Penyakit Kanker Payudara: Penyebab, Gejala, dan Cara Pencegahannya
By Herlambang Satriadi, 3 May 2023
Kanker payudara adalah salah satu jenis kanker, dimana terjadi pembentukan sel tidak normal terjadi di payudara. Setelah kanker kulit, jenis kanker yang satu ini merupakan yang paling umum terdiagnosa pada wanita.
Walau lebih umum terjadi pada wanita, kanker payudara juga bisa menyerang pria. Dengan berkembangnya teknologi, risiko meninggal dunia pun semakin kecil. Namun, hal ini hanya bisa terwujud jika ada deteksi dini dan perawatan yang tepat.
Maka dari itu, penting bagi kamu untuk mempunyai kesadaran akan gejala, cara pendeteksian dini, serta cara pencegahan yang tepat.
Kanker Payudara
Ciri & Gejala Kanker Payudara
Benjolan Ciri ciri kanker payudara yang utama adalah adanya benjolan di payudara. Maka dari itu, pemeriksaan benjolan adalah salah satu cara mendeteksi kanker payudara.
Benjolan Kanker Payudara Seperti Apa?
Pada umumnya, benjolan kanker payudara seperti apa? Yuk simak dibawah ini.
- Bertekstur keras
- Tidak sakit/nyeri
- Pinggirnya terasa tidak teratur atau kasar
- Tidak bergerak jika ditekan
- Bertumbuh (semakin besar) seiring waktu
Tentunya bentuknya akan berbeda. Ada pula benjolan kanker payudara yang tidak mempunyai ciri seperti itu. Beberapa benjolan di payudara dapat terasa bulat atau halus, dan bahkan terasa sakit.
Wanita dengan tekstur jaringan kulit yang lebih padat pun akan susah untuk bisa merasakan adanya benjolan. Bagaimana pun juga, benjolan di payudara akan terasa seiring waktu karena bisa semakin besar.
Gejala Kanker Payudara Lainnya
Selain daripada benjolan di payudara, berikut adalah gejala kanker payudara yang mudah dikenali:
- Perubahan pada bentuk dan ukuran payudara
- Terkelupasnya atau mengerasnya kulit di sekitar area puting
- Memerahnya kulit payudara, serupa kulit jeruk
- Adanya lesung pada kulit payudara
- Puting menjadi masuk ke dalam
- Keluarnya cairan atau darah dari puting
Ketika kamu mengalami salah satu gejala kanker payudara di atas, ada baiknya kamu berkonsultasi pada ahli medis di rumah sakit terdekat.
Baca Juga :
- Kenali Apa Saja Tingkatan Stadium untuk Kanker
- Kanker Paru-paru: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan
- Kanker Prostat: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan
Penyebab Kanker Payudara
Penyebab Kanker Payudara terjadi ketika ada sekumpulan sel abnormal yang tumbuh tanpa terkendali. Pada akhirnya, mereka membuat gumpalan. Jika dibiarkan, maka sel tersebut dapat menyebar ke bagian tubuh lain. Fenomena ini juga disebut metastasis.
Biasanya penggumpalan sel abnormal terjadi pada saluran penghasil susu. Namun, sel kanker juga bisa menyerang jaringan kelenjar bernama lobulus, atau di sel dan jaringan lainnya yang berada di payudara.
Penyebab kanker payudara pasti dari sel kanker belum diketahui. Hal ini disebabkan orang-orang yang berisiko tinggi belum tentu mengidap kanker, sementara beberapa orang lainnya yang tidak mempunyai faktor risiko juga tetap bisa mengidap kanker. Kemungkinan, ada peranan antara faktor genetik dan juga lingkungan.
Faktor Risiko
Ada dua jenis faktor risiko kanker payudara, yaitu dari genetik dan lingkungan. Secara genetik, sekitar 5% kasus kanker payudara disebabkan oleh mutasi genetik yang terjadi secara turun-temurun.
Selain keturunan, ada juga faktor lingkungan, antara lain:
- Perokok aktif;
- Terpapar radiasi;
- Berat badan lebih;
- Jarang atau tidak pernah berolahraga;
- Jenis kelamin (Wanita lebih berisiko dibanding pria);
- Umur yang bertambah tua;
- Kondisi kesehatan pada payudara;
- Kamu atau keluarga pernah menderita kanker;
- Menstruasi terlalu muda atau menopause terlalu tua;
- Mempunyai anak pertama di atas usia 30 tahun;
- Tidak pernah hamil;
- Terlalu banyak mengkonsumsi alkohol.
Untuk mengetahui pasti apakah kamu mempunyai faktor risiko ini, kamu bisa berkonsultasi kepada dokter atau ahli medis lainnya.
Diagnosis Kanker Payudara
Jika kamu mempunyai gejala atau faktor risiko yang tinggi, maka kemungkinan dokter akan menyarankan kamu untuk melakukan pemeriksaan untuk kanker payudara. Pemeriksaan tersebut biasanya menggunakan tes berikut:
- Pemeriksaan fisik;
- Mamografi;
- Tes biopsi;
- Ultrasonografi payudara.
Namun, pada biasanya dokter akan merekomendasikan pemeriksaan fisik sendiri sebelum menjalani tes. Dengan begitu, tidak perlu melakukan pemeriksaan laboratorium jika tidak perlu.
Berikut adalah cara diagnosis kanker payudara yang bisa kamu lakukan pemeriksaan fisik sendiri:
- Pilih tanggal yang tepat. Karena hormon berpengaruh pada tekstur payudara, pilih tanggal setelah kamu selesai menstruasi. Jika kamu tidak menstruasi, maka kamu bisa pilih tanggal sebebasnya asalkan sama setiap bulannya.
- Perhatikan payudara kamu. Lihat di kaca dan cek apakah ada perubahan ke bentuk, ukuran, atau warna. Kembali amati dengan mengangkat kedua tangan. Lihat apakah ada perbedaan ketika mengangkat tangan.
- Periksa setiap payudara. Berbaringlah di ranjang atau sofa. Gunakan jari kamu untuk mencari apakah ada benjolan atau kejanggalan lainnya. Mulai di bagian puting, kemudian ke tulang dada, hingga ketiak dengan gerakan memutar. Ulangi pada payudara yang satu lagi.
- Pencet putingnya secara perlahan. Lihat apakah ada cairan yang keluar.
- Ulangi saat mandi. Lakukan pemeriksaan terakhir ketika mandi.
Lakukan ini setiap bulan. Ada baiknya jika kamu juga menyimpan sebuah jurnal untuk melihat apakah ada perbedaan dalam sebulan.
Obat Kanker Payudara
*Catatan: Pastikan kamu melakukan konsultasi kepada dokter atau ahli medis terlebih dahulu. Informasi ini tidak berfungsi sebagai pengganti nasihat medis.
Biasanya ada 5 jenis pengobatan kanker payudara berdasarkan rekomendasi dokter, yaitu operasi, kemoterapi, terapi target, terapi radiasi, dan terapi hormon.
1. Operasi
Dalam kasus kanker payudara, ada beberapa pembedahan yang mungkin dilakukan. Hal ini ditentukan berdasarkan masing-masing kasus. Pilihan pembedahan dapat berupa:
- Pengangkatan payudara (Mastektomi), yang bisa dilakukan secara:
- Sebagian, disebut juga nipple-sparing. Hanya mengangkat jaringan yang terpengaruh oleh sel kanker.
- Keseluruhan.
- Radikal, dimana pengangkatan tidak hanya untuk payudara, tapi juga kelenjar getah bening, dan bahkan sebagian otot pada dada.
- Pasang payudara implan atau silikon;
- Bedah onkoplastik, yaitu rekonstruksi payudara pada kanker;
- Bedah konservatif, yaitu pengangkatan sel kanker dan kelenjar getah bening.
2. Kemoterapi
Terapi yang satu ini memanfaatkan obat tertentu yang memperlambat pertumbuhan sel kanker. Biasanya kemoterapi tidak berjalan sendiri, tetapi merupakan persiapan sebelum dan sesudah pengangkatan tumor.
Obat yang dipakai untuk kemoterapi pun berbeda-beda. Biasanya dokter akan menyesuaikan dengan kondisi kesehatan kamu, stadium kanker, dan juga usia.
3. Terapi Target
Jika kemoterapi menggunakan obat yang memperlambat pertumbuhan sel kanker, terapi target menggunakan obat yang memang bisa melawan sel kanker tanpa menyerang sel-sel normal.
Salah satu contoh umum obat terapi target berfokus pada protein HER2 yang ada pada sel kanker. Dengan begitu, obat yang dibuat pun menyerang sel-sel yang memproduksi terlalu banyak HER2.
4. Terapi Radiasi
Bertujuan membunuh sel kanker, terapi radiasi menggunakan teknologi X-ray. Biasanya sebuah mesin besar akan digunakan untuk menyorot bagian tubuh kamu yang terkena kanker. Terapi radiasi juga merupakan salah satu terapi yang dilakukan setelah pembedahan.
Pada umumnya, terapi berlangsung mulai dari 3 hari hingga 6 minggu, tergantung dari keperluan pengobatan. Namun, terapi yang satu ini mempunyai beberapa efek samping, seperti rasa lelah, ruam merah, serta pembengkakan atau pengerasan jaringan dada.
5. Terapi Hormon
Terapi hormon dapat digunakan bagi jenis sel kanker yang sensitif terhadap hormon estrogen dan progesterone. Biasanya jenis terapi ini digunakan sebelum atau sesudah pembedahan untuk mengurangi kemungkinan kembalinya kanker.
Biasanya perawatan terapi hormon yang dilakukan meliputi:
- Obat yang menghambat/mencegah produksi hormon;
- Obat yang menghentikan produksi estrogen setelah menopause;
- Pembedahan untuk mencegah produksi hormon di ovarium.
Ada kemungkinan kamu mengalami efek samping, berupa keringat dingin atau kondisi vagina yang kering. Selain itu, ada efek samping yang lebih serius seperti risiko menipisnya tulang dan pembekuan darah.
Baca Juga : Hati-Hati, Ini Dia 9 Penyebab Haid Tidak Lancar yang harus di waspadai!
Perawatan yang Bisa Dilakukan di Rumah
Tidak hanya perawatan medis dari rumah sakit, kamu pun tetap perlu melakukan perawatan kesehatan di rumah pasca kesembuhan. Terutama mengingat kanker bisa kembali menyerang jika kamu tidak menjaga kesehatan. Berikut perubahan gaya hidup yang perlu kamu lakukan:
1. Berhenti Merokok/Minum Alkohol
Jika kamu sebelumnya merokok, lakukan langkah cara berhenti merokok. Dengan demikian, risiko sel kanker kembali pun lebih sedikit. Sama halnya dengan rokok, mengkonsumsi alkohol terlalu banyak juga bisa menghambat proses penyembuhan kamu.
2. Perbaiki Pola Makan
Pola makan harus teratur dan terdiri dari gizi seimbang. Walau terkesan sederhana, tapi kenyataannya lebih susah untuk dilakukan. Terutama mengingat beberapa efek samping dari terapi kanker dapat berupa rasa mual.
Usahakan untuk tetap mengkonsumsi makanan yang sehat. Jika kamu tidak bisa menghabiskan porsi yang besar, beralih lah ke porsi yang lebih kecil dengan frekuensi makan yang lebih sering dalam 1 hari.
3. Rutin Olahraga
Kanker dapat menyerap seluruh energi kamu. Hal ini membuat kamu merasa lemas. Karena itu, kamu juga perlu melakukan suatu bentuk olahraga atau latihan fisik, agar tubuh kamu tidak terus-menerus terasa lemas.
Namun, sebelum melakukan ini, pastikan kamu sudah melakukan konsultasi kepada dokter atau ahli medis lainnya yang merawat kamu. Dengan begitu, kamu pun bisa memilih jenis olahraga yang sesuai dengan kapasitas kamu.
Cara Mencegah Kanker Payudara
Walau penyebab pasti dari terbentuknya sel kanker masih tidak diketahui, kamu tetap bisa mengurangi faktor risiko. Dengan begitu, kemungkinan terkena sel kanker pun berkurang. Berikut beberapa hal yang bisa kamu terapkan dalam.
- Kurangi konsumsi alkohol. Lebih baik tidak mengkonsumsi. Namun, kamu masih boleh maksimal 1 gelas per hari.
- Mulai olahraga secara rutin. Buat target setidaknya 150 menit per minggu. Tidak harus yang ekstrim, asal tubuh tetap bergerak.
- Makan secara teratur dan seimbang. Jangan hanya gorengan saja, tetapi makan juga sayuran, buah, dan protein secukupnya bagi tubuh.
- Usahakan tidak mengambil terapi hormon setelah menopause. Hal ini bisa menambah risiko kamu terkena kanker.
- Tetap menjaga berat badan ideal. Bukan masalah kurus atau gemuk, yang penting kamu sehat dan terhindar dari risiko kesehatan akibat overweight atau underweight.
- Lakukan pemeriksaan payudara di rumah. Biasakan untuk mengecek sebulan sekali, serta catatlah dalam jurnal jika kamu merasa adanya perubahan atau benjolan pada payudara.
Antisipasi Risiko Kanker!
Bersama asuransi kesehatan Super Well, kamu bisa mengantisipasi risiko finansial dari kanker payudara. Dengan begitu, kamu bisa lebih fokus pada penyembuhan, dan biarkan asuransi penyakit kritis Super Well menanggung semuanya sesuai tagihan.
Mulai dari Rp50.000-an saja per bulan, kamu bisa mendapatkan manfaat rawat jalan dan inap sesuai tagihan dengan batas tahunan Rp1M. Gak percaya? Coba cek dulu yuk produknya!