makanan fermentasi

Makanan fermentasi sudah dilakukan sejak zaman dulu, dari berabad-abad lalu. Jenis makanan fermentasi sendiri ada banyak sekali dan dimana-mana di seluruh dunia, jadi kamu pun pastinya sudah pernah mencoba makanan fermentasi. 

Masa sih? Tapi rasanya nggak pernah deh beli atau bikin makanan tersebut. Mungkin tidak berasa, tetapi pasti pernah mencobanya karena di Indonesia sendiri terdapat banyak jenisnya, salah satu makanan hasil fermentasi yang populer dan gampang untuk ditemukan di Indonesia adalah tempe atau mungkin air tape ketan.

Apa itu Makanan Fermentasi

Table of Contents

Makanan hasil fermentasi pada dasarnya merupakan proses fermentasi makanan yang kemudian akan menyebabkan perubahan kimiawi mulai dari senyawa komplek hingga jadi sederhana dengan bantuan enzim yang diproduksi mikroba. Terdapat beberapa enzim yang aktif berperan dalam proses fermentasi makanan, seperti enzim amilase, lipase dan protease. 

Ketika proses fermentasi makanan terjadi, enzim yang ada tersebut akan melakukan hidrolisis polisakarida yang memecah polisakarida atau gula kompleks agar berubah menjadi polimer yang lebih sederhana, contohnya adalah asam, alkohol, karbon dioksida, peptida, asam amino, asam lemak dan banyak lagi komponen lainnya. 

Perlu diketahui proses pemecahan komponen tersebut akan menyebabkan beberapa perubahan pada makanan atau minuman seperti perahan pada tekstur, aroma serta cita rasanya. 

Apa Saja Makanan Fermentasi?

Teknik fermentasi makanan sudah ada sejak dahulu sebagai metode untuk mengawetkan makanan. Terdapat banyak jenis makanan hasil fermentasi di seluruh dunia, apa saja? Yuk, ketahui di bawah ini!

  • Yogurt: Produk susu yang difermentasi menggunakan bakteri asam laktat
  • Kefir: Produk susu yang difermentasi menggunakan bakteri asam laktat dan ragi
  • Tempeh: Produk kedelai yang difermentasi menggunakan jamur Rhizopus
  • Kimchi: Sayur Korea dari sauerkraut yang difermentasi menggunakan berbagai bahan, termasuk lobak, wortel dan cabai
  • Anggur dan Wine: Produk jus anggur yang difermentasi menggunakan ragi
  • Miso: Produk kedelai yang terbuat dari kedelai dan gandum atau bisa juga dengan beras
  • Kombucha: Minuman teh yang difermentasi menggunakan kultur bakteri dan ragi 

Baca Juga : Jaga Asupan Kalori, Ini Daftar Kalori Makanan Sehari-Hari

Manfaat Makanan Fermentasi

tempe kekinian

Proses melakukan fermentasi makanan aslinya dilakukan sebagai teknik kuno untuk mengawetkan makanan. Namun, makanan fermentasi tidak hanya bermanfaat untuk menjaga makanan agar tetap awet, tetapi juga memiliki banyak manfaatnya yang lain. 

1. Membantu Menjaga Kesehatan Pencernaan

Ketika sedang dalam proses fermentasi makanan, akan tumbuh bakteri yang menguntungkan. Makanan fermentasi dan bakterinya yang dikenal sebagai probiotik memiliki banyak manfaatnya seperti membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh tetapi juga jantung dan pencernaan

Dilansir dari Health Line bahwa bakteri probiotik yang diproduksi ketika proses fermentasi bisa menyeimbangkan kembali tingkat bakteri yang dibutuhkan di dalam usus sehingga membantu dengan masalah pencernaan. Selain itu diketahui juga bahwa bakteri probiotik dapat membantu  dengan gejala yang timbul akibat irritable bowel syndrome atau IBS yang merupakan kumpulan gejala akibat terjadinya iritasi pada saluran pencernaan.

2. Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh

Makanan fermentasi yang mengandung bakteri probiotik tinggi bisa membantu meningkatkan kekebalan tubuh sehingga risiko infeksi seperti flu juga bisa berkurang. 

Banyak makanan fermentasi yang tinggi vitamin C, zat besi dan seng sehingga sangat bagus untuk menjaga sistem kekebalan tubuh agar bisa menjadi lebih kuat. 

3. Membantu Makanan Mudah Dicerna

Makanan fermentasi bisa membantu makanan menjadi lebih mudah dicerna. Hal ini karena melakukan fermentasi makanan membuatnya semakin gampang untuk dicerna dibandingkan makanan yang tidak difermentasi. 

Contohnya adalah laktosa yang merupakan gula alami di dalam susu, ketika menjalani proses fermentasi akan berubah menjadi gula yang lebih sederhana, yakni glukosa dan galaktosa, sehingga seseorang yang memiliki intoleransi laktosa aman untuk mengonsumsi produk susu fermentasi, seperti kefir dan yogurt.

Namun tidak hanya itu, proses fermentasi juga bisa memecahkan anti nutrisi, seperti fitat dan lektin yang ditemukan dalam biji-bijian, kacang-kacangan dan polong-polongan yang bisa mengganggu terjadinya penyerapan nutrisi. 

4. Menurunkan Indeks Glikemik

Kebanyakan dari makanan fermentasi memiliki indeks glikemik yang lebih rendah dibandingkan makanan yang tidak difermentasi. Hal ini menyebabkan makanan fermentasi, seperti yogurt, kimchi dan lainnya bisa membantu untuk menjaga kadar gula darah lebih stabil.

5. Mengawetkan Umur Simpan 

Seperti yang sudah dijelaskan bahwa awal dari melakukan proses fermentasi bertujuan untuk mencegah makanan menjadi cepat busuk dan memanjangkan umur simpannya. Dengan fermentasi, makanan bisa bertahan lebih lama tanpa harus menggunakan pengawet berbahan kimia. 

6. Pengurangan Alergen 

Melakukan proses fermentasi bisa mengurangi kadar alergen yang ada dalam makanan dan membantu penderita alergi makanan. Contohnya adalah seseorang yang mengalami laktosa intoleransi masih bisa mengonsumsi produk susu yang sudah di fermentasi, seperti yogurt dan kefir.

7. Produksi Senyawa Bioaktif

Makanan hasil fermentasi menghasilkan senyawa bioaktif saat prosesnya. Apa itu senyawa bioaktif? Seperti enzim, peptida bioaktif dan senyawa antimikroba. Senyawa bioaktif ini memiliki banyak manfaatnya bagi kesehatan.

Baca Juga : Nafsu Makan Berkurang Saat Sakit? Ketahui 7 Makanan Sehat dan Bergizi Untuk Orang Sakit!

Proses Fermentasi Makanan

kombucha

Proses melakukan fermentasi makanan adalah proses biokimia dan dalam proses tersebut, mikroorganisme seperti bakteri, ragi atau jamur akan digunakan untuk mengubah makanan menjadi lebih mudah dicerna tetapi rasanya akan berubah. Bagaimana cara melakukan proses fermentasi makanan? Yuk, ketahui di bawah ini!

1. Mempersiapkan Bahannya

Ketika ingin memulai proses fermentasi makanan, persiapkan dahulu bahannya dan pastikan untuk dicuci, diiris, giling atau rendam sesuai dengan resep yang diikuti.

2. Perkenalkan Mikroorganisme

Melakukan fermentasi makanan tidak bisa tanpa ada mikroorganisme. Contohnya adalah bakteri asam laktat untuk membuat yogurt, atau bahkan ragi yang diperlukan untuk membuat roti.

3. Letakkan Di Lingkungan yang Sesuai

Untuk membuat makanan fermentasi, mikroorganisme perlu berada di lingkungan yang sesuai agar bisa berkembang. Mencari lingkungan tersebut bisa mencakup berbagai macam faktor, seperti kontrol suhu, kelembaban, keasaman, hingga berapa banyak oksigen yang dibutuhkan.

Faktor-faktor tersebut berbeda dan bervariasi berdasarkan jenis makanan yang difermentasikan.

4. Pantau Proses

Ketika sedang membuat makanan fermentasi, pastikan untuk selalu pantau proses fermentasi makanan. Beberapa hal yang perlu untuk dipantau adalah suhu, pH dan kegiatan dari mikroorganisme. Untuk jangka waktu fermentasi yang dilakukan bergantung pada jenis makanan serta resep yang digunakan.

Baca Juga: Lebih dari Makanan Diet. Ketahui 10 Manfaat Beras Merah Lainnya!

5. Pembentukan Produk Akhir Makanan Fermentasi

Saat proses pembuatan makanan fermentasi, mikroorganisme akan mengubah bahan-bahan tersebut untuk bisa membuat hasil yang diinginkan, seperti mengubah bakteri asam laktat yang mengubah laktosa menjadi asam laktat dan yogurt menjadi asam.

6. Penghentian Proses Fermentasi Makanan

Ketika sudah waktunya menghentikan proses fermentasi makanan bisa dilakukan beberapa cara, seperti menurunkan suhu, pengasaman dengan menambahkan asam asetat dan mengubah lingkungan menjadi lebih asam, memanaskan makanan fermentasi dalam suhu yang tinggi, menambahkan bahan tambahan seperti alkohol, memotong akses oksigen dengan menggunakan wadah yang kedap udara atau bisa juga memberhentikan proses pembuatan makanan fermentasi dengan menggunakan pengawet kimia.

7. Penyimpanan Makanan Fermentasi

Untuk menyimpan makanan fermentasi, terdapat kondisi tertentu untuk menyimpan produk agar kualitasnya dapat dipertahankan, seperti harus disimpan dalam lemari es, disimpan di wadah kedap udara atau di lingkungan yang sejuk dan gelap.

8. Konsumsi Makanan Fermentasi 

Setelah proses fermentasi makanan selesai, makanan fermentasi kemudian sudah dapat dikonsumsi. Perlu diperhatikan bahwa seringkali makanan fermentasi akan memiliki rasa yang beda dari bahan aslinya. 

Baca Juga: Tidak Hanya Wortel, Ini 15 Makanan Tinggi Vitamin A Wajib Kamu Tahu!

Sebelum melakukan proses fermentasi makanan bahwa caranya akan berbeda tergantung dari jenis makanan yang dibuat. Selain itu makanan fermentasi dan bakterinya juga tergantung dari apa yang dibuat. 

Tidak hanya bisa memiliki banyak manfaat, mengonsumsi makanan fermentasi juga bagus untuk menjaga kesehatan, tetapi pastikan jangan terlalu banyak, karena bisa menimbulkan beberapa efek samping tertentu, karena itu pastikan untuk selalu melindungi diri dengan asuransi kesehatan dari Super You yang bisa memberikan proteksi kesehatan menyeluruh mulai dari Rp4.500 per harinya!

Artikel Terkait