Penyakit Chikungunya: Apa Gejala dan Penyebabnya?
By Herlambang Satriadi, 29 Mar 2021
Penyakit chikungunya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui nyamuk, biasanya ditandai dengan gejala demam dan sakit pada sendi. Sampai saat ini, belum ada vaksin yang ditemukan untuk mencegah demam chikungunya.
Namun, pada dasarnya penyakit ini jarang menimbulkan komplikasi yang serius. Nyatanya, belum ada kematian yang disebabkan oleh chikungunya. Bagaimanapun juga, kamu tetap harus waspada.
Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai penyebab dan gejala chikungunya!
Penyebab Chikungunya
Penyakit Chikungunya serupa dengan DBD, dimana penyakit ini disebarkan melalui nyamuk. Ada dua jenis nyamuk penyebar Chikungunya, yaitu Aedes aegypti dan/atau Aedes albopictus.
Virus dapat menyebar jika nyamuk menggigit orang yang sudah terinfeksi sebelumnya, kemudian menggigit orang lain. Penyebaran virus Chikungunya hanya bisa melalui nyamuk sebagai pembawa virus, dan tidak bisa menyebar dari orang ke orang secara langsung.
Penyebaran virus Chikungunya biasanya ditemukan di Afrika, Asia, Eropa, dan beberapa pulau di laut Hindia dan Pasifik.
Gejala Chikungunya
Gejala utama dari chikungunya adalah demam tinggi yang disertai nyeri pada sendi-sendi tubuh. Biasanya gejala ini muncul dalam 2 hingga 7 hari setelah digigit oleh nyamuk yang terinfeksi.
Berikut adalah beberapa gejala lain yang mungkin muncul:
- Bengkaknya sendi;
- Lemas;
- Mual;
- Sakit kepala;
- Nyeri pada tulang;
- Munculnya ruam
Biasanya penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya, namun untuk beberapa golongan tertentu gejala dapat menjadi lebih parah. Terutama pada bayi yang baru lahir, golongan lansia berusia di atas 65 tahun, serta orang-orang dengan kondisi medis, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, serta penyakit jantung.
Tidak jarang pasien dengan golongan tertentu ini juga mengalami kasus nyeri sendi yang lebih parah dan dalam jangka waktu yang lama. Nyeri sendi bisa terasa hingga beberapa minggu atau bahkan bulan setelah terjadi infeksi.
Apa Bedanya dengan DBD?
Gejala Chikungunya terdengar serupa dengan demam berdarah dengue (disebut juga DBD). Keduanya mempunyai kesamaan, antara lain adanya gejala demam tinggi, nyeri sendi, dan juga sakit kepala mau pun nyeri di belakang mata.
Namun, biasanya gejala utama pada Chikungunya lebih berat untuk nyeri sendi yang dirasakan. Nyeri sendi pada Chikungunya bisa sampai sulitnya terjadi pergerakan tubuh. Selain itu, bila dilakukan pemeriksaan darah, maka DBD akan menunjukkan turunnya jumlah leukosit dan limfosit dalam tubuh. Hal ini biasanya tidak ditemukan pada Chikungunya.
Baca Juga : Kenali Lebih Jauh Penyakit Demam Berdarah
Bagaimana Cara Mengobatinya?
Sampai sekarang, masih belum ada pengobatan efektif untuk penyakit chikungunya. Namun, jangan khawatir karena chikungunya bisa sembuh tanpa pengobatan. Biasanya diperlukan waktu sekitar seminggu agar gejala bisa reda dengan sendirinya.
Pengobatan yang sejauh ini diberikan adalah istirahat yang cukup, minum air yang banyak, serta obat pereda nyeri atau anti-radang, seperti ibuprofen atau paracetamol. Bagaimanapun juga, ada baiknya untuk tidak menggunakan obat anti-radang tanpa resep dokter. Pastikan terlebih dahulu bila gejala yang dialami bukanlah DBD.
Bagaimana Cara Pencegahannya?
Kamu bisa mencegah penyakit chikungunya melalui pemberantasan nyamuk. Hal ini bisa dilakukan melalui 3M, yaitu menutup, menguras, dan mengubur.
Berikut penjelasannya:
- Menutup rapat semua tempat penampungan dan penyimpanan air;
- Menguras penampungan air, seperti bak mandi, ember air, dan lainnya;
- Mengubur / daur ulang barang bekas yang menjadi tempat penampungan air.
Selain melalui pencegahan virus, kamu juga bisa melakukan antisipasi risiko kesehatan dari chikungunya. Kamu bisa melakukannya dengan mempersiapkan asuransi kesehatan.
Melalui asuransi online Super You by Sequis Online, kamu bisa mendapatkan perlindungan asuransi kesehatan dengan harga mulai dari Rp30.000-an saja per bulan. Tanpa perantara, kamu bisa membeli asuransi ini hanya dengan menyiapkan KTP kamu dan Ahli Waris.