gejala stroke

Stroke merupakan salah satu penyakit paling berbahaya di dunia ini. Bahkan tak sedikit juga menyebabkan kematian. Kenyataannya, masih banyak yang menyepelekan penyakit ini, apalagi karena gejalanya hanya berlangsung beberapa saat kemudian berangsur hilang. Kita mengenal penyakit ini dengan keadaan tubuh mati rasa, seperti kesulitan berjalan, berbicara, bahkan kelumpuhan total. Penyakit stroke lebih tinggi risikonya pada kelompok lanjut usia, tapi tidak menutup kemungkinan anak muda juga menjadi penderita stroke. Karena itu, penting bagi semua orang untuk mengenali lebih awal gejala stroke yang mungkin terjadi dan cara pencegahannya sebelum terlambat.

Sakit Stroke

Apa itu Stroke?

Stroke adalah kondisi di mana pembuluh darah yang mengalir ke otak tersumbat atau pecah sehingga menyebabkan kematian sel otak. Mudahnya, ketika pembuluh darah tidak bisa mengantar oksigen dengan lancar ke otak, maka sel otak tidak mendapat energi dan tidak dapat berfungsi dengan baik.

Jika dibiarkan saja, akan semakin banyak sel dan jaringan otak yang mati karena tidak mendapatkan oksigen. Tergantung dari sisi otak yang terganggu, stroke juga memicu gagalnya fungsi berbagai bagian tubuh. Kegagalan fungsi bagian tubuh lain inilah yang membagi stroke menjadi dua jenis: stroke ringan dan stroke berat. Selain itu, stroke juga menjadi penyebab utama dari demensia dan depresi

Apa Penyebab Stroke?

Stroke tidak hanya mengintai usia lanjut, namun dalam lima tahun terakhir ini disebutkan bahwa stroke juga mulai menyerang usia produktif antara 35-50 tahun. Secara umum, terdapat dua penyebab utama serangan stroke, yakni ketika arteri tersumbat (iskemik) dan ketika pembuluh darah mengalami kebocoran atau pecah (hemoragik). Namun, segi fisik seseorang juga dapat menjadi penyebab terkena stroke. Segi fisik di sini antara lain penyakit-penyakit yang diidap oleh seseorang, seperti tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, cedera kepala, trauma otak, serta penggunaan obat pengencer darah.

Faktor Risiko Stroke

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menjelaskan bahwa faktor risiko seseorang terserang stroke dibagi menjadi dua, yakni faktor yang dapat dimodifikasi dan faktor yang tidak dapat dimodifikasi. Singkatnya, faktor yang dapat dimodifikasi adalah faktor yang berasal dari ‘luar’ sehingga dapat dicegah atau dihindari. Berikut ini faktor risiko stroke yang dapat dimodifikasi.

  • Hipertensi
  • Diabetes melitus
  • Obesitas
  • Penyakit jantung
  • Kolesterol tinggi 
  • Migrain
  • Pasca stroke
  • Terapi pengganti hormon
  • Pola makan buruk
  • Kebiasaan merokok
  • Alkohol dan narkotika
  • Kurang aktivitas fisik

Sedangkan, faktor yang tidak dapat dimodifikasi adalah faktor yang sulit dihindari atau dikontrol dan memang akan meningkatkan risiko terkena stroke. Berikut ini faktor risiko stroke yang tidak dapat dimodifikasi.

  • Usia, meski stroke bisa saja menyerang pada usia muda. Namun, semakin bertambahnya usia, semakin meningkat pula risiko seseorang mengidap stroke, terutama kalangan lanjut usia 55 tahun ke atas.
  • Genetik, seseorang dengan anggota keluarga terdekat yang pernah mengalami stroke akan berisiko lebih tinggi mengalami penyakit yang sama.
  • Jenis kelamin, yaitu pada pria. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa pria lebih berisiko terkena penyakit stroke dibanding wanita.

Apa Saja Gejala Stroke?

Gejala stroke, baik gejala stroke ringan maupun berat, kerap terjadi secara tiba-tiba. Sesuai nama jenisnya, gejala stroke ringan akan dirasakan dalam waktu yang relatif cepat. Tetapi, tentu tidak boleh dianggap remeh karena apabila tanda-tanda ini diabaikan dan tidak ada penanganan akan berisiko lebih besar mengalami stroke berat, disabilitas akibat kerusakan otak permanen, penyakit komplikasi, sampai dengan merenggut nyawa pengidapnya. 

Gejala Stroke Ringan

Di bawah ini ada tips mengenal gejala-gejala stroke ringan yang perlu kita ketahui lebih awal, tentu sangat mudah dan cepat dengan mengingat slogan “SeGeRa Ke RS” yang artinya:

  • Senyum tidak simetris (mencong ke satu sisi saja)
  • Gerak sebagian anggota tubuh mendadak melemah (kaki atau tangan sulit bergerak)
  • bicaRa kacau, tidak jelas, dan susah memahami percakapan
  • Kesemutan mendadak pada wajah, tangan, atau kaki
  • Rabun atau pandangan kabur secara tiba-tiba
  • Sakit kepala hebat dan belum pernah dirasakan sebelumnya.

Jika kamu merasakan atau melihat enam gejala di atas walau hanya terjadi dalam beberapa menit, pastikan kamu langsung periksakan diri kamu atau membawa yang bersangkutan ke rumah sakit ya.

Gejala Stroke Berat

Sedangkan, pada gejala stroke berat karena tidak ditangani secara cepat akan mengalami penderitaan yang lebih besar dan lama. Sel-sel saraf dalam otak yang menggerakkan atau mengkoordinasikan bagian tubuh yang lain mati sehingga menyebabkan keadaan terpuruk pengidapnya seperti di bawah ini.

  • Lumpuh sebagian anggota tubuh sementara waktu bahkan permanen.
  • Kesulitan berbicara akibat bentuk mulut yang tidak simetris.
  • Kesulitan mengunyah dan menelan makanan.
  • Kehilangan ingatan.
  • Kesulitan memahami pembicaraan.
  • Sering merasa bingung.
  • Muncul sakit kepala berlebihan dalam jangka waktu yang cepat.
  • Penglihatan menjadi kabur.
  • Mati rasa pada bagian tubuh tertentu.

Gejala Stroke pada Wanita

Berdasarkan penelitian kesehatan, pria 19 persen lebih banyak mengalami serangan stroke dibandingkan wanita. Penderita stroke memang didominasi para pria daripada wanita yang belum mencapai menopause. Hal ini dikarenakan sebelum menopause, faktor hormonal yaitu estrogen dan progesteron saat masa subur bisa melindungi organ-organ serta darah dalam tubuh seorang wanita. Namun, setelah mencapai menopause risiko wanita mengalami serangan stroke kurang lebih sama dengan pria. Selain itu, terdapat beberapa perbedaan gejala stroke yang mungkin dialami wanita dibanding pada umumnya. Perbedaan gejala stroke ini dapat berakibat wanita tidak menyadari tanda-tandanya karena hampir mirip dengan masalah kesehatan yang lain. Guna meningkatkan kewaspadaan diri, terutama kaum wanita, cari tahu di sini gejala stroke yang khas dirasakan wanita.

  • Pingsan
  • Merasa lelah atau lemas
  • Napas pendek
  • Tidak responsif
  • Halusinasi
  • Mual atau muntah
  • Kejang

Jika kamu mengalami gejala-gejala di atas atau mencurigai bahwa seseorang sedang mengalami gejala stroke, segera panggil petugas medis atau hubungi rumah sakit terdekat untuk penanganan cepat.

Cara Mencegah Stroke

Setelah mengalami gejala stroke sekali, risiko untuk kembali mengalami menjadi lebih tinggi. Karena itu, penting untuk melakukan langkah-langkah pencegahan stroke. Hal ini bisa dilakukan dengan mengurangi faktor risiko stroke seperti 7 cara mencegah stroke di bawah ini.

  • Berhenti merokok. 
  • Batasi konsumsi minuman beralkohol. 
  • Perbaiki pola makan sehat dengan makan sayur, kacang-kacangan, dan makanan laut.
  • Kurangi konsumsi garam, lemak jenuh, gula, dan gandum olahan
  • Rutin berolahraga, coba komitmen untuk 30 menit per hari.
  • Menjalani pemeriksaan rutin untuk kondisi medis yang diderita, seperti diabetes dan lainnya.
  • Minum obat yang dianjurkan dokter, seperti obat hipertensi dan lainnya. 

Apa Stroke Bisa Disembuhkan?

Meski stroke tergolong penyakit membahayakan, kabar baiknya adalah bahwa penderita stroke dapat sembuh. Namun, pemulihan dari stroke akan memakan waktu yang relatif lama. Juga asalkan penderitanya dapat bekerja sama dan konsisten dengan perawatan medis yang dilakukan. Berikut ini 7 cara mengobati stroke.

  • Obat-obatan

Apabila terjadi penyumbatan di otak, akan diberikan obat-obatan untuk melarutkan gumpalan darah atau justru harus menggumpalkan darah secara cepat tergantung kondisi pasien.

  • Trombektomi mekanis

Beberapa kasus stroke parah harus ditangani dengan prosedur darurat yang disebut trombektomi. Cara kerjanya dengan memasukkan kateter ke dalam pembuluh darah di kepala untuk menarik gumpalan darah keluar.

  • Coiling

Prosedur ini melibatkan proses memasukkan kateter dan sejumlah alat khusus lainnya pada dinding arteri yang melemah.

  • Stenting

Prosedur yang bertujuan membuka bagian arteri yang tersumbat agar aliran darah kembali lancar dan normal ke otak.

  • Klipping bedah

Pada kasus bagian aneurisma belum mengalami pendarahan atau sudah mengalami pendarahan namun sedang berhenti, akan dilakukan bedah untuk menempatkan sebuah penjepit kecil guna mencegah terjadinya pendarahan baru.

  • Operasi

Dalam keadaan sudah sangat parah, akan direkomendasikan untuk melakukan operasi pemotongan aneurisma yang dapat mencegah pendarahan baru.

  • Fisioterapi

Fisioterpi adalah salah satu metode perawatan yang dapat dilakukan oleh penderitanya agar dapat pulih. Latihan ini akan membantu mengembalikan fungsi otak yang sebelumnya mengalami penurunan. Kemudian, fisioterapi berguna menjaga dan menstimulasi kekuatan otot-otot. Pasien akan mempelajari kembali keterampilan sehari-hari, seperti latihan berjalan, menggerakkan tangan, dan sebagainya.

Kamu juga bisa mencoba menanyakan pendapat ahli medis dan mempelajari faktor risiko atau penyebab stroke agar lebih mengerti cara menangani stroke. Selain pencegahan, kamu juga bisa mendapatkan perlindungan finansial dari risiko stroke dengan mengambil asuransi penyakit kritis. Asuransi penyakit kritis memberi manfaat berupa uang pertanggungan terhadap risiko penyakit kritis, seperti serangan jantung, stroke, dan kanker. Dengan Super You by Sequis Online, kamu bisa mendapatkan perlindungan aman dan cepat yang dibutuhkan.

asuransi rawat jalan

Artikel Terkait