difteri

Hati-hati dengan gejala batuk pilek yang disertai dengan demam menggigil! Bisa jadi mengalami difteri loh! Mungkin batuk dan pilek terdengar sepele, tetapi terjadinya difteri sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh hingga bisa berefek pada kesehatan jantung. 

Table of Contents

Apa Itu Difteri?

Mengapa difteri sangat berbahaya? Apa itu difteri sebenarnya? Difteri merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium Diphteriae. Bakteri tersebut menyerang saluran pernapasan yaitu hidung dan tenggorokan. Penyakit ini dapat dialami oleh semua golongan umur, namun yang paling beresiko adalah anak yang berusia dibawah 5 tahun dan orang tua yang berusia diatas 60 tahun.

Penyakit difteri adalah penyakit yang sangat menular dan dapat mengancam jiwa. Berdasarkan informasi dari Word Health Organization (WHO), tercatat 3.353 kasus difteri di Indonesia dari tahun 2011 hingga tahun 2016. Dari data yang tercatat tersebut, telah disimpulkan bahwa Indonesia eah menjadi urutan kedua kasus difteri terbanyak setelah India. 

Gejala Difteri

Ketika seseorang telah terkena infeksi difteri, yang akan terjadi adalah bakteri tersebut akan menyerang dan membunuh sel-sel sehat yang berada pada tenggorokan. Ketika sel-sel tersebut mati, akan terbentuk sel membran, sebuah lapisan tipis, yang berwarna abu-abu di tenggorokan. Tidak hanya itu, akan ada potensi racun yang bisa menyebar ke dalam aliran darah dan merusak beberapa organ tubuh, seperti jantung, ginjal serta sistem saraf.

Difteri umumnya memiliki rentang waktu sejak bakteri masuk ke tubuh atau yang biasa disebut masa inkubasi sampai gejala muncul antara 2 hingga 5 hari. Berikut beberapa gejala dari penyakit difteri :

  • Terbentuknya lapisan tipis berwarna abu-abu yang menutupi tenggorokan dan amandel.
  • Demam dan menggigil.
  • Sakit tenggorokan dan suara serak.
  • Sulit bernapas atau napas yang cepat (baca: 9 cara mengatasi sesak napas)
  • Pembengkakan kelenjar limfe pada leher.
  • Tubuh terasa lemas dan mudah lelah.
  • Mengalami pilek yang awalnya cair, tetapi lama-kelamaan menjadi kental dan terkadang bercampur darah.

Penyebab Difteri Menyebar

Difteri disebabkan oleh bakteri bernama Corynebacterium diphtheriae. Difteri tidak hanya mudah didapatkan, tetapi juga mudah menyebar karena itu wajib untuk selalu waspada. Salah satu cara mencegah penyebaran difteri adalah dengan mengetahui penyebab difteri bisa menyebar. Berikut ini adalah beberapa cara dari penyebaran difteri.

  • Menghirup udara yang telah terkontaminasi dengan ludah penderita difteri. Cara ini juga merupakan penyebab difteri menyebar yang paling utama. 
  • Melakukan kontak fisik dengan barang-barang yang telah terkontaminasi oleh bakteri, seperti handuk atau mainan.
  • Melakukan kontak fisik dengan luka pada kulit penderita yang disebabkan oleh difteri. Perlu diketahui bahwa ini umum terjadi terutama pada area dimana kebersihan tidak terjaga dan padat penduduk.

asuransi covid

Baca Juga :

Diagnosis Penyakit Difteri

Diagnosis penyakit difteri melibatkan serangkaian langkah klinis dan laboratorium. Berikut adalah beberapa tahapan dalam proses diagnosis difteri:

  1. Evaluasi Gejala dan Riwayat Kesehatan:

    • Dokter akan melakukan wawancara dan pemeriksaan fisik untuk menilai gejala dan mengumpulkan riwayat kesehatan pasien.
    • Gejala awal difteri melibatkan gangguan pernapasan, demam, malaise, dan nyeri tenggorokan.
  2. Pemeriksaan Fisik:

    • Pemeriksaan fisik akan mencakup pemeriksaan tenggorokan untuk menilai apakah terdapat pembentukan membran tebal yang dapat menghalangi pernapasan.
  3. Riwayat Vaksinasi:

    • Informasi tentang riwayat vaksinasi difteri sangat penting. Orang yang sudah divaksin secara lengkap memiliki risiko lebih rendah terhadap difteri.
  4. Pemeriksaan Laboratorium:

    • Kultur Bakteri: Dokter dapat mengambil sampel dari tenggorokan atau hidung untuk menumbuhkan bakteri Corynebacterium diphtheriae di laboratorium. Pemeriksaan kultur bakteri ini dapat mengkonfirmasi diagnosis.
    • Pemeriksaan Serologi: Tes darah dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan antibodi terhadap toksin difteri.
  5. Pemeriksaan Gambaran Klinis:

    • Jika ada komplikasi atau gejala paru-paru, pemeriksaan gambaran klinis seperti radiografi dada mungkin diperlukan.
  6. Tes PCR (Polymerase Chain Reaction):

    • Tes PCR dapat digunakan untuk mendeteksi materi genetik dari bakteri difteri. Ini merupakan metode yang lebih cepat dan akurat dalam beberapa kasus.
  7. Konsultasi dengan Spesialis:

    • Dalam beberapa kasus, konsultasi dengan spesialis penyakit menular mungkin diperlukan untuk konfirmasi diagnosis dan perencanaan pengobatan yang tepat.

Cara Mengobati Penyakit Difteri

Meski penyakit difteri bisa berbahaya, tetapi sekarang terdapat berbagai cara untuk mengobati penyakit difteri loh! Yuk, ketahui apa saja metode pengobatan dari penyakit difteri di bawah ini.

  • Diberi Antibiotik 

Dokter pada umumnya akan memberikan antibiotik untuk membunuh bakteri dan menyembuhkan infeksi yang dialami oleh pasien. Untuk dosis antibiotiknya sendiri diberikan tergantung pada tingkat keparahan gejala dan lamanya pasien mengalami atau menderita penyakit difteri.

  • Menerima Suntik Anti Racun

Selain dengan pengobatan dengan antibiotik, suntik anti racun juga bisa dilakukan oleh dokter sebagai cara mengobati penyakit difteri. Guna dari menerima suntik anti racun (Antitoksin) adalah untuk melawan racun yang disebabkan oleh bakteri yang menyebabkan difteri. Namun, perlu diketahui bahwa untuk menerima prosedur ini dokter perlu melakukan pengecekan tes alergi kulit terhadap pasien terlebih dahulu untuk mengetahui jika pasien menderita alergi antitoksin.

Komplikasi Penyakit Difteri 

Jika penyakit difteri tidak segera ditangani ketika melihat gejala-gejalanya maka bisa menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan yang berbahaya. Berikut ini adalah beberapa penyakit yang bisa disebabkan akibat penyakit difteri.

  • Radang otot jantung atau miokarditis
  • Saluran pernapasan tertutup
  • Mengalami pneumonia atau infeksi paru-paru
  • Mengalami kerusakan saraf atau polineuropati
  • Mengalami kelumpuhan sehingga kehilangan kemampuan untuk bergerak 

Cara Cegah Penyakit Difteri

Cara Cegah Penyakit Difteri

Pencegahan penyakit difteri yang paling efektif dilakukan adalah menerima vaksin. Vaksin yang digunakan untuk mencegah difteri adalah vaksin DTP, dimana vaksin ini selain mencegah difteri dapat mencegah tetanus dan pertusis atau batuk rejan.

  • Vaksin Difteri DPT 

Vaksin ini sering disebut sebagai DTP (Difteri, Tetanus, Pertusis) atau DTaP (Difteri, Tetanus, Pertusis dengan komponen Pertusis yang diendahkan). Selain itu, ada juga vaksin DT (Difteri, Tetanus) atau Td (Tetanus, difteri) yang digunakan pada masa dewasa sebagai vaksin ulang. Vaksin DTP merupakan salah satu vaksin imunisasi yang wajib diberikan kepada anak-anak di Indonesia pada saat berusia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, satu setengah tahun dan lima tahun. Total vaksin DTP hingga komplit diberikan kepada anak total 5 kali. Pada usia 10 dan 18 tahun, diberikan booster dengan vaksin sejenis. Setelah menerima vaksin secara lengkap, umumnya anak-anak akan terlindungi dari penyakit difteri seumur hidup.

  • Menghindari Kontak Langsung Dari Virus

Pencegahan lainnya yang dapat dilakukan untuk mengurangi resiko terserang penyakit difteri adalah menghindari kontak langsung dengan penderita difteri, karena penularan difteri terjadi pada saat orang menghirup atau menelan percikan air liur yang dikeluarkan oleh penderita difteri pada saat batuk dan bersin.

  •  Jaga Kebersihan Diri Dari Virus

Selain itu, penggunaan alat makan seperti gelas dan sendok bahkan barang-barang lainnya yang sebelumnya sudah digunakan oleh penderita difteri juga dapat menjadi faktor penularan karena alat makan tersebut sudah terkontaminasi oleh air liur penderita.

Penyakit difteri menjadi salah satu penyakit yang kita harus tetap waspada, untuk melindungi diri dari penyakit infeksi dan menular, kamu bisa menggunakan asuransi kesehatan Super Care, premi mulai dari Rp 50 ribu-an per bulan. Selain itu, ada juga asuransi kesehatan My Hospital dengan santunan harian. Cukup beberapa klik, proses mudah dan cepat, kamu terlindungi! Yuk, cek produknya sekarang juga.

Hitung Premi Sekarang


Asuransi Penyakit Kritis

Artikel Terkait