Apa itu Tiroid: Gejala, Penyebab dan Cara Mengobati
By Herlambang Satriadi, 8 May 2024
Tiroid adalah kelenjar endokrin yang terletak di leher bagian depan, tepat di bawah jakun. Meskipun ukurannya kecil, kelenjar ini memiliki peran yang sangat penting dalam mengatur berbagai fungsi tubuh. Fungsi utama tiroid adalah mengatur metabolisme tubuh. Hormon tiroid, yang disebut tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3), berperan dalam mengatur tingkat energi yang digunakan oleh tubuh.
Selain itu, tiroid juga mempengaruhi fungsi sistem saraf, jantung, otot, dan organ-organ lainnya. Gangguan pada kelenjar tiroid dapat menyebabkan berbagai kondisi seperti hipotiroidisme (produksi hormon tiroid yang kurang), hipertiroidisme (produksi hormon tiroid yang berlebihan), gondok (pembesaran kelenjar tiroid), dan bahkan kanker tiroid. Untuk menilai fungsi tiroid, dokter dapat melakukan pemeriksaan darah untuk mengukur tingkat hormon tiroid dan melakukan pemeriksaan fisik untuk memeriksa pembesaran atau benjolan pada kelenjar tiroid.
Table of Contents
Struktur Anatomi Tiroid
- Lokasi dan Ukuran: Tiroid terletak di bagian depan leher, tepat di bawah jakun atau tulang rawan laring. Kelenjar ini memiliki bentuk seperti kupu-kupu atau huruf “H”. Meskipun ukurannya kecil, tiroid memainkan peran yang sangat penting dalam mengatur metabolisme tubuh.
- Lobus Kiri dan Kanan: Tiroid terdiri dari dua lobus, yaitu lobus kiri dan kanan, yang terpisah oleh sebuah struktur yang disebut isthmus.
- Kelenjar Endokrin: Tiroid adalah kelenjar endokrin, yang berarti bahwa ia menghasilkan hormon dan mengeluarkannya ke dalam aliran darah, bukan mengeluarkan sekresi ke permukaan tubuh atau organ.
Fungsi Utama Tiroid
Tiroid, sebuah kelenjar kecil yang terletak di bagian depan leher, memiliki peran penting dalam mengatur berbagai fungsi tubuh. Kelenjar ini memproduksi hormon-hormon yang berperan dalam mengendalikan metabolisme, pertumbuhan, dan perkembangan. Berikut ini adalah beberapa fungsi utama tiroid:
- Produksi Hormon: Tiroid menghasilkan dua hormon utama, yaitu tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3). Hormon-hormon ini penting untuk mengatur tingkat metabolisme tubuh, termasuk bagaimana tubuh menggunakan energi dan mengendalikan suhu tubuh.
- Regulasi Metabolisme: Hormon tiroid memainkan peran kunci dalam mengatur metabolisme tubuh. Mereka meningkatkan laju metabolisme basal, yang merupakan jumlah energi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam keadaan istirahat. Hal ini berarti bahwa hormon tiroid membantu tubuh menghasilkan energi dari makanan yang dikonsumsi.
- Pertumbuhan dan Perkembangan: Hormon tiroid juga penting untuk pertumbuhan dan perkembangan normal, terutama pada masa perkembangan janin dan bayi. Mereka membantu dalam pembentukan otak dan sistem saraf, serta dalam pertumbuhan tulang dan otot.
- Pengaturan Detoksifikasi: Tiroid mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mengeluarkan dan mendetoksifikasi senyawa beracun. Hormon tiroid membantu mengatur fungsi hati dan ginjal, yang merupakan organ-organ utama dalam proses detoksifikasi.
- Pengaturan Sistem Saraf: Hormon tiroid memengaruhi sistem saraf, termasuk mood, konsentrasi, dan respons terhadap stres. Ketidakseimbangan hormon tiroid dapat menyebabkan gangguan mood dan kecemasan.
- Pengaturan Siklus Menstruasi: Hormon tiroid berperan dalam mengatur siklus menstruasi pada wanita. Ketidakseimbangan hormon tiroid dapat menyebabkan gangguan menstruasi, seperti siklus tidak teratur atau menstruasi yang berat.
- Pengaturan Suhu Tubuh: Hormon tiroid membantu dalam mengatur suhu tubuh. Mereka meningkatkan aktivitas metabolisme tubuh saat suhu lingkungan turun, sehingga membantu menjaga suhu tubuh tetap stabil.
- Pengaturan Berat Badan: Hormon tiroid memengaruhi berat badan dengan mengatur metabolisme tubuh. Ketidakseimbangan hormon tiroid dapat menyebabkan peningkatan atau penurunan berat badan yang tidak diinginkan.
Fungsi-fungsi ini menunjukkan betapa pentingnya kelenjar tiroid dalam menjaga kesehatan dan fungsi tubuh secara keseluruhan. Gangguan dalam kinerja tiroid dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti hipotiroidisme, hipertiroidisme, atau gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Oleh karena itu, menjaga kesehatan tiroid sangatlah penting untuk menjaga keseimbangan hormon dan fungsi tubuh yang optimal.
Jenis dan Penyebab Penyakit Tiroid
Penyakit tiroid merupakan kondisi medis yang terjadi ketika kelenjar tiroid mengalami gangguan dalam produksi hormon. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang mempengaruhi metabolisme, pertumbuhan, dan perkembangan tubuh. Berikut adalah beberapa jenis penyakit tiroid dan penyebabnya:
1. Hipertiroidisme
Hipertiroidisme terjadi ketika kelenjar tiroid menghasilkan terlalu banyak hormon tiroid. Penyebab umum hipertiroidisme meliputi:
- Graves’ disease: Ini adalah penyebab paling umum hipertiroidisme di mana sistem kekebalan tubuh menghasilkan antibodi yang merangsang kelenjar tiroid untuk menghasilkan terlalu banyak hormon.
- Nodul tiroid: Nodul atau tumor pada kelenjar tiroid dapat menyebabkan pelepasan hormon tiroid yang berlebihan.
- Tiroiditis subakut: Peradangan akut pada kelenjar tiroid dapat menyebabkan pelepasan hormon tiroid yang berlebihan.
2. Hipotiroidisme
Hipotiroidisme terjadi ketika kelenjar tiroid menghasilkan terlalu sedikit hormon tiroid, terutama tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3). Penyebab umum hipotiroidisme meliputi:
- Autoimun: Gangguan autoimun seperti tiroiditis Hashimoto adalah penyebab paling umum hipotiroidisme di mana sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar tiroid.
- Pengobatan: Pengobatan untuk hipertiroidisme atau pembedahan tiroid dapat menyebabkan hipotiroidisme sebagai efek samping.
- Kekurangan yodium: Kekurangan yodium dalam diet dapat mengganggu produksi hormon tiroid.
3. Penyakit Gondok
Penyakit gondok adalah pembengkakan kelenjar tiroid yang dapat disebabkan oleh:
- Kekurangan yodium: Kekurangan yodium dalam diet adalah penyebab utama penyakit gondok di daerah-daerah yang miskin yodium.
- Autoimun: Penyakit Hashimoto juga dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar tiroid.
4. Nodul Tiroid
Nodul tiroid adalah pertumbuhan abnormal jaringan pada kelenjar tiroid. Penyebabnya dapat meliputi:
- Keturunan: Riwayat keluarga dengan nodul tiroid dapat meningkatkan risiko seseorang mengembangkan kondisi ini.
- Kekurangan yodium: Kekurangan yodium dalam diet juga dapat menjadi faktor risiko untuk pembentukan nodul tiroid.
- Radiasi: Paparan radiasi pada leher, terutama selama masa kanak-kanak, dapat meningkatkan risiko nodul tiroid.
5. Kanker Tiroid
Kanker tiroid biasanya terjadi akibat pertumbuhan sel-sel kelenjar tiroid yang tidak terkendali. Penyebabnya mungkin meliputi:
- Radiasi: Paparan radiasi pada leher dalam jumlah besar dapat meningkatkan risiko kanker tiroid.
- Faktor genetik: Riwayat keluarga dengan kanker tiroid dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kondisi ini.
Mengetahui jenis dan penyebab penyakit tiroid penting untuk diagnosis dan pengelolaan yang tepat. Jika Kamu mengalami gejala penyakit tiroid atau memiliki faktor risiko, konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut dan perawatan yang sesuai.
Mengenal Tanda-tanda Gangguan Tiroid
Tiroid adalah kelenjar kecil berbentuk kupu-kupu yang terletak di bagian depan leher. Kelenjar ini menghasilkan hormon tiroid yang berperan penting dalam mengatur metabolisme tubuh, detak jantung, tekanan darah, suhu tubuh, dan banyak fungsi lainnya.
Ketika terjadi gangguan pada kelenjar tiroid, baik kelebihan (hipertiroidisme) maupun kekurangan (hipotiroidisme) hormon tiroid, dapat menimbulkan berbagai gejala yang mengganggu kesehatan.
1. Gejala Hipertiroidisme (Kelebihan Hormon Tiroid)
- Penurunan berat badan yang tidak terduga: Meskipun tidak sedang diet, Kamu mengalami penurunan berat badan yang signifikan.
- Kelelahan: Kamu mudah merasa lelah, bahkan setelah beristirahat cukup.
- Jantung berdebar kencang: Denyut jantung Kamu lebih cepat dari biasanya, bahkan saat istirahat.
- Gelisah: Kamu merasa gelisah, mudah cemas, dan sulit berkonsentrasi.
- Tremor: Kamu mengalami getaran pada tangan atau jari.
- Penurunan kualitas tidur: Kamu sulit tidur atau sering terbangun di malam hari.
- Intoleransi panas: Kamu mudah merasa panas dan berkeringat, bahkan di cuaca dingin.
- Diare: Kamu mengalami diare yang lebih sering dari biasanya.
- Perubahan nafsu makan: Kamu mungkin mengalami nafsu makan yang meningkat atau menurun.
- Rambut rontok: Kamu mengalami kerontokan rambut yang lebih banyak dari biasanya.
- Perubahan menstruasi: Bagi wanita, siklus menstruasi menjadi tidak teratur atau lebih berat.
- Penonjolan mata (exophthalmos): Pada beberapa kasus, terjadi penonjolan mata ke depan.
2. Gejala Hipotiroidisme (Kekurangan Hormon Tiroid)
- Penambahan berat badan: Kamu mengalami penambahan berat badan yang tidak terduga meskipun tidak makan berlebihan.
- Kulit kering: Kulit Kamu terasa kering, kasar, dan bersisik.
- Rambut rontok: Kamu mengalami kerontokan rambut yang lebih banyak dari biasanya.
- Sembelit: Kamu mengalami sembelit yang lebih sering dari biasanya.
- Nyeri otot dan sendi: Kamu mengalami nyeri otot dan sendi yang sering.
- Perubahan mood: Kamu mudah merasa depresi, sedih, atau cemas.
- Intoleransi dingin: Kamu mudah merasa kedinginan, bahkan di cuaca hangat.
- Perubahan menstruasi: Bagi wanita, siklus menstruasi menjadi tidak teratur atau lebih berat.
- Bradikardia (denyut jantung lambat): Denyut jantung Kamu lebih lambat dari biasanya.
- Membengkak pada wajah, tangan, dan kaki: Terjadi pembengkakan pada wajah, tangan, dan kaki.
Pemeriksaan fisik dan tes darah dapat membantu dokter untuk mendiagnosis penyakit tiroid. Pengobatan untuk penyakit tiroid bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat keparahannya. Pada umumnya, pengobatan untuk hipertiroidisme bertujuan untuk menurunkan kadar hormon tiroid, sedangkan pengobatan untuk hipertiroidisme bertujuan untuk meningkatkan kadar hormon tiroid.
Dengan diagnosis dan pengobatan yang tepat, penyakit tiroid dapat dikontrol dengan baik dan penderitanya dapat hidup dengan normal.
Mendiagnosis Penyakit Tiroid Dalam Tubuh
Diagnosis penyakit tiroid memerlukan langkah-langkah yang cermat untuk memastikan akar permasalahan dan jenis gangguan yang dialami pasien. Berikut beberapa langkah yang umumnya dilakukan:
1. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik:
Dokter akan melakukan tanya jawab (anamnesis) untuk menggali informasi mengenai riwayat kesehatan pasien, termasuk:
- Gejala-gejala yang dialami: Dokter akan menanyakan secara detail tentang gejala yang dirasakan pasien, seperti kelelahan, penurunan/penambahan berat badan, perubahan nafsu makan, rambut rontok, intoleransi panas/dingin, perubahan menstruasi, dan lain sebagainya.
- Riwayat penyakit: Dokter akan menanyakan tentang penyakit yang pernah dialami pasien, termasuk penyakit tiroid sebelumnya, penyakit autoimun, dan riwayat keluarga dengan penyakit tiroid.
- Riwayat obat-obatan: Dokter akan menanyakan tentang obat-obatan yang sedang dikonsumsi pasien, karena beberapa obat dapat memengaruhi fungsi tiroid.
Pemeriksaan fisik kemudian dilakukan untuk mencari tanda-tanda klinis yang mungkin menunjukkan adanya penyakit tiroid, seperti:
- Pembesaran kelenjar tiroid (gondok)
- Tremor pada tangan
- Bradikardia (denyut jantung lambat) atau takikardia (denyut jantung cepat)
- Penonjolan mata (exophthalmos)
- Pembengkakan pada wajah, tangan, dan kaki
2. Pemeriksaan Laboratorium:
Pemeriksaan laboratorium merupakan bagian penting dalam diagnosis penyakit tiroid. Beberapa tes darah yang umum dilakukan:
- Tes TSH (Thyroid Stimulating Hormone): TSH adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar pituitari untuk merangsang kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid (T4 dan T3). Pada hipertiroidisme, kadar TSH biasanya rendah, sedangkan pada hipotiroidisme, kadar TSH biasanya tinggi.
- Tes T4 (Thyroxine): T4 adalah hormon tiroid utama yang diproduksi oleh kelenjar tiroid. Kadar T4 yang tinggi menunjukkan hipertiroidisme, sedangkan kadar T4 yang rendah menunjukkan hipotiroidisme.
- Tes T3 (Triiodothyronine): T3 adalah hormon tiroid aktif yang diubah dari T4 di jaringan tubuh. Kadar T3 yang tinggi menunjukkan hipertiroidisme, sedangkan kadar T3 yang rendah menunjukkan hipotiroidisme.
- Tes antibodi tiroid: Tes ini dilakukan untuk mendeteksi adanya antibodi yang menyerang kelenjar tiroid, yang dapat menunjukkan penyakit autoimun tiroid seperti Graves’ disease dan Hashimoto’s thyroiditis.
3. Pemeriksaan Penunjang:
Pada beberapa kasus, pemeriksaan penunjang seperti USG tiroid, scintigrafi tiroid, dan biopsi tiroid mungkin diperlukan untuk membantu diagnosis.
- USG tiroid: USG tiroid menggunakan gelombang suara untuk melihat struktur dan ukuran kelenjar tiroid, serta mendeteksi adanya nodul atau tumor.
- Scintigrafi tiroid: Skintigrafi tiroid menggunakan radioaktif untuk melihat bagaimana kelenjar tiroid berfungsi dan mendeteksi adanya nodul atau tumor.
- Biopsi tiroid: Biopsi tiroid dilakukan dengan mengambil sampel kecil jaringan tiroid untuk diperiksa di bawah mikroskop. Biopsi dapat membantu mendiagnosis kanker tiroid atau kondisi lain yang memengaruhi kelenjar tiroid.
Diagnosis yang tepat akan menentukan jenis gangguan tiroid yang dialami pasien dan pengobatan yang tepat. Pengobatan untuk hipertiroidisme bertujuan untuk menurunkan kadar hormon tiroid, sedangkan pengobatan untuk hipertiroidisme bertujuan untuk meningkatkan kadar hormon tiroid.
Pengobatan Penyakit Tiroid
Pengobatan penyakit tiroid bertujuan untuk mengembalikan keseimbangan kadar hormon tiroid dalam tubuh. Jenis pengobatan yang diberikan akan berbeda-beda tergantung pada jenis dan tingkat keparahan penyakit tiroid yang dialami pasien.
1. Pengobatan Hipertiroidisme:
- Obat-obatan antitiroid: Obat ini bekerja dengan menghambat produksi hormon tiroid oleh kelenjar tiroid. Obat antitiroid yang umum digunakan adalah methimazole dan propylthiouracil.
- Yodium radioaktif: Yodium radioaktif adalah zat radioaktif yang diberikan kepada pasien untuk menghancurkan sebagian jaringan tiroid. Pengobatan ini biasanya digunakan untuk pasien yang tidak merespons obat antitiroid dengan baik atau memiliki kontraindikasi terhadap obat tersebut.
- Operasi: Operasi untuk mengangkat sebagian atau seluruh kelenjar tiroid biasanya dilakukan pada pasien yang tidak dapat diobati dengan obat-obatan atau yodium radioaktif.
2. Pengobatan Hipotiroidisme:
- Terapi hormon tiroid sintetis: Pengobatan ini dilakukan dengan memberikan hormon tiroid sintetis, seperti levothyroxine atau liothyronine, untuk menggantikan kekurangan hormon tiroid yang diproduksi oleh tubuh.
- Pemantauan kadar hormon tiroid: Kadar hormon tiroid pasien akan dipantau secara berkala untuk memastikan bahwa terapi hormon tiroid sintetis memberikan efek yang optimal.
Pengobatan untuk penyakit tiroid umumnya bersifat jangka panjang. Pasien mungkin perlu minum obat seumur hidup untuk menjaga kadar hormon tiroid mereka dalam keseimbangan.
Penting untuk diingat
- Pengobatan penyakit tiroid harus dilakukan di bawah pengawasan dokter.
- Pasien perlu minum obat sesuai dengan resep dokter dan tidak boleh melewatkan dosis.
- Pasien perlu menjalani pemeriksaan rutin untuk memantau kadar hormon tiroid dan memastikan bahwa pengobatan berjalan dengan baik.
- Perubahan gaya hidup seperti diet sehat, olahraga teratur, dan mengelola stres juga dapat membantu mengendalikan penyakit tiroid.
Informasi ini tidak dimaksudkan sebagai pengganti nasihat medis dari dokter. Selalu konsultasikan dengan dokter atau apoteker sebelum memulai pengobatan apa pun, terutama jika Kamu memiliki kondisi medis tertentu atau sedang mengonsumsi obat lain.