10 Ciri-Ciri Kontraksi Palsu dan Cara Menanganinya
By Herlambang Satriadi, 1 Sep 2023
Saat hamil sudah memasuki trimester 2, ibu hamil bisa mengalami kontraksi palsu meskipun Hari Perkiraan Lahir (HPL) masih jauh. Mari ketahui ciri – ciri kontraksi palsu agar tidak panik saat terjadi.
Kontraksi
Apa itu Kontraksi
Mari mulai dengan mengetahui apa itu kontraksi?
Saat sedang hamil, calon ibu bisa mengalami kontraksi yaitu saat perut menjadi kencang dan mengeras dan ini biasanya terjadi saat sang calon ibu sudah siap untuk melahirkan. Tujuan utama terjadinya kontraksi adalah untuk mempersiapkan jalan lahir untuk sang bayi saat ingin keluar. Namun, tidak semua kontraksi terjadi saat bayi akan lahir, ada juga kontraksi yang disalah artikan menjadi tanda bayi sudah siap lahir, salah satunya adalah kontraksi palsu.
Lantas, Apa itu Kontraksi Palsu?
Apa itu kontraksi palsu?
Braxton – Hicks yang juga dikenal sebagai kontraksi palsu adalah kondisi seperti kontraksi, tetapi berbeda karena rasa kontraksi palsu hanya diiringi dengan perut yang terasa kencang tanpa timbulnya rasa nyeri dan terpusat pada bagian perut saja.
Perbedaan Kontraksi Palsu dan Asli
Terdapat beberapa perbedaan kontraksi palsu dan asli yang membuat keduanya bisa dibedakan dengan cepat, salah satunya adalah jarak kontraksi palsu dengan persalinan. Kontraksi persalinan memiliki frekuensi yang teratur dan berjarak yang kemudian akan semakin sering dan intens dibandingkan kontraksi palsu yang terjadi 1 – 2 kali satu jam dengan frekuensi yang tidak beraturan.
Selain perbedaan kontraksi palsu dan asli tersebut, masih banyak lagi perbedaan lainnya yang bisa diketahui jadi bagi para calon ibu, jangan panik dan observasi dahulu tanda – tanda kontraksi yang dialami.
Baca Juga: 2 Posisi Tidur yang Baik untuk Ibu Hamil Muda dan 3 Manfaatnya!
Kontraksi Asli
- Saat kontraksi asli atau kontraksi persalinan terjadi, intensitas dari kontraksi yang dialami akan semakin meningkat dan semakin lama.
- Frekuensi dari kontraksi akan berlangsung secara berkala dengan jeda sekitar 30 hingga 70 detik yang akan semakin kuat seiring kontraksi berlangsung.
- Meskipun calon ibu bergerak atau berganti posisi, kontraksi tidak akan berhenti dan terus berlanjut.
- Saat kontraksi terjadi, sakit yang dialami akan timbul mulai dari area punggung bagian bawah hingga menyebar ke bagian depan perut.
- Namun, ada juga ibu hamil yang mengalami kontraksi dimulai dari perut atau area panggul sebelum menyebar.
Kontraksi Palsu
- Saat terjadi kontraksi palsu, intensitas yang dirasakan berbeda dari kontraksi asli. Hal ini karena intensitas yang dirasakan tidak kuat dan frekuensi terjadinya kontraksi juga tidak sering. Biasanya frekuensi tidak meningkat dan durasi terjadi kontraksi tidak lebih dari 1 menit.
- Beberapa ibu hamil mengalami kontraksi palsu yang muncul secara tiba – tiba dan hilang. Ritme dari kontraksi juga tidak beraturan sehingga tidak bisa diprediksi serta menimbulkan rasa yang tidak nyaman, tetapi tidak menyebabkan rasa sakit.
- Saat kontraksi palsu terjadi, tidak akan menyebabkan pelebaran serviks yang terjadi pada kontraksi asli.
- Terjadinya kontraksi palsu biasanya di area perut atau panggul.
Penyebab Kontraksi Palsu
Salah satu jenis kontraksi yang bisa dialami ibu hamil adalah kontraksi palsu. Penyebab kontraksi palsu pada umumnya adalah calon ibu yang kelelahan akibat melakukan aktivitas yang berat atau mengalami dehidrasi. Namun, kontraksi palsu bisa terjadi akibat berbagai faktor lainnya.
Yuk, ketahui penyebab kontraksi palsu berdasarkan laporan dari American Pregnancy Association di bawah ini!
- Melakukan aktivitas yang berat, seperti berolahraga berlebihan, mengangkat barang berat dan lainnya.
- Aktivitas janin sangat aktif dan banyak bergerak.
- Bayi bereaksi saat perut ibu disentuh.
- Melakukan hubungan seksual.
- Merasa mual dan mengalami muntah yang intens.
- Kandung kemih yang penuh.
Baca Juga: 10 Ciri Ciri Hamil yang Harus Kamu Tahu!
Ciri – Ciri Kontraksi Palsu
Bagi para calon ibu, jangan panik jika terjadi kontraksi palsu. Tanda kontraksi palsu bisa dibedakan dari kontraksi asli, karena itu penting untuk mengetahui Berikut ini adalah beberapa ciri – ciri kontraksi palsu seperti apa:
Frekuensi dan pola dari terjadinya kontraksi tidak teratur atau acak, seperti kontraksi terjadi setiap 10 menit, 2 menit, 8 menit dan 6 menit.
- Tidak ada tanda kondisi kontraksi yang meningkat dari ketahanannya yang tidak bertahan lama, tingkat keparahan kontraksi yang tidak semakin parah dan frekuensi kontraksi yang tidak semakin sering.
- Bagaimana rasanya kontraksi palsu bisa jadi menimbulkan sara sakit atau bahkan tidak terasa sama sekali.
- Saat terjadi kontraksi palsu, biasanya tidak bertahan lama, kontraksi palsu bisa berhenti setelah sang calon ibu berganti posisi atau melakukan aktivitas lainnya.
- Salah satu tanda kontraksi palsu adalah tidak ada timbulnya bercak darah.
- Kontraksi palsu juga tidak menyebabkan pecahnya air ketuban.
Selain ciri – ciri kontraksi palsu diatas, ada juga ciri – ciri kontraksi palsu saat hamil 9 bulan yang dapat terjadi, yakni:
- Timbul rasa tidak nyaman atau bisa juga rasa nyeri tumpul di area punggung.
- Selain di area punggung, rasa nyeri juga bisa timbul di perut bagian bawah.
- Timbul rasa tekanan di panggul.
- Meski tidak selalu terjadi, beberapa mungkin mengalami rasa sakit di sisi dan area paha.
Beberapa wanita lainnya juga menggambarkan rasa kontraksi palsu mirip dengan kram menstruasi atau kram diare.
Faktor Risiko Kontraksi Palsu
Penyebab kontraksi palsu adalah akibat dari ibu hamil yang kelelahan atau dehidrasi, tetapi ada juga beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya kontraksi palsu, yaitu setelah berolahraga atau setelah melakukan hubungan intim.
Cara Mengatasi Kontraksi Palsu
Nah, sekarang mari pelajari cara mengatasi kontraksi palsu. Berikut adalah beberapa cara yang bisa diikuti saat terjadi kontraksi palsu.
- Mengubah posisi bisa membantu memberhentikan kontraksi palsu. Hal ini bisa dilakukan seperti berdiri setelah duduk terlalu lama atau sebaliknya. Hal ini dilakukan untuk menenangkan otot – otot rahim dan mencegahnya untuk tegang.
- Jangan lakukan olahraga yang terlalu berat, lakukan olahraga ringan, seperti yoga atau senam hamil.
- Pastikan untuk minum banyak air putih untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Untuk ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi kurang lebih 2,3 liter air setiap harinya dan ditambahkan dengan mengonsumsi makanan, seperti buah untuk memenuhi asupan 3 liter cairan setiap harinya.
Apa Mengalami Kontraksi Palsu Harus Konsultasi ke Dokter?
Terdapat beberapa kondisi kontraksi palsu yang harus segera konsultasi ke dokter jika terjadi, yakni:
- Timbul sebelum usia kehamilan di bawah 37 minggu.
- Air ketuban pecah.
- Kontraksi yang dihasilkan semakin sering dan teratur seperti 6 kali setiap jam atau per 10 menit.
- Timbul rasa nyeri dari kontraksi dan setelah mengganti posisi atau beristirahat tidak mereda.
- Timbul bercak darah.
- Timbul rasa tekanan pada daerah panggul atau perut bagian bawah. Rasa kontraksi palsu ini mirip seperti jika bayi sudah mendorong ke bawah dan diikuti oleh nyeri punggung.
Pastikan untuk menjaga kesehatan tubuh untuk membantu proses kehamilan. Selain mengetahui ciri – ciri kontraksi palsu dan cara menanganinya, memiliki asuransi kesehatan bisa memberikan proteksi untuk tubuh. Asuransi kesehatan dari Super You bisa memberikan proteksi kesehatan menyeluruh mulai dari Rp135.000, lho!