasan atau paru-paru, termasuk infeksi Mycoplasma pneumoniae, dokter mungkin juga akan melakukan pemeriksaan tambahan untuk mengetahui penyebabnya. Bentuk pengelolaannya adalah:

  • Tes darah, untuk mendeteksi tanda-tanda penyakit dan menyarankan penyebabnya
  • Foto rontgen dada, untuk melihat penampakan paru-paru berwarna putih atau bercak putih pada paru-paru
  • Tes hidung dan tenggorokan atau tes air liur (tes dahak), untuk mengidentifikasi bakteri penyebab infeksi.
  • Periksa bagian dada, untuk melihat kondisi paru-paru dengan baik.

Pengobatan Bakteri Mycoplasma Pneumoniae

Pengobatan yang dilakukan terhadap penyakit ini akan bergantung kepada tingkat keparahannya. Jika gejalanya cukup ringan, maka hal yang perlu dilakukan adalah perawatan yang sederhana, seperti:

  • Disarankan untuk banyak mengonsumsi air putih untuk mengencerkan dahak di  tenggorokan penderita agar mudah dikeluarkan.
  • Konsumsi obat Pereda demam dan nyeri, seperti paracetamol atau OAINS untuk mengatasi demam, sakit kepala, dan rasa tidak enak di badan. Namun, jangan memberikan aspirin kepada anak karena obat ini bisa menyebabkan sindrom Reye
  • Disarankan untuk meminum obat pengencer dahak
  • Hindari polusi udara akut
  • Lakukan konsultasi dengan dokter, baik secara langsung maupun melalui chat yang sekarang sering dilakukan masyarakat
  • Pastikan kamu untuk istirahat dan tidur yang cukup.

Secara umum, infeksi Mycoplasma pneumoniae dapat diobati sendiri dengan perawatan mandiri di rumah. Namun jika gejalanya parah, korban harus mencari pertolongan medis. Karena penyakit ini disebabkan oleh bakteri, dokter akan meresepkan antibiotik.

Tergantung pada kondisi dan usia pasien, jenis antibiotik yang diberikan dapat berupa:

  • Makrolida, seperti azitromisin dan klaritromisin, untuk anak-anak dan orang dewasa
  • Tetrasiklin, seperti doksisiklin dan minosiklin, untuk anak di atas 8 tahun dan orang dewasa.
  • Fluoroquinolones, seperti levofloxacin dan moxifloxacin, ditujukan untuk pasien lanjut usia.

Jika pemantauan ketat dilakukan, pemberian oksigen atau infus antibiotik diperlukan, dokter akan menyarankan pasien untuk pergi ke rumah sakit.

Baca Juga : Penyakit Difteri: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Pencegahan Untuk Mycoplasma pneumoniae

Seperti sudah kami sebutkan di atas, bakteri Mycoplasma pneumoniae sering kali menular melalui droplet saat seseorang batuk atau bersin. Oleh karena itu, cara pencegahan penyakit ini adalah melalui upaya sebagai berikut:

  • Jangan menyentuh wajah sebelum mencuci tangan. Cuci tangan kamu dengan sabun dan air setidaknya selama 20 detik, atau gunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol jika sabun dan air tidak tersedia
  • Hindari kontak dengan atau berada di sekitar orang sakit, terutama yang memiliki gejala flu
  • Jaga daya tahan tubuh dengan mengonsumsi makanan bergizi dan tidur yang cukup
  • Cuci mainan atau barang yang biasa digunakan anak.

Demikian lah penjelasan kami tentang Mycoplasma pneumoniae yang akhir-akhir ini sedang ramai diperbincangkan. Sekarang juga kamu sudah bisa mendaftarkan diri di asuransi kesehatan terbaik yang pernah ada di Super Easy Health by Super You.

Hanya dengan Rp4.500 saja per hari, kamu sudah bisa mendapatkan asuransi kesehatan terbaik yang pernah ada. Jadi, tunggu apa lagi daftarkan diri kamu sekarang juga ya.

Artikel Terkait