adhd

Apa itu ADHD? Mungkin kamu sudah sering dengar kata ini, bahkan mungkin kamu atau teman ada yang pernah dibilangin “Wah, kamu ADHD ya?” kalau lagi gak fokus atau gak bisa diem. 

Tapi, apakah ADHD itu sekedar gak bisa fokus aja? Kapan kita tahu itu normal dan kapan kita tahu kalau itu memang beneran ADHD? 

Yuk, ketahui gejala, penyebab, dan cara ngobatinnya di artikel ini!

Jadi, Apa yang Dimaksud ADHD?

ADHD, atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder, adalah kondisi mental yang cenderung impulsif dan hiperaktif. 

Biasa ADHD mempengaruhi kemampuan seseorang untuk fokus, mengendalikan tindakan, dan tetap bersikap tenang. Mereka cenderung sulit diam, fokus, atau berpikir sebelum bertindak.

Umumnya kondisi ADHD ini lebih kentara dan sering terjadi pada anak-anak, tapi kondisi medis ini juga bisa didapati pada remaja dan orang dewasa.

ADHD sendiri dibagi menjadi tiga jenis: 

  1. Dominan hiperaktif-impulsif: Biasanya tipe ini lebih hiperaktif dan juga sulit mengontrol tindakan mereka.
  2. Dominan inatentif: Biasanya tipe ini sulit fokus pada satu hal, cenderung sulit memperhatikan sepenuhnya apa yang sedang terjadi. 
  3. Kombinasi hiperaktif-impulsif dan inatentif: Tipe ini gabungan dari tipe 1 dan 2, dimana mereka hiperaktif, impulsif, dan juga sulit fokus.
Table of Contents

adhd

Seperti Apa Tingkah Laku Anak ADHD?

ADHD memiliki tiga jenis gejala utama: kurangnya perhatian, hiperaktif, dan impulsif. 

Tidak semua orang dengan ADHD akan mengalami semua gejala ini, tetapi kombinasi dari beberapa gejala ini sering kali terlihat. 

Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang gejala-gejala tersebut:

1. Kurangnya Perhatian

Kurangnya perhatian adalah salah satu gejala utama ADHD. Orang dengan ADHD mungkin mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian pada tugas-tugas atau aktivitas tertentu.

Gejala-gejala kurangnya perhatian meliputi:

  • Mudah teralihkan oleh hal-hal kecil di sekitar mereka.
  • Sulit untuk mendengarkan instruksi dengan seksama.
  • Sering membuat kesalahan ceroboh pada pekerjaan sekolah atau tugas lainnya.
  • Kesulitan dalam mengatur tugas dan aktivitas sehari-hari.
  • Sering kehilangan barang-barang penting seperti kunci, buku, atau mainan.
  • Menghindari atau tidak suka melakukan tugas yang memerlukan usaha mental yang berkelanjutan.

2. Hiperaktif

Hiperaktif adalah kondisi di mana seseorang merasa sangat gelisah dan sulit untuk duduk diam. Gejala-gejala hiperaktif meliputi:

  • Sering bergerak atau menggerakkan tangan dan kaki dengan gelisah.
  • Sulit untuk duduk diam, sering kali ingin bergerak bahkan ketika situasi mengharuskan untuk tenang.
  • Berlari atau memanjat di situasi yang tidak pantas.
  • Sulit bermain dengan tenang atau berpartisipasi dalam kegiatan yang tenang.
  • Sering kali berbicara berlebihan.

3. Impulsif

Impulsif adalah tindakan yang dilakukan tanpa mempertimbangkan konsekuensinya terlebih dahulu. Orang dengan ADHD mungkin bertindak tanpa berpikir panjang. 

Gejala-gejala impulsif meliputi:

  • Sering menyela atau mengganggu percakapan orang lain.
  • Sulit menunggu giliran dalam antrian atau saat bermain.
  • Menjawab pertanyaan sebelum pertanyaan selesai diajukan.
  • Mengambil keputusan dengan cepat tanpa mempertimbangkan risiko atau konsekuensinya.

Baca Juga: Apa Arti Impulsif? Yuk, Ketahui Perilaku Impulsif dan Cara Menanganinya!

Apa Itu ADHD Pada Orang Dewasa?

Sama seperti pada anak kecil, ADHD pada orang dewasa juga umumnya: 

  • Sulit konsentrasi melakukan suatu tugas;
  • Bertindak tanpa berpikir; 
  • Sulit mengatur waktu; 
  • Sering merasa gelisah;
  • Dan gejala lainnya! 

Karena itu, orang dewasa dengan ADHD mungkin juga mengalami masalah dalam hubungan dan pekerjaan karena gejala-gejala ini.

Kenapa Orang Bisa Kena ADHD?

Sampai saat ini, penyebab pasti ADHD masih belum diketahui. 

Namun, para ahli percaya bahwa ADHD adalah hasil dari kombinasi beberapa faktor, termasuk genetik, lingkungan, dan perkembangan otak. 

Berikut adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya ADHD:

1. Genetik

ADHD cenderung turun-temurun dalam keluarga. Kalau salah satu orang tua memiliki ADHD, ada kemungkinan besar anak-anak mereka juga akan kena ADHD. 

Penelitian menunjukkan bahwa gen tertentu yang terkait dengan fungsi otak dan neurotransmitter mungkin berperan dalam timbulnya ADHD.

2. Lingkungan

Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi perkembangan ADHD. Beberapa faktor risiko lingkungan yang telah diidentifikasi meliputi:

  • Paparan terhadap zat beracun, misalnya timbal atau beberapa jenis pestisida.
  • Gaya hidup ibu yang kurang baik selama masa kehamilan, misal minum alkohol, merokok, dan menggunakan narkoba.
  • Prematur atau kelahiran dengan berat badan rendah.
  • Konsumsi gula yang berlebihan pada anak.

3. Perkembangan Otak

Perbedaan dalam struktur dan fungsi otak juga diyakini berperan dalam ADHD. 

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang dengan ADHD memiliki tingkat aktivitas yang berbeda di bagian otak yang terlibat dalam perhatian, kontrol impuls, dan perencanaan.

Baca Juga: Nggak Kalah Penting, Ini 10 Cara Melatih Kesehatan Mental!

adhd

Cara Mengobati ADHD

ADHD tidak bisa disembuhkan sepenuhnya. Tapi ada berbagai cara untuk mengelola gejalanya supaya tetap bisa menjalani hidup secara produktif. 

Berikut adalah beberapa metode pengobatan yang umum digunakan untuk ADHD:

1. Terapi Perilaku

Terapi perilaku adalah pendekatan yang sangat efektif untuk membantu meredakan gejala ADHD. Di sini, pasien dibantu mengubah pola pikir atau perilaku ADHD mereka.

Beberapa teknik yang digunakan dalam terapi perilaku meliputi:

  • Manajemen waktu: Membantu individu belajar mengatur waktu mereka.
  • Organisasi: Mengajarkan keterampilan dalam mengatur kehidupan sehari-hari.
  • Pengendalian impuls: Membantu individu belajar mengendalikan tindakan mereka.

2. Pengobatan

Obat-obatan adalah salah satu metode yang paling umum digunakan untuk mengobati ADHD. Terdapat dua jenis obat utama yang digunakan untuk ADHD:

  • Stimulan: Obat ini membantu meningkatkan aktivitas di bagian otak yang mengontrol perhatian dan perilaku. Contohnya termasuk methylphenidate dan amphetamine.
  • Non-stimulan: Obat ini digunakan jika stimulan tidak efektif atau menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan. Contohnya termasuk amitriptyline dan atomoxetine.

Perlu diingat kalau obat stimulan perlu berdasarkan resep dokter ya.

3. Pendidikan dan Dukungan

Pendidikan tentang ADHD bagi orang-orang sekitar adalah bagian penting dari pengobatan. 

Mengetahui lebih banyak tentang kondisi ini dapat membantu individu dan keluarga mereka memahami gejala dan cara mengelolanya. 

Selain itu, dukungan dari keluarga, teman, dan komunitas juga sangat penting.

Karena itu, orang-orang terdekat dari pasien ADHD, biasanya juga perlu menjalani pelatihan khusus. Di sini mereka bisa belajar hal-hal seperti:

  • Cara memuji dan mendukung anak ADHD.
  • Apa yang perlu dilakukan ketika gejala ADHD muncul.
  • Memilih kegiatan mana yang masih dalam kemampuan orang ADHD.

4. Strategi di Rumah

Selain edukasi penanganan, perlu ada strategi terhadap rutinitas dan lingkungan di rumah. 

Beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk membantu mengelola ADHD, termasuk:

  • Rutinitas yang konsisten: Membuat jadwal harian yang terstruktur dapat membantu mengurangi kebingungan dan meningkatkan fokus.
  • Lingkungan yang tenang: Mengurangi gangguan di rumah dapat membantu individu dengan ADHD lebih mudah fokus.
  • Batasan yang jelas: Menetapkan aturan dan batasan yang jelas dapat membantu mengurangi perilaku impulsif.

5. Dukungan di Sekolah

Bagi anak-anak dengan ADHD, dukungan di sekolah sangat penting. Beberapa strategi yang dapat diterapkan di sekolah meliputi:

  • Penyesuaian kurikulum: Menyediakan tugas yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan individu.
  • Waktu istirahat yang cukup: Memberikan waktu istirahat yang cukup untuk membantu mengurangi kegelisahan.
  • Kerjasama dengan guru: Orang tua dan guru harus bekerja sama untuk memastikan bahwa anak mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan.

Kesimpulan: Sudah Paham Soal ADHD?

ADHD itu kondisi yang kompleks dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang. Namun, kalau sudah paham dan tahu cara menanganinya, gejala ADHD bisa dikelola kok.

Penting bagi individu dengan ADHD dan keluarga mereka untuk mendapatkan dukungan yang tepat dan pendidikan tentang kondisi ini agar dapat hidup dengan lebih baik.

Kalau kamu atau orang yang kamu kenal memiliki gejala ADHD, coba konsultasikan dengan ahli medis supaya bisa didiagnosis secara akurat, juga mendapatkan perawatan yang tepat. 

Dengan dukungan yang tepat, individu dengan ADHD dapat menjalani kehidupan yang penuh dengan prestasi dan kebahagiaan kok!

Artikel Terkait