gejala hiv

HIV AIDS merupakan kondisi yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh manusia melemah, tetapi jangan sampai salah karena HIV dan AIDS adalah dua hal yang berbeda. Penyakit HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan manusia dan AIDS adalah kondisi yang terjadi akibat infeksi HIV. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai HIV AIDS dan pencegahan HIV AIDS mari ketahui di bawah ini.

Table of Contents

Apa itu HIV

apa itu hiv

Source : Freepik

Human Immunodeficiency Virus atau disingkat sebagai HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dengan menargetkan serangan pada sel T atau CD4 yang merupakan bagian dari sistem imunitas manusia.

Gejala HIV 

Umumnya gejala HIV gampang salah dikira sebagai gejala dari penyakit lainnya karena HIV tidak menunjukkan wujud yang jelas pada masa awal infeksi dan jika menunjukkan gejala pun kemungkinan bukanlah gejala yang berat. Penyakit HIV akan mulai menunjukkan gejala setelah 2 – 15 tahun setelah terkena virus. Berikut adalah gejala HIV awal pada umumnya:

  • Demam HIV 
  • Kelelahan 
  • Mengalami nyeri otot 
  • Perlahan kehilangan berat badan 
  • Sakit kepala 
  • Terjadi pembengkakan kelenjar getah bening pada daerah tenggorokan, ketiak atau pangkal paha

Tahapan HIV AIDS

tahapan hiv aids

Source : Unsplash

HIV AIDS tidak akan memunculkan gejala hingga beberapa lama kemudian. Hal ini karena penyakit HIV AIDS terjadi dalam tiga tahapan. Ketahui tiga tahapan dari HIV AIDS di bawah ini!

  • Tahap Pertama

      • Gejala tidak akan muncul hingga beberapa tahun kemudian
      • Penderita HIV akan mengalami nyeri seperti flu yang muncul beberapa minggu setelah terinfeksi dan akan berlangsung selama satu sampai dua bulan
      • Timbul demam, nyeri tenggorokan, muncul ruam, terjadi pembengkakan kelenjar getah bening, mengalami diare, kelelahan, nyeri otot dan sendi
  • Tahap Kedua

  • Pada umumnya gejala lebih lanjut akan muncul beberapa tahun kemudian 
  • Virus menyebar dalam tubuh dam perlahan merusak sistem kekebalan tubuh
  • Pada tahap ini, virus sudah bisa disebarkan ke orang lain 
  • Tahap ini berlangsung hingga 10 tahun lebih
  • Tahap Ketiga

  • Jika HIV tidak ditangani sebelum tahap ketiga maka akan menjadi AIDS
  • Mengalami demam yang berlangsung selama 10 hari 
  • Selalu merasa lelah
  • Semakin sulit bernapas
  • Mengalami diare berat dalam jangka waktu lama 
  • Terjadi infeksi jamur di tenggorokan, mulut dan vagina
  • Muncul bintik ungu pada kulit yang tidak akan hilang 
  • Nafsu makan menghilang dan berat badan turun drastis

Baca Juga : Diduga Suspek Monkeypox di Jawa Tengah, Ketahui Mengenai Monkeypox

Apa itu AIDS

apa itu aids

Source : Unsplash

Berbeda dengan HIV yang merupakan virus, acquired immunodeficiency syndrome atau AIDS merupakan gejala penyakit yang disebabkan oleh infeksi HIV tidak segera ditangani. Pada umumnya perubahan dari HIV ke AIDS membutuhkan waktu kurang lebih 10 tahun tanpa penanganan. 

Salah satu cara untuk mendiagnosis AIDS adalah dengan menghitung jumlah CD4 yang merupakan bagian dari sistem imunitas manusia. Jumlah CD4 pada umumnya adalah 500 – 1200, tetapi jika berdasarkan hasil tes CD4 di bawah 200 maka orang tersebut dianggap menderita AIDS atau infeksi HIV stadium 3.

Gejala AIDS 

Berikut ini adalah beberapa penyakit yang bisa terjadi sebagai gejala dari terjadinya penyakit AIDS:

  • Sariawan dengan lapisan putih yang tebal di lidah atau mulut 
  • Terjadinya infeksi jamur vagina dengan kondisi yang parah atau berulang
  • Menderita penyakit radang panggul kronis 
  • Berat badan turun hingga 5kg tetapi bukan disebabkan oleh olahraga atau diet 
  • Lebih mudah mendapatkan luka memar
  • Lebih sering mengalami diare 
  • Sering mengalami demam dan berkeringat di malam hari 
  • Terjadinya pembengkakan kelenjar getah bening di tenggorokan, ketiak atau pangkal paha 
  • Sesak napas 
  • Pendarahan pada kulit, mulut, hidung, anus atau vagina tanpa penyebab yang pasti 
  • Sering mengalami ruam kulit 
  • Mengalami mati rasa atau nyeri pada tangan atau kaki
  • Kehilangan kendali otot dan refleks, lumpuh dan kekuatan otot menghilang 
  • Sering bingung, kepribadian berubah, atau terjadinya penurunan kekuatan mental 

Penyebab HIV AIDS 

Penyakit HIV terbagi menjadi dua tipe, HIV – 1 yang meliputi 90% dari kasus infeksi HIV dan HIV – 2 yang terjadi hanya dalam jumlah yang sangat kecil, khususnya daerah Afrika Barat. Berikut adalah penyebab HIV melalui penularan:

  • Melakukan hubungan seks dengan penderita HIV, tanpa menggunakan proteksi, seks anal, seks oral 
  • Menggunakan jarum suntik secara bergantian tanpa disterilkan 
  • Mendapatkan donor darah atau donor organ dari penderita HIV 

Baca Juga: 10 Penyakit Infeksi dan Menular yang Umum Terjadi di Indonesia

Penularan HIV AIDS

Pada dasarnya penularan HIV AIDS bisa terjadi melalui cairan tubuh seseorang yang menderita penyakit HIV AIDS. Cairan tubuh tersebut adalah darah, air mani, cairan pre – ejakulasi, cairan anus, cairan vagina dan ASI. Yuk, ketahui cara penularan HIV AIDS melalui cairan tubuh tersebut:

  1. Melakukan hubungan seks tanpa menggunakan kondom 
  2. Menggunakan jarum suntik bekas atau secara bergantian 
  3. Penularan HIV dari ibu ke bayi bisa terjadi sebelum lahir melalui tali plasenta, saat persalinan dan bisa juga setelah sudah lahir melalui ASI 
  4. Melakukan seks oral bisa menyebabkan penularan HIV AIDS jika kondisi saat itu kelamin pasangan terinfeksi dan di dalam mulut mengalami sariawan atau terluka. Selain itu risiko penyebaran akan semakin besar jika cairan ejakulasi dikeluarkan di dalam mulut.
  5. Menerima darah atau cangkok organ dari donor yang menderita HIV AIDS juga berisiko penularan HIV AIDS. 
  6. Menggunakan benda atau mainan seks seperti boneka seks bisa menjadi perantara penyebaran HIV AIDS jika digunakan saat masih basah oleh sperma, darah atau cairan vagina dan digunakan bergantian.
  7. Menindik, menyulam dan tato bisa menularkan HIV AIDS bila alatnya digunakan secara bergantian tanpa disterilkan. 
  8.  Bekerja di fasilitas kesehatan bisa meningkatkan risiko tertular HIV AIDS karena hal – hal seperti berikut:
    • Tidak sengaja terkena jarum suntik bekas pakai penderita HIV AIDS
    • Area mata, hidung dan mulut terciprat darah yang HIV 
    • Menggunakan peralatan tanpa disterilkan terlebih dahulu

Faktor Risiko HIV AIDS

Pada dasarnya, semua orang pada semua kalangan usia, jenis kelamin dan orientasi bisa terkena penyakit HIV, tetapi beberapa orang dengan kategori di bawah ini lebih berisiko terkena infeksi HIV:

  • Melakukan hubungan seksual yang bisa memaparkan penyakit menular karena tidak menggunakan proteksi atau melakukan seks anal 
  • Berganti – ganti pasangan 
  • Penggunaan jarum suntik bergantian dengan orang lain dan tidak disterilkan 
  • Melakukan prosedur STI yakni pemeriksaan pada organ intim 

Baca Juga : Hari Hepatitis Sedunia 2022, Mari Bantu Wujudkan Tujuan WHO di 2030!

Diagnosis HIV AIDS

Untuk mengetahui jika seseorang terinfeksi dengan penyakit HIV, terdapat beberapa tes HIV yang bisa dilakukan yakni:

  • Skrining HIV AIDS

Tes skrining HIV adalah tes awal diagnosis HIV dan jika hasilnya positif maka akan dilanjutkan dengan tes selanjutnya. Berikut adalah beberapa jenis dari tes skrining HIV:

  • Tes Antibodi 

Tes ini dilakukan untuk mendeteksi antibodi yang dihasilkan oleh tubuh sebagai pertahanan melawan HIV. Tes ini memerlukan jangka waktu 2 – 8 minggu setelah terinfeksi sehingga jumlah antibodi dalam tubuh cukup untuk bisa terdeteksi saat diperiksa.

  • Tes Kombinasi Antigen – Antibodi 

Tes ini mendeteksi protein p24 yang merupakan bagian dari HIV. Tes ini berjalan 2 – 4 minggu setelah terinfeksi.

  • Tes Asam Nukleat 

Juga dikenal sebagai tes RNA, tujuan dari tes ini adalah mendeteksi jika virus ada dalam tubuh dan bisa dilakukan 10 hari setelah penderita terinfeksi. 

  • Hitung Sel C4

Dengan penyakit HIV menyerang sel CD4, menghitung jumlah CD4 bisa dilakukan sebagai tes HIV. Dalam kondisi yang normal, jumlah CD4 adalah 500 – 1400 sel/mm3, tetapi jika seseorang positif HIV maka jumlah CD4 akan berada di bawah 200 sel/mm3.

  • HIV RNA

Menghitung jumlah RNA yang merupakan bagian dari HIV. Jika jumlah RNA 100.000 kopi per mililiter maka infeksi baru terjadi atau tidak ditangani dan jika jumlah RNA berada di bawah 100.000 kopi per mililiter menunjukkan kalau perkembangan virus tidak terlalu cepat, tetapi kerusakan sistem kekebalan tubuh tetap ada.

  • Tes Resistensi Obat 

Tes ini dilakukan untuk mengetahui obat anti HIV apa yang cocok untuk penderita karena itu haru dilakukan tes resistensi obat.

Risiko Komplikasi HIV AIDS

Karena HIV AIDS menyerang sistem kekebalan tubuh maka lebih banyak risiko komplikasi infeksi dan kanker yang dapat terjadi. Berikut adalah beberapa risiko komplikasi HIV AIDS yang dapat terjadi: 

    1. Penyakit Ginjal 
    2. Wasting Syndrome
    3. Gangguan Neurologis
    4. Herpes Mata
    5. Kanker Anus
    6. Kanker Serviks
    7. Herpes Simplex
    8. Candidiasis 
    9. Progressive Multifocal Leukoencephalopathy (PML)
  • Salmonella Septicemia

Pengobatan HIV AIDS

Saat ini masih belum ada pengobatan yang bisa menyembuhkan HIV AIDS, hanya ada obat antiretroviral (ARV) untuk memperlambat perkembangan virus dengan mencegah virus untuk menggandakan diri dan menghancurkan CD4. Beberapa obatnya adalah:

  • Efavirenz
  • Etravirine
  • Nevirapine
  • Lamivudin
  • Zidovudin 

Selama pengobatan, viral load dan sel CD4 akan terus dimonitor oleh dokter untuk mengamati respon pada pengobatan. Selain itu sel CD4 akan dilakukan setiap 3 – 6 bulan dan viral load sejak awal pengobatan dan dilanjutkan 3 – 4 bulan selama masa pengobatan. 

Pencegahan HIV AIDS

pencegahan hiv aids

Penyebaran HIV dan AIDS dapat dicegah dengan melakukan beberapa langkah yang disebut A,B,C,D,E. Yuk, ketahui langkah A,B,C,D,E yang bisa menjadi pencegahan HIV AIDS di bawah ini!

  • Abstinence 

Jika belum siap untuk menikah maka tahan untuk tidak melakukan hubungan seksual di luar nikah merupakan tindakan yang tepat untuk menghindari infeksi HIV.

  • Be Faithful 

Setia pada satu pasangan dan jangan berganti – ganti pasangan.

  • Condom 

Pastikan untuk menggunakan proteksi saat melakukan hubungan seksual baik melalui vagina maupun anal. Jika menggunakan kondom pelumas, pilih yang berbahan dasar air karena berbahan dasar memiliki risiko kebocoran. 

  • Drug No 

Hindari penggunaan narkoba terutama yang memerlukan jarum suntik untuk mencegah paparan dan penyebaran HIV.

  • Education

Memberikan informasi yang tepat mengenai penyakit HIV AIDS, mulai dari penularan, pencegahan, pengobatan dan cara pencegahan HIV AIDS. 

Demikian penjelasan mengenai HIV AIDS. Terlambat mengetahui HIV akan berdampak sangat buruk pada sistem kekebalan tubuh, karena itu harus rajin untuk melakukan tes HIV dan menjaga kesehatan tubuh serta waspada dengan area sekitar.

asuransi penyakit kritis orang tua

Selain menjaga kesehatan dengan olahraga, pola hidup dan pola makan, memiliki asuransi kesehatan juga penting untuk proteksi kesehatan. Asuransi kesehatan dari Super You bisa memberikan proteksi kesehatan menyeluruh dengan harga yang pas di kantong, mari ketahui sekarang dengan mengunjungi laman Super Easy Health!

Artikel Terkait