varian baru virus corona

COVID-19 yang melanda dunia global berjalan hampir dua tahun. Virus ini tidak kunjung berakhir malah menimbulkan jenis varian baru yang semakin membuat dunia merasa sulit dari berbagai bidang seperti kesehatan, ekonomi, bisnis, dan lainnya. Mutasi virus Corona menimbulkan varian baru sehingga kamu harus memahami gejala dan cara mencegah penularannya agar kamu tidak positif COVID-19. Baca juga, fakta mutasi baru virus corona.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ada beberapa jenis varian virus Corona dengan pemberian nama-nama baru. Penamaan ini dilakukan dengan banyak pertimbangan dan tinjauan dari banyak sistem untuk penamaan varian baru virus Corona.

Tentu penamaan ini dilakukan oleh sekelompok ahli mitra dari seluruh dunia termasuk ahli yang merupakan bagian dari sistem penamaan juga ada, ahli nomenklatur dan taksonomi virus, peneliti dan otoritas nasional. Penamaan varian virus Corona menggunakan alfabet Yunani. Penamaan ini tentu tidak terkait dengan satu negara.

Berikut ini penamaan baru untuk 10 varian baru virus corona:

1. Varian virus corona Inggris B.1.1.7 atau Alpha Varian

Alpha Varian merupakan varian COVID-19 yang pertama kali muncul di Inggris pada bulan Desember 2020. Varian baru virus corona tersebut menunjukkan potensi peningkatan penularan dan rawat inap. Gejala-gejala yang timbul akibat virus corona B.1.1.7 atau Alpha Varian adalah

  • Demam
  • Batuk Kering
  • Kesulitan bernapas
  • Adanya penurunan fungsi indera pengecap dan penciuman
  • Merasa adanya keluhan pada saluran pencernaan

Kenali juga virus Corona tanpa gejala yang tidak disadari.

2. Virus corona Afrika Selatan B.1.351 atau Varian Beta

Virus corona varian B.1.351 ditemukan di Teluk Nelson Mandela, Afrika Selatan pada bulan Oktober 2020. Varian Beta ini bisa mempengaruhi netralisasi beberapa antibodi, namun belum terdeteksi apakah jenis ini mampu meningkatkan risiko keparahan penyakit. Varian Beta ini dianggap memiliki kemampuan penularan yang lebih cepat dan berpotensi mengakibatkan kematian yang tinggi. Selain itu juga mempengaruhi penurunan efikasi vaksin COVID-19

3. Virus corona Brasil P.1 atau Varian Gamma

Varian P.1 atau Gamma merupakan varian virus corona yang ditemukan di Brasil. Varian virus corona ini dapat dikatakan sama dengan varian B.1.352 yang mana ditemukan lolos dari netralisasi saat diinkubasi dengan antibodi yang dihasilkan dari gelombang pertama pandemi.

Baca Juga :

4. Virus corona India B.1.617.2 datau Varian Delta

Virus corona varian B.1.617atau varian Delta adalah varian baru yang berasal dari mutasi ganda E484Q dan L452R. E484Q mirip dengan E484K dimana merupakan mutasi yang terlihat pada varian B.13.53 (varian Afrika Selatan) dan varian Brasil, P1. Adapun L452R juga terdeteksi dalam varian virus California, B.1.429.

Varian virus corona Delta ini dapat dikatakan penularannya lebih cepat. Varian ini juga masuk ke Indonesia, salah satunya Jakarta.

5. Varian Amerika Serikat B.1.427/B.1.429 atau Epsilon

Varian Amerika Serikat B.1.427/B.1.429 atau Epsilon merupakan varian California. Dikutip dari CNBC, varian virus corona Epsilon ini diperkirakan menyumbang 52% kasus Covid di California, 41% di Nevada, dan 25% di Arizona.

CDC juga mengklasifikasikan varian jenis Epsilon ini sebagai varian yang dapat mengarah pada peningkatan penularan dan penyakit yang lebih parah.

asuransi rawat jalan

6. Virus corona Brasil P.2 varian Zeta

Varian P2 atau Zeta merupakan varian virus corona lain selain varian P1 yang terdeteksi lebih dulu di Brazil. Varian jenis Zeta juga telah terdeteksi lebih dahulu di Inggris dan dilaporkan menyebar di Rio de Janeiro.

Baca Juga :

7. Varian virus corona B.1.525 atau Eta

Varian B.1525 atau Eta adalah varian yang baru-baru ini diidentifikasi di Inggris. Para ilmuwan mengawasi varian virus corona Eta ini karena memiliki beberapa mutasi termasuk adanya E484 K. Sampai saat ini belum ada bukti bahwa virus corona Eta lebih menular atau berkembang menjadi penyakit yang lebih parah.

8. Varian virus corona Filipina P.3 atau Theta

Varian virus corona Filipina P.3 atau Theta dideteksi pada 13 Maret 2021 dan ditemukan pada sampel lokal di Filipina. Dikutip dari Rappler, walaupun belum cukup bukti tentang varian jenis Theta namun dapat berdampak pada kesehatan dan kemungkinan virus jenis ini lebih menular dibandingkan versi asli SARS-CoV-2.

9. Varian virus corona Amerika Serikat B.1.526 atau Iota

Virus corona varian B.1526 atau Iota ditemukan pada sampel yang dikumpulkan di New York pada Bulan November 2021. Belum diketahui jenis varian ini lebih menular dibandingkan virus aslinya. Varian Iota juga belum tersebar luas, namun sudah menyebar melalui di New York dan sekitarnya.

10. Varian virus corona India B.1.617.1 atau Kappa

Varian jenis Kappa adalah varian virus corona baru yang terdiri dari mutasi ganda. Di India, lebih dari 2,7 juta kasus infeksi, sub-garis keturunan B1617,1 dan B1617,2 ditemukan masing-masing 21% dan 7% dari semua sampel. B1617.1 dan B1617.2 ini terbukti resisten terhadap antibodi Bamlanivimab yang digunakan untuk pengobatan COVID-19, serta “berkurangnya kerentanan terhadap antibodi netralisasi” untuk B1617.1.

Pencegahan penularan virus corona

Kita dihimbau untuk tetap menjaga kesehatan tubuh dan mentaati protokol kesehatan seperti memakai masker, sering mencuci tangan, jaga jarak, dan mengkonsumsi vitamin C. Selain itu kita juga harus lebih sering berolahraga dan mengkonsumsi makanan sehat. Dengan begitu membantu menjaga imunitas tubuh. Hal lain yang dapat dilakukan untuk melindungi diri adalah mempersiapkan asuransi kesehatan khusus untuk perlindungan COVID-19. Di Super You, asuransi Super Care Protection hadir sebagai solusi perlindungan COVID-19. Kamu bisa memilih jenis paket sesuai kantong dan kebutuhan kamu. Ada juga santunan harian jika kamu terkena penyakit COVID-19. Premi terjangkau! Yuk, beli sekarang.

Artikel Terkait