Ketahui Sejarah 10 November Sebagai Hari Pahlawan Nasional
By Herlambang Satriadi, 4 Nov 2022
Salah satu peringatan penting di Indonesia adalah Hari Pahlawan Nasional yang memperingati perjuangan para pahlawan Indonesia di Surabaya di tahun 1945. Sekarang, perayaan Hari Pahlawan Nasional adalah untuk mengenang jasa pahlawan yang telah mempertaruhkan nyawa mengusir penjajah dari Tanah Air.
Hari Pahlawan Nasional
Tanggal 10 November hari apa?
Tanggal 10 November adalah kapan Hari Pahlawan Nasional dirayakan untuk memperingati jasa pahlawan dalam Pertempuran Surabaya 1945 yang terjadi selama 3 minggu lamanya. Awal dari peringatan Hari Pahlawan adalah pada tanggal 16 Desember 1959 atas keputusan Presiden Soekarno untuk menjadikan Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945 Hari Pahlawan melalui Keppres Nomor 316 tahun 1959.
Namun, bagaimana sejarah tanggal 10 November ditetapkan sebagai Hari Pahlawan? Yuk, ketahui sejarah singkat dari Pertempuran Surabaya, 1945.
Baca Juga : Hari Kesaktian Pancasila: Mengenal Sejarah, Makna, dan Peringatannya!
Sejarah Hari Pahlawan
Tanggal 10 November ditetapkan sebagai Hari Pahlawan karena terjadinya peristiwa heroik di Surabaya di tahun 1945. Yuk, pelajari kronologi terjadinya pertempuran Surabaya 1945 di bawah ini!
Perobekan Bendera Belanda
Sejarah Pertempuran Surabaya, 1945 diawali dengan insiden perobekan bendera Belanda menjadi merah putih oleh Kusno Wibowo dan Hariyono di Hotel Yamato, Surabaya pada tanggal 19 September 1945. Perobekan bendera dilakukan sebagai aksi simbolis yang mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia dengan merobek bendera Belanda yang dikibarkan tanpa persetujuan Pemerintah Indonesia di tiang teratas Hotel Yamato, Surabaya.
Gencatan Senjata
Setelah perobekan bendera Belanda, pada tanggal 25 Oktober 1945 tentara sekutu yang dipimpin oleh Brigadir Mallaby tiba di Tanjung Perak. Tujuan dari kedatangan sekutu adalah untuk melucuti senjata Jepang yang telah kalah di Perang Dunia II dan untuk membebaskan tahanan perang di Surabaya.
Namun, tidak hanya itu, pada tanggal 27 Oktober 1945, Surabaya menerima ultimatum untuk menyerahkan senjata yang dimiliki. Aksi ultimatum yang dilakukan pasukan Inggris membuat para pejuang Indonesia marah dan terjadi kericuhan yang berlangsung selama 3 hari. Peristiwa ini menjadi sangat besar hingga kedatangan Presiden Soekarno dan Mohammad Hatta dibutuhkan untuk melakukan perundingan, tetapi menghasilkan terjadinya gencatan senjata.
Gencatan senjata tidak berlangsung lama karena pada tanggal 30 Oktober 1945, Brigadir Mallaby tewas di Jembatan Merah akibat aksi baku tembak yang terjadi antara para pejuang Surabaya dan pasukan Inggris.
Pertempuran 10 November 1945
Kematian Brigadir Mallaby membuat bangsa Inggris geram sehingga Jenderal Eric Carden Robert Mansergh yang menggantikan Brigadir Mallaby mengeluarkan ultimatum. Isi dari ultimatum adalah Surabaya harus menyerahkan senjatanya paling terlambat pada tanggal 9 November 1945 atau keesokannya Surabaya akan dihancurkan.
Presiden Soekarno menyerahkan keputusan di tangan Gubernur Suryo yang kemudian merespon dengan penolakan ultimatum secara tegas dan berpidato melalui RRI bahwa rakyat Surabaya akan melawan ultimatum yang diberikan Inggris hingga darah penghabisan.
Pertempuran berlangsung selama 3 minggu dengan Inggris menguasai Surabaya di akhir November. Di pertempuran Surabaya, 160 ribu tentara sekutu dan 20 ribu para pejuang Indonesia yang gugur.
Baca Juga : Mengenal Peristiwa G30S/PKI dalam Sejarah Bangsa Indonesia
Tokoh Pertempuran Surabaya
Dengan peringatan Hari Pahlawan Nasional, mari ketahui tokoh – tokoh pertempuran Surabaya dan peranannya:
Bung Tomo
Salah satu tokoh pertempuran Surabaya yang berjasa dalam mempertahankan semangat para pejuang untuk merebut kemerdekaan Republik Indonesia adalah Sutomo yang dikenal akrab sebagai Bung Tomo.
Bung Tomo berhasil membangkitkan semangat para pejuang Indonesia dengan pidatonya melalui Radio Republik Indonesia (RRI). Semboyan Bung Tomo yang sangat terkenal hingga saat ini, ‘merdeka atau mati’ menjadi penyemangat bagi masyarakat Indonesia melawan para penjajah.
Gubernur Suryo
Meski banyak yang mengingat Bung Tomo dengan semboyannya yang menyemangati para pejuang Indonesia, tokoh pertempuran Surabaya yang menjadi pencetus 10 November 1945 adalah Gubernur Suryo. Raden Mas Tumenggung Ario Soerjo yang dikenal sebagai Raden Soerjo adalah gubernur pertama Jawa Timur di tahun 1945.
Gubernur Suryo sebagai Gubernur Jawa Timur menjawab ultimatum Jenderal Mansergh yang menyatakan bahwa rakyat Surabaya harus menyerahkan senjatanya paling terlambat tanggal 9 November 1945 atau esok harinya akan menghancurkan Surabaya. Melalui RRI Gubernur Suryo merespon bahwa Surabaya akan melawan ultimatum hingga darah penghabisan ‘Arek – Arek Suroboyo akan melawan ultimatum Inggris sampai darah penghabisan’.
KH. Hasyim Asy’ari
Tokoh pertempuran Surabaya selanjutnya adalah KH. Hasyim Asy’ari yang juga dikenal sebagai Mbah Hasyim merupakan kiai terkemuka di Jawa Timur dan pendiri serta Rais Akbar Nahdlatul Ulama yang mengasuh Pondok Pesantren Tebuireng di Jombang tempat Presiden Soekarno pernah nyantri.
Saat perkembangan di Surabaya mulai genting, Presiden Soekarno mengirimkan utusan untuk bertemu dengan Mbah Hasyim dan menyampaikan pertanyaannya “apakah hukumnya membela tanah air, bukan membela Allah, membela Islam atau membela Al – Qur’an”.
Presiden Soekarno tidak mengutus seseorang hanya untuk bertanya kepada Mbah Hasyim, tetapi juga karena ia adalah seseorang yang memiliki pengaruh besar di kalangan umat Islam untuk menggerakkan jihad.
Jawaban Mbah Hasyim setelah melakukan rapat darurat PBNU dengan para ulama lainnya adalah bahwa membela tanah air adalah jihad fi sabilillah, seruannya bahwa wajib hukumnya bagi tiap umat Islam untuk membela Negara Republik Indonesia. Dengan Resolusi Jihad ini, ribuan kyai dan santri hingga mereka yang tidak segitunya taat pada agama datang untuk ikut serta dalam pertempuran Surabaya.
HR Mohammad Mangoendiprodjo
Mayjen TKR HR Mohammad Mangoendiprojo adalah tokoh pertempuran Surabaya dengan peranan penting. Ia diangkat oleh Jendral Urip Somoharjo menjadi pimpinan TKR Divisi Jawa Timur saat Moh. Hatta bertemu dengan pimpinan sekutu untuk aksi gencatan senjata.
Saat Mangoendiprojo bersama Brigadir Mallaby berkeliling Surabaya dan memantau kemajuan genjatan senjata, ia disandera tentara Gurkha di Jembatan Merah saat ingin menegosiasikan tentara Inggris dari kesatuan Gurkha yang dikepung oleh para pemuda Indonesia.
Hal ini hingga terjadi adu senjata antara tentara Inggris dan para pemuda Indonesia yang menyebabkan Brigadir Mallaby kehilangan nyawanya. Tewasnya Brigadir Mallaby memicu kemarahan Inggris hingga mengeluarkan ultimatum kepada Surabaya untuk menyerahkan senjata mereka. Ultimatum ini tentunya ditolak oleh Mangoendiprojo.
Mayjen Moestopo
Peran Mayjen Moestopo sebagai salah satu tokoh pertempuran Surabaya adalah merebut senjata Jepang dengan mengepung markas besar Jepang pada tanggal 1 Oktober 1945. Moestopo menemui Mayor Jenderal Iwabe dan berbicara baik – baik untuk menyerahkan senjatanya ke pihak Indonesia.
Mayjen Moestopo juga merupakan seseorang yang sangat menolak mendaratnya pasukan Inggris di Surabaya hingga dijuluki pemberontak oleh Bung Karno dan Bung Hatta. “Memang, lebih baik berontak mati dalam perjuangan daripada dijajah bangsa asing lagi,” ujar Moestopo sebelum pertempuran Surabaya.
Sebelum pertempuran Surabaya, Mayjen Moestopo juga sempat mendesak pasukan Inggris. Mayjen Moestopo melakukan perundingan dengan Brigadir Mallaby yang berakhir dengan pasukan Inggris diperbolehkan menempati daerah Pelabuhan, tetapi kesepakatan langsung dilanggar setelah satu hari yang menyebabkan pertempuran pada tanggal 28 dan 29 Oktober, 1945. Dalam pertempuran ini para pejuang Indonesia berhasil mendesak pasukan Inggris.
Mayjen Sungkono
Mayjen Sungkono adalah tokoh pertempuran Surabaya yang merupakan komanan BKR. Mayjen Sungkono berperan dalam memimpin pertempuran Surabaya dimana setelah Gubernur Suryo mendeklarasikan bahwa rakyat Jawa Timur tidak akan menyerah, ia dan para pejuang lainnya segera menyusun rencana malam itu juga untuk berperang di tanggal 10 November.
Abdul Wahab Saleh
Selain orator, ulama dan komandan perang, fotografer juga menjadi tokoh pertempuran Surabaya. Abdul Wahab Saleh adalah seorang fotografer dan jurnalis yang mengabadikan banyak momen pertempuran Surabaya. Beberapa momen penting yang ia berhasil abadikan adalah peristiwa perobekan bendera Belanda dan pidato Bung Tomo di hadapan arek – arek Surabaya.
Baca Juga : 8 Fakta Menarik Hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Peringatan Hari Pahlawan Nasional 2022
Selamat Hari Pahlawan Nasional 2022, tahun ini tema dari Hari Pahlawan Nasional adalah ‘Pahlawanku, Teladanku’. Tema ini diungkit untuk mengimplementasi serta meneladani nilai – nilai kepahlawanan pada kehidupan sehari – hari.
Hari Pahlawan Nasional 2022 juga akan diperingati dengan berbagai macam aktivitas, yakni:
- Mengunjungi makam pahlawan dalam Upacara Ziarah Nasional di Taman Makan Pahlawan Nasional Utama Kalibata. Acara ini akan berlangsung tanggal 10 November 2022 pada pukul 08.00 WIB.
- Upacara penaburan bunga di laut, lokasinya adalah Perairan Teluk Jakarta. Acara akan dilaksanakan tanggal 10 November 2022 pada pukul 08.00 WIB.
- Upacara penganugerahan gelar pahlawan nasional di Istana Negara.
Kata – Kata Hari Pahlawan Nasional
Untuk merayakan Hari Pahlawan Nasional, berikut ini adalah kata – kata selamat Hari Pahlawan Nasional yang bisa digunakan:
- “Selamat Hari Pahlawan dan selamat berkarya nyata.”
- “Selamat Hari Pahlawan 10 November. Mari mengenang dan menghormati perjuangan para pahlawan dan pejuang dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.”
- “Tak perlu keluar darah, cukup keringan dan pikiran untuk menjadi bermanfaat. Selamat Hari Pahlawan.”
- “Ayo cobalah kepakkan sayapmu selebar mungkin. Mari junjung harkat serta martabat dari bangsa ini! Teruskan perjuangan para pahlawan. Sesungguhnya mereka melihat kita dari tempat yang jauh. Selamat Hari Pahlawan.”
- “Kemerdekaan nasional bukan pencapaian akhir, tapi rakyat bebas berkarya adalah pencapaian puncaknya.” – Sutan Syahrir
Nah, itulah sejarah Hari Pahlawan Nasional serta tokoh pertempuran Surabaya dan peranannya. Masa perang sudah berakhir, tetapi kita para bangsa Indonesia harus sehat untuk membawa nama Indonesia menjadi lebih baik sebagai terimakasih kepada para pejuang Indonesia. Terus jaga kesehatan dengan asuransi kesehatan dari Super You yang bisa memberikan proteksi kesehatan menyeluruh mulai dari Rp135.000 per bulan.