Kanker Serviks: Gejala, Penyebab, dan Cara Pencegahannya
By Herlambang Satriadi, 6 May 2023
Kanker serviks, juga dikenal sebagai kanker leher rahim, adalah jenis kanker yang berkembang pada leher rahim wanita. Kanker ini biasanya bermula dari sel-sel di daerah leher rahim yang disebut skuamosa atau solumnar. Sebagian besar kanker serviks disebabkan oleh infeksi virus HPV (Human Papillomavirus), terutama tipe HPV yang berisiko tinggi.
Untuk mengetahui informasi lebih lanjut tentang kanker serviks, yuk simak artikelnya!
Table of Contents
Penyebab Kanker Serviks
Kanker serviks disebabkan oleh human papillomavirus (HPV). Virus ini menular melalui aktivitas seksual, baik itu kontak seksual dengan manusia terinfeksi atau benda terkontaminasi.
HPV sendiri adalah sebuah kelompok virus. Tipe variannya pun bisa mencapai lebih dari 100 jenis. Beberapa tipe HPV tidak terlalu berbahaya dan dapat tersingkirkan oleh imun tubuh.
Namun, setidaknya ada 15 jenis HPV yang mempunyai risiko tinggi untuk menyebabkan kanker serviks, seperti HPV 16 dan HPV 18. Jenis HPV tersebut dapat menyebabkan fungsi kerja sel secara normal, yang menyebabkan sel bermutasi menjadi sel kanker.
Di Mana Sel Kanker Bisa Bertumbuh?
Berdasarkan tempat berkembangnya sel kanker di rahim, ada dua jenis kanker serviks, yaitu karsinoma sel skuamosa (KSS) dan adenokarsinoma.
Biasanya KSS lebih sering terjadi, dimana pertumbuhan sel kanker berada pada bagian luar leher rahim. Sementara pada kasus adenokarsinoma, pertumbuhan kanker terjadi pada sel kelenjar di leher rahim.
Namun, selain kedua tempat ini, sel kanker bisa bertumbuh di tempat lain. Hanya saja kasus tersebut tidak umum.
Baca Juga : Penyakit Kanker Payudara: Penyebab, Gejala, dan Cara Pencegahannya
Gejala Kanker Serviks
Tidak ada gejala awal untuk kanker serviks. Karena itu, biasanya kanker serviks tidak terdeteksi sampai sudah mencapai stadium lanjutan. Maka dari itu, ada pentingnya bagi kamu untuk melakukan pemeriksaan rahim secara berkala.
Berikut adalah beberapa gejala kanker serviks yang mungkin muncul:
- Pendarahan yang tidak wajar dari vagina, yang dapat terjadi ketika:
- Tidak sedang menstruasi;
- Sedang atau setelah melakukan hubungan seksual;
- Setelah kamu sudah menopause;
- Rasa sakit atau nyeri ketika melakukan hubungan seksual;
- Rasa sakit di bagian bawah punggung atau pinggul.
Selain daripada ini, ada beberapa juga ciri-ciri kanker serviks lainnya. Jika kamu mengalami salah satu kondisi di atas, ada baiknya kamu memeriksakan diri ke dokter atau rumah sakit terdekat.
Faktor Risiko Kanker Serviks
Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengembangkan kanker serviks meliputi:
Infeksi HPV
Infeksi virus HPV, terutama tipe yang berisiko tinggi, merupakan faktor risiko utama dalam perkembangan kanker serviks.
Merokok
Merokok dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks.
Riwayat seksual
Memiliki banyak pasangan seksual atau memulai aktivitas seksual pada usia yang lebih muda dapat meningkatkan risiko terkena HPV.
Sistem kekebalan tubuh yang lemah
Sistem kekebalan tubuh yang melemah, misalnya karena kondisi seperti HIV atau penggunaan obat imunosupresan, dapat meningkatkan risiko kanker serviks.
Riwayat keluarga
Faktor genetik juga dapat memainkan peran dalam rentan seseorang terhadap kanker serviks.
Tanda dan gejala kanker serviks mungkin tidak selalu terlihat pada tahap awal. Namun, sebagai kanker berkembang, gejala yang mungkin muncul meliputi perdarahan yang tidak normal, nyeri panggul, nyeri saat berhubungan seksual, dan peningkatan aliran vaginal yang tidak biasa.
Penting untuk mendeteksi kanker serviks sejak dini melalui pemeriksaan rutin Pap smear atau tes HPV. Pap smear adalah tes skrining yang memeriksa sel-sel di leher rahim untuk melihat perubahan prakanker atau kanker. Jika hasil tes menunjukkan adanya perubahan yang mencurigakan, maka langkah-langkah diagnostik lanjutan seperti kolposkopi atau biopsi mungkin diperlukan.
Perawatan kanker serviks tergantung pada stadium kanker, ukuran tumor, dan kondisi kesehatan pasien. Beberapa pilihan perawatan meliputi pembedahan, radioterapi, kemoterapi, atau terapi target.
Tanda – Tanda Kanker Serviks
Tanda dan gejala kanker serviks mungkin tidak selalu terlihat pada tahap awal penyakit ini. Namun, sebagai kanker berkembang, berikut adalah beberapa tanda dan gejala yang mungkin muncul:
Perdarahan yang tidak normal
Salah satu tanda paling umum kanker serviks adalah perdarahan yang tidak normal di antara periode menstruasi, setelah berhubungan seksual, atau setelah menopause. Ini bisa berupa perdarahan yang lebih berat dari biasanya, perdarahan setelah aktivitas fisik atau berhubungan seksual, atau perdarahan yang terjadi di luar siklus menstruasi.
Keputihan yang berubah
Keputihan yang berubah dalam warna, bau, atau konsistensi juga bisa menjadi tanda. Keputihan bisa menjadi lebih berdarah, berbau tidak sedap, atau memiliki warna yang tidak biasa.
Nyeri panggul
Nyeri atau ketidaknyamanan di daerah panggul, panggul bawah, atau punggung bagian bawah bisa menjadi gejala kanker serviks pada tahap lanjut. Ini mungkin disebabkan oleh pertumbuhan tumor yang menekan organ-organ di sekitarnya.
Nyeri saat berhubungan seksual
Jika berhubungan seksual menjadi nyeri atau tidak nyaman, ini bisa menjadi tanda perubahan di leher rahim atau kanker serviks.
Peningkatan aliran vaginal
Jika Anda mengalami peningkatan aliran vaginal yang tidak biasa, terutama jika disertai dengan gejala lain seperti perdarahan atau keputihan yang tidak normal, ini bisa menjadi tanda masalah pada leher rahim.
Penurunan berat badan yang tidak dijelaskan
Pada tahap lanjut kanker, penurunan berat badan yang tidak dijelaskan oleh faktor lain bisa menjadi gejala.
Ingatlah bahwa gejala di atas juga dapat disebabkan oleh kondisi kesehatan lain yang bukan kanker serviks. Namun, jika Anda mengalami salah satu gejala di atas, terutama jika gejala tersebut berlangsung lebih dari beberapa minggu atau semakin memburuk, disarankan untuk segera berkonsultasi dengan profesional medis untuk evaluasi lebih lanjut.
Baca Juga : Ketahui 5 Cara Mempercepat Haid Agar Datang Bulan Lebih Cepat
Apakah Kanker Serviks bisa Sembuh?
Kemungkinan sembuh dari kanker serviks lebih tinggi jika pendeteksian kanker serviks terjadi dini. Jika stadiumnya masih awal, maka angka harapan hidupnya lebih tinggi. Angka tersebut merepresentasikan kemungkinan pasien masih hidup 5 tahun pasca terdiagnosa kanker serviks.
Jika angka harapan hidupnya adalah 90%, maka 9 dari 10 pasien akan tetap hidup bahkan setelah 5 tahun dari diagnosa. Berikut kurang lebih gambaran harapan hidup sesuai tingkatan stadium kanker serviksnya ketika terdiagnosa:
- 80 hingga 93 persen untuk stadium 1
- 58 hingga 63 persen untuk stadium 2
- 32 hingga 35 persen untuk stadium 3
- Kurang dari 16 persen untuk stadium 4
Maka dari itu, penting bagi kamu untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala. Terutama jika kamu sudah berusia di atas 21 tahun dan/atau sudah menikah. Pendeteksian lebih awal pun bisa menyelamatkan nyawamu.
Baca Juga :
- Kanker Prostat: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati
- Kanker Paru-paru: Gejala, Faktor Penyebab, dan Pengobatannya
- Kanker Usus Besar: Apa Saja Penyebab dan Cara Mengobatinya
Apakah Ada Obat Kanker Serviks?
Biasanya perawatan kanker serviks menggunakan berbagai jenis terapi dan pembedahan. Tentunya pemilihan jenis perawatan ini akan dokter rekomendasikan berdasarkan kondisi kesehatan dan seberapa lanjut stadium kanker serviks dari pasien.
Berikut beberapa pilihan perawatan yang mungkin pasien kanker serviks harus lalui:
Operasi atau Pembedahan
Pasien kanker serviks pada umumnya melalui proses pembedahan, baik di stadium awal mau pun lanjutan. Pada stadium awal, biasanya operasi digunakan untuk mencegah pembentukan kanker lebih lanjut. Tekniknya antara lain adalah operasi ablasi dan konisasi.
1. Ablasi
Operasi ablasi sendiri bertujuan untuk menghancurkan sel kanker pada leher rahim, biasanya menggunakan suhu dingin atau laser. Contoh operasi ablasi antara lain:
- Cryosurgery, dimana nitrogen cair dapat mendinginkan sel abnormal hingga temperatur yang sangat rendah.
- Laser, dimana sinar laser menguapkan sel kanker ketika ditembak ke dalam vagina. Umumnya pembedahan dilakukan dengan bius lokal.
2. Konisasi
Proses ini memotong dan mengangkat jaringan yang terjangkit sel kanker sebelum bertumbuh dan menyebar. Teknik konisasi sendiri dapat dilakukan dalam berbagai cara, misalnya menggunakan pisau bedah (biopsi kerucut), laser, atau kawat tipis yang dipanaskan dengan listrik (LEEP).
3. Operasi Lainnya
Selain daripada teknik operasi ablasi dan konisasi, ada juga beberapa jenis operasi lainnya yang bertujuan untuk perawatan kanker, antara lain:
- Histerektomi sederhana, dimana terjadi pengangkatan rahim dan leher rahim.
- Histerektomi radikal, dimana terjadi pengangkatan rahim, jaringan di sekeliling rahim, leher rahim, dan bagian atas vagina yang bersebelahan dengan rahim. Biasanya beberapa kelenjar getah bening juga dapat terangkat. Pada umumnya, ovarium tidak diangkat kecuali diperlukan secara medis.
- Trakelektomi, dimana pengangkatan leher rahim dan bagian atas vagina, tapi menyisakan rahim. Dengan begitu, pasien pun masih tetap bisa mengandung walaupun leher rahim sudah terangkat.
Terapi Radiasi
Jenis terapi ini menggunakan x-ray berenergi tinggi untuk membunuh sel kanker. Terapi ini bisa berdiri sebagai perawatan sendiri, perawatan setelah pembedahan, atau berdampingan dengan kemoterapi.
Biasanya untuk kanker serviks, perawatan terapi radiasi berupa:
- Sinar radiasi eksternal, dimana mesin memancarkan sinar x-ray dari luar tubuh. Biasanya terapi satu ini berdampingan dengan kemoterapi.
- Brakiterapi atau sinar radiasi internal, dimana pemancar radiasi berada di dalam atau dekat dengan kanker. Untuk kanker serviks, jenis brakiterapinya adalah brakiterapi intrakavitas, dimana sebuah alat pemancar radiasi dimasukkan ke dalam vagina atau leher rahim. Biasanya terapi ini juga berdampingan dengan sinar radiasi eksternal.
Merokok dapat memperparah efek samping yang ada dari radiasi, serta membuat perawatan kurang efektif. Karena itu, jika kamu perokok aktif, cari cara berhenti merokok.
Kemoterapi
Kemo menggunakan obat anti kanker yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan atau secara oral (dari mulut). Tidak semua pasien kanker serviks memerlukan kemoterapi.
Obat kanker serviks yang paling umum digunakan untuk merawat kanker serviks adalah cisplatin, taxol, topotecan, serta carboplatin. Biasanya penggunaan obat pun bisa dicampur.
Terapi Target
Terapi target adalah penggunaan obat kanker serviks yang menargetkan sel-sel abnormal kanker. Biasanya obat menargetkan protein VEGF atau faktor pertumbuhan endotel vaskular, dimana protein tersebut membantu pertumbuhan tumor.
Contoh dari obat ini adalah Bevacizumab. Obat yang satu ini biasanya berdampingan dengan kemoterapi. Namun, bisa juga berdiri sendiri tanpa adanya kemoterapi, ketika kanker tidak lagi menunjukkan pertumbuhan.
Terapi Imun
Jenis terapi ini memberikan obat melalui infus untuk merangsang sistem imun pasien agar mengenali dan menghancurkan sel kanker secara efektif. Biasanya perawatan yang satu ini digunakan bila sel kanker mulai menyebar, atau ketika sel kanker muncul kembali.
Contoh obat yang digunakan dalam terapi imun adalah Pembrolizumab, dimana obat tersebut menargetkan protein PD-1 yang ada pada sel imun sistem bernama limfosit T. Hal ini membantu meningkatkan respons imun terhadap kanker dan dapat memperkecil tumor atau setidaknya memperlambat pertumbuhannya.
Langkah Pencegahan Kanker Serviks
Daripada susah-susah perawatan, ada baiknya jika kita bisa mencegah risiko kanker serviks. Kamu pun bisa melakukannya dengan:
- Menggunakan kondom saat bersetubuh;
- Mendapatkan vaksinasi HPV, jika masih berusia 9-26 tahun.
- Melakukan pengecekan pap smear secara berkala, setidaknya 3-5 tahun sekali.
- Hindari kebiasaan merokok.
Selain daripada itu, kamu juga bisa mengantisipasi risiko kanker melalui asuransi kesehatan. Misalnya saja, asuransi penyakit kritis Super Well yang bisa meng-cover biaya kesehatan kamu hingga Rp 1 M per tahunnya.
Tidak harus mahal kok, kamu pun bisa mendapatkan asuransi ini dengan membayar premi mulai dari Rp50.000 per bulannya. Mengingat produk ini menutupi semua biaya tagihan rumah sakit kamu sesuai tagihan, lumayan, ‘kan?