Penyakit Virus Ebola: Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan
By Herlambang Satriadi, 9 Mar 2021
Penyakit Virus Ebola adalah sebuah infeksi virus langka dan mematikan yang ada pada manusia dan hewan primata lainnya. Kebanyakan virus ini menyebar di daerah Afrika Sub-Sahara dan belum ada kasus terkonfirmasi Ebola di Indonesia. Namun, mengingat bahwa hanya 10 persen penderita yang selamat, ada baiknya jika kita bisa lebih berwaspada dan melakukan langkah pencegahan untuk penyakit satu ini.
Cara Penularan Ebola
Transmisi penularan virus Ebola terjadi karena kontak langsung dengan manusia atau hewan yang terinfeksi. Kontak langsung di sini berarti melalui darah atau cairan tubuh lainnya, seperti keringat, urine, feses, ASI, hingga air mani. Jika darah atau cairan tubuh yang terinfeksi masuk ke dalam tubuh kamu melalui luka, hidung, mulut, atau telinga.
Ebola juga tidak airborne (ditularkan melalui udara) atau melalui gigitan nyamuk. Virus Ebola juga tidak dapat tersebar ke orang lain sampai gejala orang yang terinfeksi muncul.
Berikut beberapa faktor risiko untuk terjangkit virus Ebola:
- Baru saja bepergian ke negara yang mempunyai kasus aktif Ebola, seperti Guinea, Sudan, Kongo, dan negara lainnya di Afrika Sub-Sahara
- Mempunyai keluarga atau orang lain serumah yang menderita Ebola
- Peneliti hewan primata, terutama jika hewan tersebut datang dari Afrika
- Petugas medis yang merawat pasien terjangkit virus Ebola
Gejala Ebola
Ebola mulai menunjukkan gejala dalam waktu 2 sampai 21 hari setelah terinfeksi virus, dengan rata-rata yaitu 8-10 hari. Biasanya dimulai dari gejala yang “kering” pada awalnya (seperti demam, nyeri, rasa lelah), kemudian menjadi gejala yang “basah” (seperti diare dan muntah) ketika pasiennya semakin sakit.
Berikut adalah beberapa gejala Ebola:
- Demam
- Nyeri dada
- Nyeri sendi
- Sakit kepala
- Merasa lemas dan lelah
- Diare
- Muntah
- Pendarahan yang tiba-tiba
Gejala lain di tahap akhir termasuk mata merah, munculnya ruam kulit, dan cegukan. Jika kamu mengalami gejala-gejala tersebut, ada baiknya jika kamu segera mengunjungi rumah sakit terdekat untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Baca Juga: Kenali Penyakit Rabies: Penyebab, Ciri, dan Pencegahannya
Pengobatan Ebola
Belum ada pengobatan yang efektif untuk melawan virus Ebola sampai saat ini. Namun, tindakan pengobatan untuk mengendalikan gejala bisa dilakukan, seperti melalui:
- Obat darah tinggi untuk menurunkan hipertensi
- Obat untuk mengurangi muntah dan diare
- Transfusi darah jika anemia (kekurangan darah)
- Infus cairan untuk menjaga pasien tetap terhidrasi
- Oksigen tambahan agar mencegah kurangnya oksigen
Pasien Ebola biasanya memasuki masa pemulihan untuk beberapa bulan sebelum virusnya hilang. Selama itu, pasien akan mengalami berbagai jenis gejala lain seperti:
- Gangguan saraf
- Radang, terutama di mata dan testis
- Penyakit kuning
- Rontoknya rambut
- Kelelahan secara berlebih
Kesembuhan bergantung pada beberapa faktor, seperti seberapa cepat pengobatan dilakukan, apakah respons tubuh terhadap pengobatan, dan sistem kekebalan tubuh pasien. Namun, jika sembuh maka pasien akan kebal dengan virus selama 10 tahun.
Dampak Ebola
Setelah sembuh, pasien masih bisa mengalami berbagai jenis risiko kesehatan sebagai dampak dari Ebola, seperti:
- Rasa lelah
- Sakit kepala
- Nyeri tulang dan sendi
- Gangguan mata dan penglihatan (pandangan kabur, mata merah, dan lainnya)
- Naiknya berat badan
- Kurangnya nafsu makan
Beberapa isu kesehatan lainnya juga mungkin terjadi, seperti hilangnya ingatan, pembengkakan di leher, rontoknya rambut, kehilangan atau gangguan pendengaran, impotensi, berkurang atau hilangnya hasrat seksual, sulit tidur, depresi, kecemasan berlebih, hingga post-traumatic stress disorder (PTSD).
Pencegahan Ebola
Pada Desember 2019 silam, Badan Pengawas Obat dan Makanan dari Amerika sudah menyetujui vaksin Ebola rVSV-ZEBOV, disebut juga Ervebo, untuk pencegahan penyakit virus Ebola. Namun vaksin ini hanya aman dan bisa melindungi kamu dari spesies Ebola bernama Zaire ebolavirus.
Kamu perlu melakukan tindak pencegahan lebih lanjut bila kamu tinggal atau bepergian ke daerah dimana terjadi penyebaran Ebola. Berikut adalah beberapa langkah pencegahan yang bisa kamu ambil:
- Hindari kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh (seperti urine, feses, ludah, keringat, muntahan, air susu, air mani, dan cairan vagina) orang yang sedang sakit
- Hindari menyentuh benda yang mungkin dipakai oleh orang yang terinfeksi, seperti baju, tempat tidur, jarum suntik, atau peralatan medis
- Hindari kontak langsung dengan hewan primata (seperti kelelawar dan monyet) yang mungkin terinfeksi, terutama darah, kotoran, dan daging mentah dari hewan tersebut
- Hindari pemakaman, terutama jika harus menyentuh jasad seseorang yang mati karena Ebola atau diduga karena Ebola
- Hindari rumah sakit yang menangani pasien Ebola
- Pergi ke dokter setelah kembali untuk memastikan kamu tidak terinfeksi Ebola
Antisipasi Risiko Ebola
Kamu bisa mengantisipasi risiko Ebola lebih lanjut dengan menyiapkan asuransi kesehatan yang tepat sebelum bepergian. Pilih asuransi kesehatan seperti Super You, dimulai dari Rp135.000-an saja per bulannya. Dalam beberapa klik saja, kamu bisa mendapatkan asuransi online yang pas di dompet, layaknya berbelanja online.
Gampang, bukan? Kalau gak percaya, yuk coba cek dulu!