5 Hal Ini Perlu Kamu Siapkan Jika Indonesia Mengalami Resesi
By Herlambang Satriadi, 5 Oct 2022
Dengan beragam pemicu inflasi, seperti pandemic COVID – 19 dan perang Rusia – Ukraina, timbul risiko resesi global di tahun 2023. Ancaman resesi ini tidak hanya pada Indonesia, tetapi bahkan pada negara maju yang menggerakkan perekonomian dunia seperti Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE).
Baca Juga: Mulai Belajar Cara Mengelola Keuangan untuk Mempersiapkan Masa Depan
Lalu bagaimana dengan Indonesia? berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah mencapai 5,72 persen pada kuartal III/2022 secara year on year (yoy) dan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan III tahun 2022 tumbuh 1,81 persen dibandingkan triwulan II tahun 2022.
Saat ini ekonomi Indonesia sudah mulai pulih dan sudah bisa mempekerjakan sebesar 4,25 juta orang dan penambahan angkatan kerja sebanyak 3,57 juta orang berdasarkan survei bulan Agustus 2022.
Saat ini kondisi ekonomi Indonesia sedang dalam masa pemulihan dan dengan pencapaian pertumbuhan ekonomi Indonesia selama tiga kuartal berturut – turut serta posisi rasio utang terhadap PDB, bisa dibilang bahwa Indonesia jauh dari ancaman resesi
Resesi Ekonomi
Apa itu Resesi Ekonomi?
Lalu emang apa itu resesi? Pengertian resesi ekonomi adalah penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan yang ditunjukkan dari PDB atau Produk Domestik Bruto yang minus selama dua kuartal berturut-turut. Resesi ekonomi menjadi hal yang sangat ditakutkan oleh semua negara, karena ia akan memberikan efek domino yang berpengaruh ke semua lini kehidupan.
Dampak resesi yang akan sangat dirasakan adalah terjadi banyak pemutusan hubungan kerja, meningkatnya angka pengangguran dan menurunnya jumlah lapangan pekerjaan akibat produksi perusahaan-perusahaan semakin sedikit karena kelesuan ekonomi.
Penyebab Resesi Ekonomi
Lalu apa penyebab resesi ekonomi terjadi? Melansir Business Insider dan CNBC Indonesia ada 6 faktor yang bisa menyebabkan terjadinya resesi ekonomi yaitu:
1. Guncangan Ekonomi
Guncangan ekonomi bisa disebabkan oleh hal atau peristiwa tak terduga yang mengganggu ekonomi secara luas. Contoh dari penyebab gangguan ekonomi adalah bencana alam, serangan teroris atau seperti pandemi COVID – 19.
2. Inflasi
Pengertian inflasi adalah kondisi naiknya harga barang dan jasa selama periode tertentu. Hal ini bisa menyebabkan daya beli masyarakat melemah dan mengakibatkan produksi barang dan jasa menurun.
3. Suku Bunga Tinggi
Jika terjadi inflasi yang tinggi, bank sentral juga akan menaikkan suku bunganya untuk melindungi nilai mata uang. Jika terjadi besar – besaran maka perbankan bisa runtuh.
4. Deflasi
Selain inflasi, deflasi juga bisa terjadi. Deflasi adalah turunnya harga barang atau jasa, dan walaupun bisa meningkatkan daya beli masyarakat, jika deflasi terjadi secara berlebihan maka bisa menyebabkan kerugian pada penyedia barang dan jasa.
5. Gelembung Aset
Gelembung aset merupakan fenomena yang terjadi di industri pasar saham dan properti dimana jika ada investor yang mengambil keputusan gegabah maka bisa berdampak pada pasar.
6. Perkembangan Teknologi
Tanpa disadari perkembangan teknologi juga bisa menyebabkan terjadinya resesi karena perkembangan teknologi seperti Artificial Intelligence (AI) dan robot bisa menggantikan pekerjaan manusia.
Contoh Resesi Indonesia
Sebagai negara yang rawan dengan perubahan ekonomi secara lokal maupun global, Indonesia telah mengalami beberapa resesi. Berikut adalah beberapa resesi Indonesia yang pernah terjadi:
- Akhir masa pemerintahan Presiden Soeharto pada tahun 1997 – 1998 terjadi resesi. Pada masa ini perekonomian Indonesia sangat tidak bagus, harga BBM melejit dan nilai tukar rupiah menurun drastis. Akibat resesi ekonomi, sektor ekonomi mati dan jumlah pengangguran meningkat.
- Selain pada akhir masa pemerintahan Presiden Soeharto, Pandemi COVID – 19 juga menyebabkan terjadinya resesi ekonomi. Hal ini karena kebijakan lockdown yang berlaku berdampak pada perekonomian Indonesia seperti meningkatnya jumlah pengangguran akibat banyak sektor pekerjaan publik yang ditutup dan harga bahan pokok yang terus meningkat.
Perlu Asuransi Tapi Bingung Milihnya? Di Super You Mulai dari Rp.28.500. Yakin Gak Mau?
Persiapan Resesi
Ketika pemerintah sedang memikirkan strategi dan kebijakan pemulihan ekonomi, kita juga perlu mempersiapkan diri khususnya di sektor keuangan pribadi. Jika resesi tersebut melanda, kita tidak kaget bahkan mampu melewati setiap goncangan tersebut. Apa saja yang perlu kita persiapkan? Berikut ini ulasan lengkapnya.
Lunasi Hutang Berbunga Tinggi
Hal pertama yang bisa kamu siapkan agar keuangan kamu tetap stabil di masa resesi adalah dengan mengecek daftar utang yang kamu miliki. Sebagaimana kita tahu bahwa, di tengah situasi pandemi ini banyak perusahaan yang melakukan likuidasi berujung penutupan bisnis dan PHK.
Untuk mengantisipasi keadaan ini, ada baiknya kamu melunasi hutang dengan nilai pinjaman atau bunga yang tinggi. Beberapa contoh utang dengan bunga yang tinggi seperti utang kartu kredit, KPR, cicilan kendaraan, pinjaman online dan sebagainya. Jangan sampai bila situasi terburuk terjadi, kamu tidak siap dengan itu dan membuatmu terkubur dalam utang yang banyak.
Tekan Pengeluaran
Merampingkan pengeluaran dengan belajar bagaimana hidup hemat bisa membantumu lebih mudah untuk menabung. Kamu tidak perlu takut untuk hidup hemat karena menganggap kamu tidak bisa lagi membeli kebahagiaan. Hidup hemat dapat dipahami sebagai cara bagaimana kamu lebih sadar ketika memprioritaskan kebutuhan dan keinginan.
Mulailah hidup hemat dengan melakukan hal kecil seperti menekan pengeluaran belanja online, memasak makanan ketimbang membeli, membuat kopi sendiri ketimbang membeli dan sebagainya yang bisa kamu lakukan untuk berperilaku hemat.
Baca Juga : 5 Tips Jitu Menabung. Yuk, Coba!
Tetap Berinvestasi
Investasi menjadi hal baik yang bisa kamu lakukan untuk dapat mempertahankan keadaan keuangan di tengah krisis. Namun, kamu juga harus ingat bahwa ada beberapa investasi yang kurang cocok untuk tetap dipertahankan saat pandemi seperti ini, contohnya adalah investasi saham yang mungkin akan terpengaruh karena kemerosotan ekonomi.
Oleh karena itu, diperlukan diversifikasi investasi di jenis lain yang lebih aman dan menguntungkan semisal investasi emas yang kini memiliki nilai yang tinggi. Atau kamu juga bisa berinvestasi di bidang properti, peer to peer lending dan lain-lain. Tentunya harus diimbangi dengan pemahamanmu ya di dalam investasi tersebut.
Baca Juga : 5 Jenis Investasi yang Cocok bagi Pemula
Kumpulkan Dana Darurat Lebih
Tips keuangan selanjutnya agar siap menghadapi resesi keuangan adalah dengan mengencangkan anggaran dana darurat. Dana ini akan sangat membantu dalam menghadapi situasi sulit seperti ketiadaan pekerjaan secara mendadak, pemotongan gaji, hingga bagaimana kamu bisa bertahan di keadaan sulit tersebut.
Minimal saldo yang harus terkumpul di dana darurat mencapai 4 sampai 6 kali biaya pengeluaranmu. Akan tetapi, karena kondisi perekonomian ini kemungkinan tidak bisa cepat pulih dan sulitnya mendapatkan pekerjaan baru, ada baiknya saldo dana darurat mencapai 12 kali biaya pengeluaranmu. Dengan begitu kamu bisa menarik nafas selagi harus mencari penghidupan baru demi memenuhi kebutuhan pribadi.
Miliki Asuransi Sebagai Pelindung Finansial
Jika kamu adalah kepala keluarga, maka punya peran penting untuk melindungi anggota keluarga tercinta dengan asuransi. Baik itu asuransi kesehatan untuk menjamin pengobatan di masa depan, maupun asuransi jiwa untuk jadi bekal bagi keluarga jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada diri kamu.
Baca Juga : 7 Cara Membedakan Emas Asli dan Palsu, Ketahui Sekarang!
Itulah arti resesi ekonomi yang bisa kamu pahami. Punya tabungan dana darurat memang sangat baik, tapi itu saja tidak cukup, dana itu tanpa disadari bisa habis dengan cepat. Asuransi adalah cara untuk memastikan keamanan finansial keluarga kamu untuk tetap kuat, stabil, dan sehat di masa depan. Untuk kamu yang sedang mempersiapkan asuransi untuk diri maupun anggota keluarga tercinta, yuk miliki asuransi dari Super You by Sequis Online dengan biaya premi yang terjangkau dan memberikan perlindungan yang optimal.