Penyebaran Virus Corona Berdasarkan Bahasa

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa laju penyebaran virus Corona dapat dipengaruhi oleh bahasa apa yang kita pakai sehari-hari. Apa artinya beberapa bahasa bisa menjadi lebih berbahaya dari bahasa lainnya di tengah Pandemi ini? 

Daripada bingung, yuk kita bahas tuntas faktanya!

Bagaimana cara virus Corona menyebar?

Virus Corona dapat menyebar melalui droplet (tetesan cair). Droplet sendiri dapat tersebar ketika seseorang yang sudah terinfeksi batuk dan bersin. Ketika seseorang batuk atau bersin, droplet berkecepatan tinggi dapat menyebar hingga 1-2 meter. Inilah alasan kenapa kita disarankan untuk menutup hidung dan mulut dengan siku saat sedang batuk atau bersin. 

Virus ini pun bisa menyebar dengan menyentuh permukaan asing yang mungkin mempunyai droplet dengan virus. Karena itu, kita disarankan untuk rajin mencuci tangan selama 20 detik.

Sudah cek update angka penyebaran virus Corona di Indonesia?

Namun, apa benar bahwa bahasa juga mempengaruhi?

Penelitian oleh Georgios P. Georgiou dan Ahmad Kilani mendapati bahwa beberapa bahasa dapat melontarkan lebih banyak droplet ke udara. Artinya beberapa bahasa bisa lebih cepat menyebarkan virus COVID-19 ketimbang bahasa lainnya.

Semua ini berakar dari seberapa banyak suatu bahasa menggunakan konsonan aspiratif, yaitu huruf yang memuncratkan lebih banyak droplet ketika dikatakan. Contoh huruf dari konsonan aspiratif adalah huruf p, t, dan k.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Georgiou and Kilani ini mendapati bahwa orang yang berbicara dalam bahasa Inggris melontarkan lebih banyak droplet dibandingkan orang yang berbicara dalam bahasa Jepang. Hal ini dikarenakan Inggris lebih sering menggunakan konsonan aspiratif seperti huruf p, t, dan k dalam Bahasa Inggris, sementara Jepang lebih menggunakan konsonan yang tidak banyak mengeluarkan droplet, seperti s.

Hal ini pun didukung oleh data yang menunjukkan bahwa angka penyebaran virus COVID-19 dan sebelumnya virus SARS-CoV-1 lebih cepat menyebar di kalangan orang yang berbahasa Inggris dibandingkan mereka yang berbahasa Jepang.

Dari situlah, muncul language virus theory atau sebuah teori bahwa bahasa mempengaruhi laju penyebaran coronavirus.

Bagaimana dengan Bahasa Indonesia?

Dalam bahasa Indonesia, tidak ada istilah konsonan aspiratif. Bagaimanapun juga, Indonesia  memang tetap menggunakan huruf p, t, dan k. Sayangnya, belum ada penelitian lebih lanjut mengenai apakah huruf-huruf tersebut memang melontarkan lebih banyak droplet ke udara atau tidak dalam Bahasa Indonesia.

Hal yang terpenting yang bisa lakukan adalah memperhatikan cara kita berbicara. Pastikan tidak terlalu keras atau ekstrim sehingga droplet yang kita lontarkan pun lebih sedikit. Atau kamu juga bisa tetap mengikuti protokol kesehatan dengan menggunakan masker dan melakukan social distancing. 

Pada akhirnya, tidak peduli bahasa apa yang kita gunakan, lebih aman menggunakan masker agar droplets tidak tersebar ke udara atau orang lain.

Cegah dan Antisipasi Penyebaran Virus Sekarang!

Karena kita tidak mungkin meninggalkan bahasa Indonesia, hal selanjutnya yang bisa lakukan hanyalah mencegah dan mengantisipasi. Tentunya kita bisa mencegah dengan diam di rumah dulu saja, dan juga mengikuti protokol kesehatan bila memang harus keluar.

Kamu juga bisa mengantisipasi penyebaran virus COVID-19 sekarang dengan perlindungan asuransi jiwa Super Life dan asuransi penyakit kritis Super Strong. Faktanya adalah pandemi ini membawa banyak risiko kesehatan. Dengan perlindungan Super You, setidaknya kamu bisa mengantisipasi dan mengurangi risiko beban finansial.

Artikel Terkait