Penyakit Sifilis

Teman SUPERjuangan, membicarakan tentang penyakit kelamin, seperti penyakit sifilis terkadang masih dianggap tabu oleh masyarakat. Padahal penyakit sifilis adalah salah satu jenis penyakit menular seksual yang patut kita waspadai. Pasalnya, penyakit sifilis pada pria dapat ditularkan kepada wanita ataupun sebaliknya melalui kontak seksual.

Berdasarkan pernyataan Kementerian Kesehatan dalam Pedoman Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual, Indonesia menempati posisi ke-12 dengan jumlah kasus penyakit sifilis yang tinggi. Diketahui bahwa penyakit sifilis mengalami peningkatan prevalensi sebanyak 7 persen. 

Tak hanya itu, penyakit sifilis juga bisa mengancam kesehatan bayi yang baru lahir dari ibu yang menderita penyakit sifilis. Jika tidak teridentifikasi sejak masa-masa kehamilan, justru akan menyebabkan bayi lahir prematur, cacat, kerusakan organ, bahkan berujung pada kematian.

Kemudian, antara tahun 2020 sampai 2021, telah melonjak hingga 15 persen pada kasus penyakit sifilis yang dialami oleh bayi baru lahir. Padahal pada tahun itu, kita sedang diterpa isu kesehatan dunia COVID-19 yang seolah membuat dunia berhenti, tapi ternyata tidak dengan penyakit sifilis ini.

Teman SUPERjuangan, itu berarti banyak di antara kita yang masih awam dengan penyakit sifilis. Nah, untuk bisa mencegah dan mengobati penyakit sifilis, kita harus mengenali apa itu sifilis dan gejala penyakit sifilis lebih dulu. Mari kita sama-sama simak dalam artikel ini!

Baca juga: Ketahui Apa Itu Kondiloma Akuminata!

Penyakit Sifilis

Apa itu Sifilis?

Apa itu Sifilis

Apa itu sifilis? Mungkin kita sudah lebih akrab mengenalnya dengan penyakit raja singa. Meskipun belum diketahui secara pasti alasan penyakit sifilis ini kerap disebut raja singa. Penyakit sifilis sudah ada sejak berabad-abad tahun yang lalu, bahkan masih eksis hingga kini. Semakin membuat kita penasaran bukan, sebenarnya apa itu sifilis.

Sifilis adalah suatu infeksi yang ditularkan melalui aktivitas berhubungan badan pada manusia. Penyebab sifilis diketahui karena adanya bakteri bernama Treponema pallidum yang masuk ke dalam tubuh melalui selaput lendir. Bakteri penyebab sifilis ini akan berawal menginfeksi alat kelamin, mulut, kulit, serta sistem saraf kita.

Pada tahap yang kronis, bakteri penyebab sifilis mampu merusak organ-organ tubuh lainnya, seperti mata, tulang, otak, dan jantung. Dan jika tidak segera dilakukan pengobatan sifilis, yang terjadi adalah kehilangan nyawa. Sejarah kesehatan dunia mencatat kasus pertama penyakit sifilis seperti ini dialami oleh seorang pria bernama Joseph Grunpeck pada tahun 1496.

Penyebab Penyakit Sifilis

Penyebab Penyakit Sifilis

Penyakit sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum, yang memiliki genom bakteri terkecil dan mampu beradaptasi dengan berbagai macam jaringan tubuh. Namun, penyebab penyakit sifilis ini tidak dapat bertahan lama di udara.

Hal ini menjawab ketakutan masyarakat yang masih awam terkait penularan penyakit sifilis. Faktanya, bakteri Treponema pallidum penyebab penyakit sifilis ini tidak dapat ditularkan hanya dengan berbagi peralatan makan, pakaian, kamar mandi, maupun kolam renang.

Adapun secara garis besar, penularan penyakit sifilis disebabkan oleh hubungan seksual, menyentuh luka, produk darah, serta diturunkan dari ibu hamil penderita penyakit sifilis. Coba simak penjelasan selengkapnya berikut ini.

  • Penyakit sifilis disebabkan oleh hubungan seksual yang tidak aman, baik melalui seks vaginal (kelamin), seks oral (mulut), maupun seks anal (anus), terutama dengan penderita penyakit sifilis. Tapi, pada beberapa kasus yang lain, penularan penyebab penyakit sifilis ketika berciuman.
  • Penyakit sifilis disebabkan oleh kontak fisik atau menyentuh langsung luka pada tubuh penderita penyakit sifilis.
  • Penyakit sifilis disebabkan oleh alat kesehatan, misalnya jarum suntik yang tidak steril, darah yang tidak disaring, ataupun transfusi jaringan tubuh yang telah terinfeksi penyakit sifilis.
  • Penyakit sifilis disebabkan oleh bawaan dari ibu penderita penyakit sifilis yang diturunkan kepada bayi, baik dalam proses mengandung, persalinan, maupun menyusui. Penyebab penyakit sifilis ini juga dikenal sebagai sifilis kongenital.

Faktor Risiko Penyakit Sifilis

Sifilis adalah penyakit kelamin yang dapat menular, karena itu ada beberapa kondisi yang sebenarnya dapat meningkatkan faktor risiko penyebab penyakit sifilis ini muncul. Sebaiknya kita hindari hal-hal di bawah ini!

  • Aktif melakukan aktivitas seksual tanpa menggunakan pengaman (kondom).
  • Bergonta-ganti pasangan hubungan seksual.
  • Menjadi pekerja seks.
  • Hubungan seks sesama jenis (homoseksual atau biseksual).
  • Menggunakan tato yang tidak aman.
  • Mengidap infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri jenis lain, seperti gonore, klamidia, herpes, atau sebagainya.
  • Mengidap penyakit menular seksual yang disebabkan oleh virus, seperti HIV/AIDS.
  • Usia 17-25 tahun. Berdasarkan data kasusnya, penyakit sifilis paling banyak menyerang usia muda karena kurangnya edukasi soal bahaya melakukan hubungan seksual sebelum menikah.
  • Penyakit sifilis pada pria memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan wanita.

Gejala Penyakit Sifilis

Sifilis adalah infeksi menular seksual yang memiliki gejala awal tidak terlihat dan hampir tidak terasa sakitnya sehingga sangat sulit untuk disadari. Gejala penyakit sifilis juga terjadi secara bertahap. Setiap tahapan penyakit sifilis juga memiliki gejala penyakit sifilis yang berbeda-beda.

Yuk, ketahui apa saja gejala penyakit sifilis berdasarkan tahapannya di bawah ini!

  • Penyakit sifilis primer

Gejala Penyakit Sifilis Primer

Gejala penyakit sifilis primer ini ditandai dengan munculnya luka yang mana penyakit sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum, seperti alat kelamin, dubur, ataupun sekitar mulut. Beberapa sifilis pada pria mengalami luka lebih dari satu di area penis. Luka pada gejala penyakit sifilis primer berukuran sangat kecil, juga biasa disebut ulkus durum atau chancre

Ulkus durum atau chancre biasanya berbentuk bulat, dengan dasar bersih dan bergranulasi warna merah. Terlihat hampir mirip dengan jerawat pada umumnya dan tidak menimbulkan rasa sakit. Karena itu, si penderita gejala penyakit sifilis primer terkadang tidak menyadarinya. Selain itu, pada sebagian orang diikuti dengan pembengkakan kelenjar getah bening.

Luka pada gejala sifilis primer ini dapat berkembang 10 hingga 90 hari setelah terpapar penyakit sifilis. Jika diobati, waktu pemulihannya sekitar 3 sampai 6 minggu lamanya. Tapi, jika tidak segera dilakukan pengobatan sifilis, penyebab penyakit sifilis tadi dapat menyebar ke tahap gejala penyakit sifilis berikutnya.

  • Penyakit sifilis sekunder

Gejala Penyakit Sifilis Sekunder

Penyakit sifilis sekunder ditandai dengan kemunculan ruam-ruam pada tubuh, khususnya kaki dan tangan. Munculnya ruam ini terkadang disertai dengan kutil pada mulut atau area kelamin. Tapi, gejala penyakit sifilis tersebut tidak akan menimbulkan rasa gatal sama sekali. Gejala penyakit sifilis tahap ini dapat berlangsung 1-3 bulan, bahkan berlanjut 1 tahun.

Selain itu, si penderita penyakit sifilis yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum ini bisa saja mengeluhkan beberapa gejala penyakit siflis lainnya. Misalnya, sakit kepala, nyeri sendi, mudah merasa lelah, flu, demam, rambut sering rontok, penurunan berat badan, serta pembesaran kelenjar getah bening.

  • Penyakit sifilis laten

Penyakit sifilis tahap laten sebenarnya tidak akan menimbulkan gejala penyakit sifilis klinis yang khusus. Namun, penyakit sifilis laten akan berlangsung kurang lebih selama 1 tahun dan masih bisa ditularkan.

Setelah 2 tahun, ada dua kemungkinan yang dapat terjadi bagi si penderita penyakit sifilis. Pertama, penyebab penyakit sifilis tidak dapat ditularkan kembali, meski bisa saja masih ada dalam tubuh. Kedua, infeksi penyebab sifilis justru berkembang ke tahap selanjutnya.

  • Penyakit sifilis tersier

Gejala Penyakit Sifilis Tersier

Gejala penyakit sifilis tersier merupakan tahapan terparah yang dialami oleh si penderita penyakit sifilis. Penyakit sifilis tersier akan muncul 10-30 tahun setelah infeksi gejala penyakit sifilis berlangsung di tahap primer. Meskipun begitu, penyakit sifilis tersier akan menimbulkan gejala munculnya gumma atau tumor kecil.

Jika gejala penyakit sifilis tahap ini tidak segera dilakukan pengobatan sifilis, justru akan menyerang organ-organ tubuh lainnya. Karena itu, si penderita penyakit sifilis tahap ini sangat rentan mengalami kebutaan, jantung, stroke, bahkan kematian.

Baca juga: Ini 10 Penyebab Pembuluh Darah Pecah dan Gejalanya!

Pengobatan Sifilis

Infeksi Menular Seksual yang Membahayakan!

Setelah kita mengetahui apa itu sifilis sampai dengan gejala penyakit sifilis dan tahapannya, ketahui juga pengobatan sifilis untuk menghentikan penyebaran penyebab sifilis. Tetapi, pengobatan sifilis sebenarnya akan lebih efektif ketika gejala penyakit sifilis masih berada di tahap primer dan sekunder.

Adapun pengobatan sifilis yang dilakukan juga harus berdasarkan kondisi penderita penyakit sifilis. Selain itu, penderita penyakit sifilis dengan gejala penyakit sifilis tahap apa pun tidak diperbolehkan dulu untuk berhubungan seksual. 

Penderita penyakit sifilis yang memiliki gejala penyakit sifilis tahap primer, sekunder, dan laten akan diberikan suntikan antibiotik benzathine penicillin ke dalam otot. Pengobatan sifilis ini biasanya dilakukan kurang lebih dalam 14 hari. Setelah itu, dokter akan kembali memeriksa apakah penyebab sifilis dalam tubuh pasien masih ada atau tidak.

Pengobatan sifilis bagi penderita penyakit sifilis tahap tersier dan ibu hamil juga akan diberikan antibiotik melalui infus dengan dosis tambahan. Selain itu, dokter juga akan melakukan skrining dan tes darah pada ibu hamil untuk memeriksa kondisi bayi apakah membawa penyebab sifilis atau tidak.

Pencegahan Sifilis

Pencegahan Sifilis

Sifilis adalah penyakit yang cukup rumit, seseorang bisa terkena penyakit sifilis lebih dari satu kali lho. Karena itu, sebaiknya lakukan pencegahan sifilis sedini mungkin. Yuk, ikuti pencegahan sifilis seperti di bawah ini!

  • Menghindari berhubungan seksual dalam waktu yang terlalu lama.
  • Tidak melakukan hubungan seksual yang berisiko, seperti homoseksual dan biseksual.
  • Jangan berganti-ganti pasangan, sama-sama cukup dengan satu orang saja.
  • Menggunakan alat pengaman atau kondom lateks.
  • Berhenti merokok, bertato. maupun mengonsumsi alkohol dan obat terlarang.
  • Terbuka dan berdiskusi dengan pasangan mengenai kondisi kesehatan masing-masing, terutama sebelum menikah.
  • Rutin melakukan pemeriksaan kepada ibu hamil dan calon bayi.

Nah, itu tadi rangkuman SuperMin mengenai penyakit sifilis. Selain melakukan pencegahan sifilis, yuk jaga kesehatan tubuh dengan asuransi kesehatan! Banyak sekali manfaat Super Easy Health dari Super You yang bisa kita dapatkan hanya dengan bayar premi setara Rp4.500 aja kok per hari. Tunggu apalagi?

Artikel Terkait