Diet atau Eating Disorder? Kenali Ciri dan Penanganannya
By Herlambang Satriadi, 19 Mar 2021
Eating disorder (gangguan makan) adalah sebuah kondisi gangguan mental yang berkaitan pola makan yang mempengaruhi kesehatan tubuh dan jiwa kamu secara negatif.
Biasanya eating disorder disebabkan karena obsesi akan bentuk tubuh atau berat badan yang ideal. Obsesi ini kerap kali berawal pada diet dan berujung pada pola makan yang berbahaya.
Permasalahannya adalah pola makan ini dapat menyebabkan kurangnya nutrisi. Makanya gangguan makan juga membawa risiko kesehatan, terutama untuk penyakit jantung, pertumbuhan tulang, perawatan gigi dan mulut, sistem pencernaan, hingga penyakit lainnya.
Eating disorder bisa terjadi pada siapa saja. Namun, kebanyakan penderita eating disorder mulai mengalami gangguan di usia remaja hingga dewasa muda. Dengan adanya terapi atau penanganan dari psikologi atau psikiater, kamu bisa mengubahnya menjadi pola makan yang sehat.
Yuk, belajar lebih soal eating disorder!
Apa yang menyebabkan eating disorder?
Sebuah studi pada tahun 2015 menyebutkan bahwa ada 3 faktor risiko yang dapat menyebabkan eating disorder.
- Genetik: Kamu lebih rentan mengidap eating disorder bila terjadi perubahan zat kimia tertentu, seperti dopamin dan serotonin, atau pengaruh dari perubahan hormon tertentu. Karena itu, remaja yang sedang mengalami pubertas akan lebih rentan untuk mengalami eating disorder.
- Pengaruh lingkungan: Bila kamu mengalami tekanan atau tuntutan untuk menjadi kurus. Konsumsi sosial media terlalu banyak juga dapat menanamkan ide bahwa “kurus adalah berat badan ideal” yang bisa menyebabkan eating disorder.
- Psikologis: Sifat atau kondisi psikologis tertentu bisa menyebabkan kamu lebih rentan untuk mengidap eating disorder. Contohnya sifat perfeksionis, self-esteem yang rendah, mudah gugup, atau mempunyai gangguan mental lain, semisal depresi atau pun anxiety (gangguan kecemasan).
Beberapa faktor risiko lainnya yang juga dikaitkan dengan gangguan makan adalah:
- Stres: Terutama jika kamu sedang melalui perubahan besar, seperti pindah sekolah, lulus kuliah, masalah keluarga atau hubungan.
- Riwayat keluarga: Jika ada orangtua atau saudara yang pernah mengalami eating disorder, maka kamu akan lebih berisiko untuk mengalami gangguan yang sama.
- Diet: Persepsi diet yang salah dapat menyebabkan perubahan pada otak dan suasana hati. Hal ini bisa menyebabkan hubungan yang negatif dengan makanan.
Bagaimana gejala eating disorder?
Ada berbagai macam gejala eating disorder tergantung pada jenis gangguan makan yang diderita. Secara umum, ada dua jenis gejala, yaitu gejala fisik dan gejala emosional.
1. Gejala Fisik
- Naik turunnya berat badan secara drastis.
- Menstruasi yang tidak teratur
- Gangguan pencernaan
- Sulit fokus
- Mudah pusing
- Sering pingsan
- Masalah tidur
- Gigi berlubang atau gigi yang sensitif
- Tangan atau kaki yang dingin atau bengkak
- Sering sakit atau masalah pada imun
- Kulit dan rambut yang kering
2. Gejala Emosional
- Sering melakukan diet
- Suasana hati yang tidak menentu
- Khawatir akan bentuk dan berat tubuh
- Terlihat tidak nyaman makan di depan orang lain
- Obsesi pada berat badan ideal dan makanan yang boleh dikonsumsi
- Tidak ingin memakan makanan tertentu, misalnya karbohidrat atau daging
- Menolak untuk makan atau hanya makan porsi yang sedikit saat jam makan
- Mulai menjauh dari hubungan sosial atau aktivitas yang biasa dilakukan
Jenis-jenis eating disorder
Ada berbagai jenis gangguan makan di luar sana. Namun, beberapa eating disorder paling umum adalah anorexia nervosa, bulimia nervosa, dan binge eating disorder.
- Anorexia nervosa: Kondisi gangguan makan dimana penderita membatasi jenis makanan yang dikonsumsi. Beberapa orang juga obsesif dengan olahraga dan ketakutan berlebih akan naiknya berat badan walaupun tergolong underweight.
- Bulimia nervosa: Kondisi gangguan makan yang meliputi siklus antara makan terlalu banyak (binge eating), kemudian merasa bersalah dan sengaja memuntahkan makanan yang sudah dikonsumsi.
- Binge eating disorder: Kondisi gangguan makan dimana penderita kehilangan kontrol dan susah untuk berhenti makan. Biasanya hal ini juga disertai emosi negatif, seperti kecewa, merasa bersalah, atau malu setelah selesai makan.
Apakah ada efek samping?
Eating disorder mempunyai efek samping yang ringan hingga serius. Jika eating disorder dibiarkan tanpa penanganan ahli, maka komplikasi yang serius bisa terjadi, seperti:
- Risiko kesehatan, terutama malnutrisi;
- Menghambat pertumbuhan;
- Menimbulkan isu pertemanan dan/atau dengan keluarga;
- Menurunnya performa di sekolah atau kantor;
- Gangguan mental, semisal depresi atau anxiety;
- Risiko meninggal dunia.
Cara mengatasi eating disorder
Yang pertama harus dilakukan adalah mendapatkan diagnosa dari psikiater, psikologis, atau dokter gizi. Biasanya eating disorder bisa ditangani melalui konseling secara psikologis dan juga secara medis (terutama jika kasusnya sudah parah).
Berikut adalah beberapa jenis penanganan yang bisa dilakukan.
1. Psikoterapi
Ada dua jenis terapi yang populer dan efektif dalam penanganan eating disorder, yaitu:
- Cognitive behavioral therapy (CBT). Terapi ini berfokus pada memahami alasan personal di balik gangguan makan dan perubahan perilaku yang berguna untuk mengubah perilaku makan yang tidak sehat.
- Family-based therapy. Terapi ini dilakukan dengan fokus pelibatan keluarga dalam mengubah perilaku dan pola makan.
2. Pengobatan
Obat tidak bisa menyembuhkan eating disorder. Tetapi dapat membantu menangani efek atau gejala dari eating disorder, seperti depresi dan kecemasan. Selain itu, pengobatan juga bisa membantu pasien untuk mengontrol keinginan untuk muntah atau makan berlebih.
3. Rawat Inap
Bila masalah kesehatan akibat eating disorder sudah serius, seperti malnutrisi, maka rawat inap di rumah sakit akan dianjurkan. Biasanya pasien harus diinfus untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang hilang akibat gangguan makan. Selain itu, beberapa rumah sakit dapat menawarkan perawatan intensif untuk mengubah pola makan menjadi lebih sehat.
Pencegahan eating disorder
Gangguan makan atau eating disorder bisa dicegah melalui penanaman atas pentingnya perilaku dan pola makan yang sehat kepada anak-anak serta remaja.
- Tingkatkan kesadaran atas masalah eating disorder.
- Tanamkan ide bahwa diet, berat badan, dan bentuk tubuh tidak menentukan harga diri kamu atau bahwa berat badan tertentu membawa kebahagiaan.
- Beri pemahaman bahwa diet dan fokus pada berat badan ideal bukan bertujuan untuk “kurus” atau “cantik” tapi untuk menjaga kesehatan.
- Hindari anggapan bahwa beberapa jenis makanan itu “baik” dan yang lainnya “jahat”. Diet yang sehat bukan berarti berfokus pada sayur saja, tetapi sumber protein dan karbohidrat juga diperlukan.
- Lepaskan penilaian diri atau orang lain berdasarkan berat badan atau bentuk tubuh.
- Menjadi konsumen media yang lebih kritis terutama saat melihat pesan mengenai kecantikan dan bentuk tubuh. Bagi orangtua, penting untuk menjelaskan bahwa tidak semua hal yang ditayangkan di media itu benar, bagus, atau sehat.
- Luangkan waktu untuk membicarakan topik mengenai pola makan atau pemikiran anak/remaja mengenai berat badan dan bentuk tubuh.
Kamu masih bermasalah dengan pola makan? Yuk, mulai jaga asupan kalori. Ini dia daftar kalori makanan sehari-hari.