Hari Tuberkulosis Sedunia: Penjelasan dan Pencegahannya!
By Herlambang Satriadi, 22 Mar 2022
Tuberkulosis atau TBC merupakan wabah yang mematikan hingga saat ini. Di tahun 2018, 1,5 juta kematian di seluruh dunia disebabkan oleh Tuberkulosis saja lho. Di Indonesia sendiri, Tuberkulosis menjadi salah satu bagian dari sepuluh penyebab kematian yang umum. Ini karena jumlah penderita Tuberkulosis di Indonesia adalah terbanyak ketiga di dunia.
Dengan banyak korban dari Tuberkulosis, penting untuk memperingati dan mengedukasi bahayanya Tuberkulosis. 24 Maret dijadikan Hari Tuberkulosis Sedunia untuk mengendukasi dan meningkatkan kesadaran umum mengenai Tuberkulosis dan usaha yang dilakukan untuk mencegah serta mengurangi penyebarannya. Mari ketahui lebih lanjut mengenai wabah Tuberkulosis.
Apa Itu Tuberkulosis?
Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Meski umumnya menyerang paru – paru infeksi ini juga menyerang banyak area tubuh lainnya seperti tulang belakang, ginjal, otak, tulang dan lainnya.
Meskipun berbahaya, tidak semua yang terinfeksi bakteri tersebut akan jatuh sakit. Situasi ini dikenal sebagai TB Laten dimana walaupun bakteri tersebut berada di dalam tubuh, tetapi tidak menyebabkan penyakit atau bisa menyebar. Namun, tanpa perawatan, TB Laten pun mempunyai potensi menjadi TB Aktif, dan TB Aktif bisa menjadi semakin berbahaya hingga berisiko kematian tanpa pengobatan.
Penderita AIDS yang daya tahan tubuhnya telah terinfeksi dan lemah akan lebih rentan untuk terkena Tuberkulosis.
Baca Juga: HIV & AIDS: Ketahui Gejalanya Pada Wanita dan Anak Perempuan
Penularan dan Penyebaran Tuberkulosis
Tuberkulosis adalah wabah yang penyebarannya adalah airborne atau melalui udara. Saat penderita TB batuk, bersin, meludah dan berbicara, ada droplet yang merupakan cairan dari saluran napas yang dipercikkan. Droplet tersebut akan mengambang di udara dan apabila dihirup oleh orang yang sehat maka aka nada potensi terinfeksi.
Gejala Tuberkulosis
Penderita TB Laten pada umumnya tidak mengalami gejala dan biasanya baru mengetahui sebagai seseorang yang terinfeksi setelah melakukan pemeriksaan. Namun, berikut ini adalah beberapa gejala TB Aktif yang penting untuk diketahui. Apabila gejala ini terjadi, segera konsultasi dengan dokter:
- Terjadinya demam dan menggigil.
- Batuk yang mengandung dahak atau bahkan hingga berdarah.
- Batuk berdahak yang berlangsung selama 3 minggu atau lebih.
- Dada terasa nyeri saat batuk atau saat bernapas.
- Kelelahan atau lebih cepat lelah.
- Penurunan berat badan.
- Hilangnya nafsu makan.
- Berkeringat di malam hari.
Selain gejala umum tersebut, ketahui gejala lainnya apabila terkena Tuberkulosis di area tubuh lainnya:
- TBC Kelenjar: Terjadinya pembengkakan pada kelenjar getah bening.
- TBC Ginjal: Kencing yang bercampur dengan darah.
- TBC Tulang: Ada rasa nyeri pada tulang belakang dan sendi
- TBC Otak: Sering sakit kepala dan kejang.
- TBC Usus: Sering sakit perut yang berasa sangat sakit.
Baca Juga: Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia, Saatnya Kita Lebih Peduli untuk Indonesia Sehat
Diagnosis Tuberkulosis
Terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan saat mendiagnosis TBC. Dimulai dengan dokter yang akan bertanya mengenai keluhan pasien, kemudian pemeriksaan fisik oleh dokter menggunakan stetoskop untuk mendengar napas di paru – paru.
Pemeriksaan dahak akan dilakukan apabila pasien diduga menderita TBC dan apabila dokter memerlukan hasil yang lebih spesifik, atau diduga menderita TBC di area tubuh lainnya maka akan dilakukan pemeriksaan BTA.
Tes lainnya yang dapat dilakukan untuk diagnosis adalah:
- Tes darah IGRA (Interferon Gamma Release Assay)
- CT Scan
- Rontgen
- Bronkoskopi
- Tes kulit Mantoux
Pencegahan
Pencegahan Tuberkulosis bisa dilakukan dengan beberapa hal dibawah ini:
Vaksinasi BCG
Vaksinasi BCG termasuk sebagai imunisasi wajib di Indonesia dan akan diberikan sebelum bayi berusia 2 bulan.
Menggunakan Masker
Masker adalah salah satu pencegahan terkena TBC. Gunakan masker saat berada di tempat ramai dan saat melakukan interaksi dengan penderita. Bagi penderita TBC, 2 bulan pertama pengobatan masih bisa menularkan bakteri, karena itu lakukan hal – hal ini untuk mencegah menularkan ke orang lain:
- Pastikan untuk menutup mulut ketika bersin, tertawa dan batuk
- Tutup mulut menggunakan tisu dan pastikan untuk membuangnya setelah digunakan
- Tidak membuang ludah atau dahak secara sembarangan
- Tidak sekamar dengan orang yang sehat hingga diperbolehkan oleh dokter
- Memiliki sistem sirkulasi udara yang baik di rumah
Pengobatan
Pengobatan Tuberkulosis dilakukan dengan mengonsumsi medikasi dalam jangka waktu yang dianjurkan oleh dokter dan tidak boleh berhenti karena bakteri bisa menjadi kebal terhadap obat tersebut.
Biasanya dianjurkan untuk mengonsumsi obat selama 6-9 bulan secara rutin. Berikut ini adalah beberapa efek samping dari obat tersebut:
- Warna urine menjadi kemerahan
- Gangguan pada fungsi hati
- Ada gangguan pada saraf
- Gangguan penglihatan
- Efektivitas dari pil KB, KB suntik atau susuk menurun
Efek samping tersebut bisa dihindari dengan menyesuaikan jenis dan dosis obat dengan area yang terinfeksi. Selain itu penyesuaian obat juga berdasarkan usia dan kondisi pasien, seperti apabila pasien tersebut adalah anak – anak atau ibu hamil.
Itu lah penjelasan mengenai Tuberkulosis dan pencegahannya. Selain mencegah terinfeksi Tuberkulosis dengan vaksin dan masker, melindungi diri juga bisa dilakukan dengan memiliki asuransi penyakit menular. Super You menyediakan asuransi online yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan masih aman di kantong, mari cek sekarang!