Apa Itu Epilepsi

Mungkin banyak dari kalian yang bertanya tentang apa itu epilepsi yang kerap menyerang beberapa orang dan dianggap sebagai suatu penyakit yang cukup mengerikan. Secara sederhana, epilepsi adalah gangguan yang terjadi pada sistem saraf pusat akibat adanya pola aktivitas listrik di otak yang berlebihan.

Gejala utama dari penyakit epilepsi ini adalah terjadinya kejang tanpa adanya sebab yang jelas pada sebagian atau seluruh tubuh. Seseorang bisa dinyatakan menderita epilepsi apabila pernah mengalami kejang tanpa sebab lebih dari satu kali dengan jangka waktu antar kejang di atas 24 jam.

Table of Contents

Epilepsi bisa menyerang semua golongan usia, bahkan tak sedikit anak yang mengalaminya. Sebagai antisipasi yang bisa dilakukan, maka ada baiknya kita mengenal penyebab eplisepsi dan pengertian penyakit epilepsi lebih mendalam.

Pengertian Apa Itu Epilepsi

Seperti sudah disinggung sedikit pada awal kalimat di atas, epilepsi adalah salah satu penyakit kronis yang memiliki gejala khusus berupa kejang-kejang. Penderita epilepsi sering kali mengalami kejang kambuhan yang muncul tanpa disertai sebab pastinya.

Kondisi ini kemudian terjadi karena adanya gangguang pada sistem saraf pusat sehingga kejang bahkan kehilangan kesadaran. Perlu sama-sama kita kehaui bahwa kejang memang menjadi gejala utama dari epilepsi.

Tetapi ini bukan berarti bahwa setiap orang yang mengalami kejang itu menderita epilepsi. Pada orang yang mengidap epilepsi, kejang akan berlangsung lebih dari sekali alias berulang kali dalam waktu yang sama atau berbeda.

Bahkan, ada beberapa kasus epilepsi bisa terjadi ketika seseorang dalam posisi tidur. Ini kemungkinan besar penyebab gejalan epilepsi karena adanya perubahan fase tubuh dari sadar ke tidur yang bisa memicu aktivitas otak menjadi abnormal.

Epilepsi juga bisa diartikan sebagai penyakit yang bisa menyerang semua kelompok usia, mulai dari bayi, orang dewasa, hingga lansia sekalipun. Tetapi kondisi ini paling sering terjadi pada anak di bawah usia 2 tahun orang dewasa di atas usia 65 tahun. Jadi, bisa disimpulkan memang penyakit apa itu epilepsi tidak memandang umur seseorang.

Baca Juga : Apa Saja Fungsi Otak Kecil dan Dampaknya Pada Tubuh?

Jenis-jenis Epilepsi

Jenis-jenis Epilepsi
Sumber : https://www.freepik.com/

Penyakit epilepsi sendiri adalah kondisi yang terbagi atas dua jenis, di antaranya adalah epilepsi umum dan parsial. Berikut akan kami jabarkan masing-masing dari penjelasannya.

  • Epilepsi Umum

Kondisi ini bisa terjadi pada kedua bagian otak, mencakup grand mal yang berisiko menyebabkan kehilangan kesadaran, mioklonik atau penyebab badan atau bagian tubuh tersentak secara singkat, serta tonik atau tubuh menjadi kaku, diikuti kejang di bagian tangan atau kaki.

  • Epilepsi parsial

Kondisi ini biasanya terjadi pada bagian otak tertentu sehingga menimbulkan gejala yang mungkin akan berkaitan dengan masalah indera pada jari-jari atau kaki dan tremor.

Penyebab Penyakit Epilepsi

Pada umumnya, masih belum diketahui secara jelas apa pemicu epilepsi penyakit apa ini. Tapi, ada beberapa faktor yang mungkin bisa terjadi dan mengenal penyebab epilepsi, di antaranya adalah:

  • Gangguan pada perkembangan seperti autism dan neurofibromatosis.
  • Cedera sebelum persalinan. Hal ini karena sebelum lahir, bayi sangat sensitive terhadap kerusakan otak yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti kekurangan oksigen, nutrisi buruk, atau infeksi yang terjadi pada ibu.
  • Penyakit menular seperti HIV/AIDS, meningitis, serta ensefaitis virus.
  • Kondisi otak yang menyebabkan adanya kerusakan pada otak seperti stroke dan tumor otak.
  • Cedera pada kepala akibat kecelakaan, terjatuh, atau cedera traumatic lainnya.
  • Adanya pengaruh genetic apabila kamu memiliki Riwayat keluarga dengan epilepsi.

Selain adanya beberapa faktor penyebab dari epilepsi yang sudah kami sebutkan di atas, ada juga faktor penyebab epilepsi yang terbadi menjadi dua, yaitu:

  • Epilepsi simptomatik (sekunder)

Jenis epilepsi yang penyebabnya bisa diketahui secara detail, yaitu karena adanya sejumlah faktor seperti adanya luka berat di kepala, stroke, dan tumor otak.

  • Epilepsi idiopatik (primer)

Jenis epilepsi yang penyebabnya tidak diketahui. Namun, terdapat dugaan bahwa kondisi ini disebabkan oleh faktor keturunan atau genetic.

Baca Juga : Ketahui Pendarahan Otak dan Pencegahannya

Faktor Risiko Penyakit Epilepsi

Faktor Risiko Penyakit Epilepsi
Sumber : https://www.freepik.com/

Apa itu penyakit epilepsi? Dan bagaiman sebenarnya faktor risiko pada penderita penyakit epilepi? Kalau kamu memiliki pertanyaan demikian, maka kamu berada di website yang tepat. Sebenarnya, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena epilepsi, apa saja itu?

  • Riwayat kejang di masa kecil
  • Infeksi otak
  • Demensia
  • Penyakit vascular atau stroke
  • Cedera pada kepala
  • Riwayat keluarga dengan epilepsi
  • Berusia di bawah 2 tahun atau lansia di atas 65 tahun.

Gejala Pada Penderita Epilepsi

Pada sebagian besar atau kebanyakan kasus, gejala epilepsi ini terjadi secara spontan dan tidak berlangsung lama. Hal ini juga berlaku pada gejala epilepsi pada anak. Tetapi biasanya kejang yang terjadi ini berulang dan cukup sering.

Beberapa ada gejala lain yang dirasakan oleh bayi, anak-anak, atau orang dewasa pengidap epilepsi di antaranyada adalah:

  • Tatapan kosong (terlalu lama fokus pada satu titik)
  • Gejala psikis
  • Otot terasa kaku
  • Merasa bingung sementara
  • Gerakan menyentak pada kaki dan tangan yang tidak terkendali
  • Kejang/tremor pada sebagian tubuh atau keseluruhan tubuh
  • Sifat orang epilepsi biasanya mengalami kejang yang disertai dengan tubuh menegang dan hilang kesadaran secara spontan sehingga penderitanya tiba-tiba jatuh.

Diagnosis Penyakit Epilepsi

Biasanya, pada saat dokter melakukan diagnosis penyakit epilepsi, dokter akan bertanya terlebih dahulu terkait dengan gejala yang dialami serta Riwayat kesehatan pasien. Setelah itu, akan dilakukan beberapa pemeriksaan untuk mendiagnosis kondisi pasien.

Adapun beberapa tes yang dilakukan untuk mendiagnosis penyakit epilepsi adalah:

  • Pemeriksaan Neurologis

Ini bertujuan untuk memeriksa fungsi otak, kemampuan motorik seseorang, serta perilaku pada pasien.

  • Tes Darah

Hal ini dilakukan utuk mengetahui adanya masalah kesehatan ain yang bisa menyebabkan epilepsi.

  • EEG atau Electroencephalogram

Ini adalah suatu proses dimana dilakukan pendeteksian gelombang otak yang abnormal.

  • Tes pencitraan otak

Tes pencitraan otak adalah metode diagnostik yang digunakan untuk mengamati struktur dan aktivitas otak dengan menggunakan teknologi pencitraan medis seperti MRI, CT Scan, PET Scan, SPECT Scan dan fMRI

Baca Juga : Ini Penyebab, Gejala, hingga Penanganan Penyakit Tiroid, Kamu Harus Tahu!

Pengobatan Epilepsi

Masuk ke dalam poin yang terakhir. Cara menyembuhkan epilepsi secara total adalah sesuatu hal yang cukup sulit untuk dilakukan. Ada beberapa dokter yang beranggapan bahwa epilepsi tidak bisa disembuhkan.

Sehingga, penanganan terbaik yang bisa dilakukan oleh dokter adalah dengan memberikan obat untuk mengurangi frekuensi kejang. Apabila langkah ini tidak efektif, maka dokter akan menyarankan tindakan operasi.

Lewat prosedur operasi tersebut, dokter akan mengangkat area otak yang bisa menyebabkan epilepsi. Namun, perlu dipastikan bahwa area otak itu tidak mengganggu fungsi vital seperti komunikasi, penglihatan, dan pendengaran.

Pada dasarnya, epilepsi adalah kondisi di mana seseorang mengalami kejang secara tiba-tiba tanpa adanya sebuah penyebab yang pasti.

Itu lah tadi penjelasan kami tentang apa itu epilepsi dan apa saja gejalanya. Kalau memang kamu merasa ada gejala yang demikian, maka tidak ada salahnya kamu berkonsultasi dengan dokter yang memang sudah menjadi ahlinya.

Saat ini, kamu juga sudah bisa mendapatkan pelayanan terbaik asuransi kesehatan Super Easy Health by Super You. Hanya dengan Rp4.500 per hari, kamu sudah bisa menikmati beragam fasilitas kesehatan dengan pelayanan terbaik yang kami miliki.

Jadi, tunggu apalagi, segera daftarkan diri kamu sekarang juga ya!

Artikel Terkait