kudis

Merasa gatal-gatal di malam hari? Bisa jadi itu kudis loh. Penyakit kudis merupakan salah satu kondisi kulit yang umum ditemukan dan setiap tahun terjadi lebih dari 150 ribu kasus di Indonesia. Tidak jarang untuk kudis dikira sebagai jerawat akibat penampilannya yang mirip, tetapi apa iya mirip? Untuk lebih jelasnya mari baca penjelasan mengenai penyakit kudis di bawah ini!

Table of Contents

Apa Itu Kudis?

Mungkin menjadi banyak pertanyaan bagi banyak mengenai apa itu kudis? Apa benar kudis disebabkan oleh gaya hidup yang jorok?  

Scabies atau yang juga dikenal sebagai penyakit kudis adalah kondisi kulit yang terjadi akibat tungau hidup yang berhasil bersarang di kulit. Perlu diketahui bahwa penyebaran dari penyakit kudis sangat cepat dan tidak jarang ditemukan di wilayah yang padat penduduk dan di area yang kumuh karena itu ketika ditangani, harus secara menyeluruh kepada kelompok yang telah terpapar kudis. 

Cara Mengenali Kudis

Bagaimana cara mengenali kudis? Kudis adalah penyakit yang terjadi pada kulit. Ketika tungau bersarang dan kudis terjadi, ruam akan mulai muncul pada kulit yang menyerupai penampilan kulit berjerawat. Namun, kudis juga bisa terlihat bersisik dan mulai timbul rasa gatal jadi pastikan untuk berhati-hati ya. 

Apa yang Menjadi Penyebab Kudis?

Terjadinya penyakit kudis disebabkan oleh tungau, serangga sangat kecil berkaki delapan yang bisa masuk ke bawah permukaan kulit dan bersarang di sana. Tungau yang menjadi penyebab kudis adalah Sarcoptes scabiei

Ketika digigit oleh tungau Sarcoptes scabiei, seseorang akan merasakan gatal yang luar biasa sehingga akan ada rasa ingin terus menggaruk. Namun, melakukan hal tersebut terbukti malah memperburuk situasi karena akan menyebabkan kulit terluka dan berisiko mengalami infeksi hingga bisa memicu impetigo, infeksi kulit yang bisa menular dan banyak terjadi kepada bayi dan anak-anak. 

Biasanya tungau Sarcoptes scabiei bisa ditemukan pada sprei, gorden, bantal, hingga di pakaian orang yang terinfeksi. Ketika tungau ditemukan dan mulai masuk ke dalam kulit, tungau akan membuat terowongan agar mereka bisa bertelur di sana. Setelah telur tersebut menetas, larva akan naik ke permukaan kulit dan menyebar ke tempat lain. 

Baca Juga: Monkeypox : Penyebab, Gejala dan Pencegahannya

Bagaimana Proses Terjadinya Penularan Penyakit Kudis?

Penyakit kudis merupakan kondisi penyakit kulit yang sangat mudah untuk menyebar, baik ke diri sendiri atau ke orang lain. Terjadinya penularan penyakit kudis bisa terjadi akibat kontak langsung ataupun kontak tidak langsung. 

  • Penularan Penyakit Kudis Akibat Kontak Langsung 

Penyebab kudis pada orang lain bisa jadi karena melakukan kontak fisik dengan seseorang yang telah terinfeksi. Penyebaran kudis adalah proses yang sangat cepat karena itu kontak fisik seperti bersentuhan karena bergenggaman tangan dalam waktu yang lama atau melakukan hubungan seksual. Namun, Jika kontak fisik yang dilakukan tidak lama, hanya berjabat tangan atau berpelukan singkat, risiko seseorang tertular tungau akan lebih kecil.

  • Penularan Penyakit Kudis Akibat Kontak Tidak Langsung

bantal dan guling putih

Selain penularan penyakit kudis akibat kontak langsung, kontak tidak langsung juga bisa berpotensi menularkan tungau yang menjadi penyebab kudis. Beberapa kontak langsung yang berisiko menyebarkan tungau adalah berbagi pakaian, handuk hingga tidur di ranjang yang sama berisiko meningkatkan kemungkinan seseorang untuk terinfeksi kudis. Hal ini karena tungau dapat menetap di benda tertentu selama beberapa hari, biasanya 2-3 hari.

Perlu diketahui bahwa scabies atau tungau tidak hanya menyerang manusia saja, tetapi juga hewan seperti anjing dan kucing. Namun, tidak perlu khawatir karena tungau yang menyerang hewan dan yang menyerang manusia berbeda, jadi tidak perlu khawatir akan terjadinya penularan penyakit kudis antara satu sama lain.

Faktor Risiko Terjadinya Penyakit Kudis

Penyakit kudis bisa terjadi kepada siapa saja, tetapi ada beberapa hal yang membuat risiko terkena kudis lebih tinggi terjadi pada seseorang. Beberapa faktor risiko terjadinya penyakit kudis adalah di bawah ini!

  • Hidup berkelompok atau dengan banyak orang. Biasanya seperti di pesantren, penjara, asrama atau berkeluarga. 
  • Daya tahan tubuh yang lemah akibat mengalami HIV-AIDS atau seseorang yang mengidap kanker
  • Berbagi pakaian, handuk dan tempat tidur. 
  • Memiliki praktik kebersihan yang buruk.
  • Sedang mengonsumsi steroid. 
  • Sedang menjalani jenis pengobatan kanker kemoterapi. 
  • Aktif secara seksual. 
  • Mengalami malnutrisi.
  • Bagi anak-anak mungkin berada di area yang banyak orang seperti di fasilitas penitipan.
  • Sedang menjalani perawatan rawat inap.
  • Seorang petugas kesehatan yang ditugaskan untuk merawat pasien yang terinfeksi penyakit kudis. 
  • Bagi dewasa mungkin berada di area yang banyak orang seperti tinggal di panti jompo. 

Baca Juga: Cacar Air: Gimana Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya?

instagram superyou

Apa Saja Gejala Kudis?

Ketika tungau masuk ke kulit seseorang dan bersarang, seseorang telah terinfeksi oleh kudis dan penyakit kudis akan mulai menunjukkan gejalanya 4 sampai 6 minggu setelah terpapar oleh tungau jika sudah terinfeksi sebelumnya, bagi yang terinfeksi pertama kali maka gejalanya akan timbul lebih cepat, yaitu 1 sampai 2 hari setelah terpapar oleh tungau. 

Seseorang yang memiliki tungau dan mengalami infeksi kudis akan mengalami beberapa gejala, yaitu:

  • Rasa gatal yang hebat pada kulit, biasanya rasa gatal akan semakin parah di malam hari hingga bisa menyebabkan penderita untuk terbangun di tengah malam. 
  • Akan muncul ruam bintik-bintik yang mirip dengan jerawat dan membentuk garis pada kulit. 
  • Selain ruam, kulit juga bisa menjadi bersisik dan timbul lepuhan kecil.
  • Gejala Penyakit Kudis Pada Orang Dewasa

Ada juga gejala penyakit kudis yang terjadi pada orang dewasa. Beberapa area yang biasa timbul ruam akibat kudis adalah:

  • Siku
  • Pinggang 
  • Lutut 
  • Penis 
  • Gejala Penyakit Kudis Pada Anak Bayi dan Balita

Penyakit kudis juga bisa menyerang anak bayi dan balita loh. Gejala kudis yang muncul bisa ada di beberapa area ini:

  • Kepala
  • Wajah
  • Telapak Kaki
  • Leher
  • Telapak Tangan 

Bagaimana Melakukan Diagnosis Penyakit Kudis?

Sebelum memulai pemeriksaan yang lebih mendalam, dokter akan bertanya kepada pasien mengenai riwayat kesehatan, gejala yang terjadi dan faktor-faktor yang bisa menjadi penyebab infeksi kudis. Setelah itu dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan dilanjutkan dengan pemeriksaan yang bertujuan untuk menyingkirkan kemungkinan kondisi disebabkan oleh hal lain, seperti alergi, eksim atau dermatitis. 

  • Uji Tinta

Salah satu diagnosa untuk mengecek jika seseorang mengalami penyakit kudis adalah dengan melakukan uji tinta. Pengecekan dilakukan dengan mengoleskan tinta khusus pada daerah yang bermasalah dan kemudian akan dilap dengan kapas yang telah dituangkan alkohol. Pada pengecekan, jika hasil menunjukkan bahwa terdapat sarang tungau pada kulit, tinta yang tertinggal akan membentuk garis-garis kecil.

  • Pemeriksaan Mikroskopik

kudis

Selain melakukan diagnosa penyakit kudis dengan melakukan uji tinta, bisa juga dilakukan dengan pemeriksaan mikroskopik. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengikis bagian kulit yang terinfeksi dan diteliti di bawah mikroskop untuk melihat tungau yang tidak terlihat secara langsung.

Cara Mengobati Kudis

Biasanya cara mengobati kudis lebih menuju ke membasmi tungau, tetapi berikut ini juga ada beberapa cara untuk mengatasi rasa gatal dan peradangan yang terjadi sebagai gejala penyakit kudis.

  • Basmi Tungau 

Untuk membasmi tungau dan telurnya yang menjadi penyebab kudis, dokter akan memberikan resep untuk salep kudis yang biasanya akan dioleskan ke area yang terinfeksi di malam hari. Biasanya obat yang diresepkan adalah:

  • Sulfur (5-10%)
  • Losion indane (1%)
  • Losion benzil benzoate (25%)
  • Krim permethrin (5%)
  • Krim krotamiton (10%)
  • Atasi Infeksi Sekunder 

Jika rasa gatal akibat infeksi kudis digaruk dan menyebabkan infeksi sekunder, seperti infeksi bakteri biasanya dokter akan memberikan resep untuk obat antibiotik, seperti mupirocin.

  • Mengurangi Rasa Gatal dan Peradangan 

Untuk mengatasi rasa gatal dan peradangan yang timbul akibat mengalami infeksi kudis, dokter biasanya memberikan obat antihistamin oral untuk mengurangi rasa gatal dan membantu kualitas tidur pasien.

Baca Juga: Penyebab Penyakit Kutil Tumbuh, Apa Berbahaya Bagi Kulit?

Komplikasi Penyakit Kudis

Ketika seseorang mengalami penyakit kudis, terdapat beberapa risiko komplikasi kesehatan yang bisa terjadi, yakni:

  • Infeksi Bakteri

Penyakit kudis disebabkan oleh serangga yang masuk ke dalam kulit dan bersarang. Hal ini akan menyebabkan rasa gatal yang luar biasa, tetapi saat digaruk bisa berbahaya karena berisiko menimbulkan luka terbuka yang memudahkan bakteri untuk masuk ke lapisan kulit dan menyebabkan terjadinya infeksi bakteri. 

  • Kudis Berkrusta (Norwegian Scabies)

Pada umumnya seseorang yang menderita scabies memiliki 10 hingga 15 tungau di tubuhnya, tetapi berbeda jika mengalami kudis berkrusta karena jumlah tungau yang ada di tubuhnya bisa mencapai jutaan. 

Biasanya di kondisi ini, kulit menjadi keras dan bersisik, penyebaran ruamnya pun sudah mencapai bagian tubuh lainnya. Di tahap ini menangani penyakit kudis pun akan menjadi semakin susah. 

Gimana Bisa Mencegah Penyakit Kudis?

kudis

Penyakit kudis disebabkan oleh serangga tungau, tetapi timbulnya serangga ini hingga bisa bersarang ke dalam tubuh seseorang adalah karena gaya hidup mereka. Untuk mencegah penyakit kudis terjadi, pastikan untuk selalu menjaga diri dan kebersihan tempat tinggal. Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit kudis:

  • Membersihkan area tempat tidur, seperti sprei, sarung bantal, dan lain-lain. Jangan lupa handuk, baju hingga barang-barang pribadi lainnya. Membersihkannya bisa dengan sabun dan dicuci dengan air hangat sebelum dikeringkan di udara panas atau di bawah sinar matahari yang terik. Keringkan selama 1 hari. 
  • Jika barang yang terpapar tungau tidak bisa dicuci dengan plastik, pastikan untuk bungkus dengan rapi dan aman, lalu letakkan di area yang jauh untuk dijangkau. 
  • Hindari berhubungan seksual atau melakukan kontak fisik dalam jangka waktu yang lama dengan seseorang yang terkena penyakit kudis.
  • Jangan berbagi pakaian, handuk ataupun tempat tidur dengan orang lain. 
  • Pastikan untuk melakukan deep-clean secara rutin. Bersihkan area lantai, karpet, alas kaki, sofa dan tempat tidur dengan desinfektan dan alat penyedot debu secara rutin. 

mantap jiwa

Jangan remehkan kebersihan lingkungan atau kebersihan diri ya karena ada banyak risiko kesehatan di area yang kotor, seperti mengalami kudis. Pastikan untuk menjaga kebersihan demi kesehatan diri dan orang sekitar ya, bisa juga dengan memiliki asuransi kesehatan dari Super You yang bisa memberikan proteksi kesehatan menyeluruh mulai dari Rp135.000 per bulan! Yuk, buruan untuk cek sekarang.

Artikel Terkait