Kenali Refeeding Syndrome, Gejala, dan Cara Pengobatannya
By Herlambang Satriadi, 28 Sep 2021
Refeeding syndrome adalah suatu kondisi terjadinya gangguan metabolisme akibat pemberian nutrisi yang berlebih pada penderita malnutrisi dalam waktu yang terlalu cepat atau singkat. Proses pemberian nutrisi yang berlebih dalam waktu singkat tidak hanya menyebabkan gangguan metabolisme dalam tubuh tetapi dapat juga menyebabkan mineral dalam tubuh tidak seimbang yang akan memberi dampak buruk pada cairan dalam tubuh.
Hal ini terjadi karena sebelumnya penderita mengalami kelaparan atau mengkonsumsi karbohidrat dalam jumlah yang minim (baca juga, 17 makanan mengandung karbohidrat) sehingga menyebabkan penurunan metabolisme dan penurunan level insulin. Karena minimnya karbohidrat, sumber energi yang akan digunakan oleh tubuh akan beralih ke lemak dan protein yang terdapat dalam tubuh. Fosfat dan jumlahnya akan menurun, dimana fosfat berfungsi untuk mengubah karbohidrat menjadi energi.
Maka pada saat tubuh dikenalkan kembali dengan makanan, metabolisme tubuh akan berubah secara drastis. Tubuh penderita akan kembali mendapatkan karbohidrat sebagai sumber energi, yang tadinya berasal dari lemak dan protein lalu kembali lagi melalui karbohidrat. Hal ini menyebabkan kadar gula darah menjadi naik termasuk insulin. Lalu sel-sel tubuh akan mencari fosfat kembali untuk mengubah karbohidrat menjadi energi, sedangkan jumlah fosfat yang terdapat dalam tubuh rendah. Kondisi fosfat yang rendah mempengaruhi mineral lain dalam tubuh seperti natrium dan kalium.
Ada beberapa gejala yang terjadi pada penderita Refeeding Syndrome:
- Hilangnya massa otot karena rendahnya fosfat (baca juga, 18 olahraga kardio untuk otot dan kesehatan tubuh)
- Mudah kelelahan, lesu dan lemah
- Merasa kebingungan
- Detak jantung tidak beraturan hingga sesak nafas (baca juga, 9 cara mengatasi sesak nafas)
- Sering buang air kecil
- Gula darah tinggi (baca juga, 10 tips menurunkan gula darah)
- Tekanan darah tinggi
Penanganan pasien penderita Refeeding Syndrome harus sangat hati-hati. Setiap pasien kurang gizi mengalami kondisi berbeda dan kebutuhan yang berbeda pula. Apabila pengenalan makanan dengan cara yang keliru atau kurang tepat akan membahayakan kesehatan pasien.
Ada 2 faktor resiko tinggi terjadinya refeeding syndrome, simak penjelasannya.
- Faktor Resiko Mayor, yaitu sebagai berikut:
- Memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) <16 kg/m2
- Terjadinya penurunan berat badan tanpa disengaja >15% berat badan dalam tempo 3–6 bulan
- Asupan makanan yang kurang atau tidak ada sama sekali >10 hari
- Rendahnya kadar kalium, fosfat, magnesium sebelum diberikan asupan nutrisi.
- Faktor risiko Minor, yaitu sebagai berikut:
- Memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) <18,5 kg/m2
- Terjadinya penurunan berat badan tanpa sengaja 10-15% dalam 3-6 bulan terakhir
- Minimnya atau bahkan tidak ada asupan makanan dalam 5-10 hari
- Konsumsi alkohol berlebih atau obat-obatan seperti insulin, kemoterapi, antasida, dan diuretik
Apabila seseorang mengalami salah satu faktor resiko diatas, disarankan untuk segera berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.
Penanganan pada penderita Refeeding Syndrome:
Refeeding syndrome adalah komplikasi yang dialami oleh pasien yang memerlukan penanganan dan perawatan medis di rumah sakit. Coba cari rumah sakit terdekat dari lokasi kamu. Perawatan yang dilakukan biasanya adalah menggantikan elektrolit yang intens dipantau melalui tes darah rutin. Proses refeeding akan diperlambat dimana penambahan kalori dilakukan secara bertahap, yaitu 10 kkal/kg per harinya pada tahap awal lalu dapat dinaikkan secara gradual dalam satu minggu. Pada 10 hari pertama pemberian makanan, dokter akan memberikan obat sesuai anjurannya beserta vitamin B kompleks. Pasien juga akan mendapatkan multivitamin dan mineral secara seimbang. Selama perawatan, pasien juga akan diberikan beberapa jenis elektrolit.
Untuk mengatasi Refeeding Syndrome jangan dilakukan secara tergesa-gesa dengan segera memberikan nutrisi berlebih untuk memperbaiki status nutrisi yang cukup dalam waktu yang singkat. Apabila hal itu dilakukan, akan berdampak fatal hingga menyebabkan kematian. Lakukannya dengan cara yang tepat dan bertahap dalam pengawasan dokter.