Penyakit Autoimun

Teman SUPERjuangan, nggak sedikit yang masih belum mengetahui soal penyakit autoimun. Kalau kamu sendiri sudah tau apa itu autoimun? Meski bukan tergolong penyakit mematikan, jika dibiarkan akan menyebabkan kerusakan pada organ-organ tubuh lainnya lho!

Kita sering mengenal penyakit autoimun artinya penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Perlu kita ketahui bahwa penyakit autoimun yang pernah terdeteksi ada sebanyak 80 jenis. Hal ini disampaikan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Dan angka tersebut bukan angka yang kecil, guys!

Tak hanya itu, autoimun adalah penyakit yang bisa terjadi sangat panjang, bahkan seumur hidup. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pun menambahkan, beberapa di antaranya lebih banyak menyerang gejala autoimun pada wanita. Gejala autoimun yang ditunjukkan pun hampir terlihat sama di awalnya.

Untuk itu, penting loh kita mengetahui apa itu autoimun, penyebab autoimun, jenis penyakit autoimun, gejala autoimun, hingga cara pengobatan penyakit autoimun. Yuk, baca selengkapnya di artikel ini sampai akhir ya!

Penyakit Autoimun

Apa Itu Autoimun?

Mungkin kita pun bertanya-tanya nih, apa itu autoimun? Bukannya autoimun artinya baik? Imun merupakan sistem pertahanan atau kekebalan tubuh. Pada umumnya, kita memiliki imun alami dalam tubuh, di mana berfungsi menangkal radikal bebas yang dapat menyerang dan menimbulkan penyakit.

Ketika tubuh diserang oleh organisme asing, seperti virus dan bakteri. Di sini sistem imun akan melindungi tubuh. Cara kerjanya yaitu dengan melepaskan protein yang disebut antibodi untuk melawan dan mencegah terjadinya penyakit baru.

Nah sebaliknya, autoimun adalah sistem kekebalan tubuh justru menyerang sel-sel yang sehat. Penyebab autoimun semakin berkembang ketika sistem kekebalan tubuh salah dalam menilai dan menganggapnya sebagai zat asing.

Autoimun artinya juga kondisi tubuh akan lebih rentan terkena berbagai penyakit. Sistem kekebalan yang gagal fungsi mengakibatkan kerusakan jaringan tubuh sehingga menimbulkan peradangan sampai kondisi yang serius bagi pengidapnya. Seperti, gangguan pada saraf, kelenjar, persendian, dan organ penting lainnya.

Baca juga: Jaga Imun dengan 13 Makanan Mengandung Vitamin D Tinggi!

Faktor Risiko Penyakit Autoimun

Faktor Risiko Penyakit Autoimun

Sebenarnya, sampai saat ini belum dapat dipastikan persis apa penyebab autoimun. Tapi perlu kita ketahui nih, ada beberapa hal yang dapat meningkatkan faktor risiko seseorang terkena penyakit autoimun. Secara garis besar, yaitu faktor individu dan lingkungan dinilai menjadi pemicu penyakit autoimun. Apa saja itu?

  • Faktor genetik

Jenis penyakit autoimun tertentu cenderung dapat diturunkan dalam keluarga. Meski faktor genetik bukan satu-satunya dan belum tentu juga terjadi. Tetapi, mereka yang anggota keluarganya memiliki penyakit autoimun lebih rentan mengalami hal yang sama.

  • Jenis kelamin

Wanita lebih rentan terserang penyakit autoimun, terutama usia produktif atau dalam masa suburnya. Sebuah penelitian diterbitkan oleh Cureus tahun 2020, menunjukkan sekitar 80 persen dari pasien adalah wanita. Dua kali lebih kemungkinan penyakit autoimun menyerang wanita dibandingkan pria.

  • Perubahan hormon

Perubahan hormon sebenarnya adalah hal yang normal, misalnya saja pada wanita yang sedang menstruasi, hamil, atau memasuki masa menopause. Namun, perubahan hormon yang berlebihan dan tidak seimbang pada tubuh tersebut rentan menyebabkan penyakit autoimun.

  • Infeksi virus atau bakteri

Gejala autoimun dapat diperburuk oleh adanya infeksi tertentu. Misalnya, infeksi virus Epstein Barr. Dari berbagai penelitian yang dilakukan, menyebutkan bahwa saat melawan infeksi, sistem kekebalan tubuh kadang bereaksi berlebihan, autoimun artinya turut menyerang sel sehat.

  • Paparan zat kimia dan radiasi ultraviolet

Bahan-bahan kimia berbahaya dan radiasi ultraviolet bisa jadi pemicu terkena penyakit autoimun. Seperti, pestisida, merkuri, dioksin, asbes, bahkan sinar UVA/UVB. Apalagi dengan mereka yang aktivitasnya berkaitan erat dengan zat-zat kimia, risiko ini akan lebih besar. 

  • Berat badan berlebih atau obesitas

Kelebihan berat badan atau obesitas lebih banyak memberi tekanan pada persendian. Atau, jaringan lemak yang menciptakan zat pendukung peradangan. Ditambah lagi, gangguan kesehatan lain bisa muncul dari kondisi berat badan yang berlebih.

  • Gaya hidup tidak sehat

Kebiasaan merokok, pola makan yang berantakan, stres psikologis, hingga intensitas kerja yang berlebihan dapat memperbesar risiko penyakit autoimun. Selain itu ada makanan yang dilarang untuk penyakit autoimun lho! Terutama makanan yang dilarang untuk penyakit autoimun adalah olahan biji-bijian serta kacang-kacangan.

  • Penggunaan obat-obatan tertentu

Berdasarkan laman John Hopkins Medicine, beberapa obat khusus untuk menurunkan kolesterol, tekanan darah, bahkan antibiotik justru bisa melemahkan otot akibat pembentukan autoimun. 

Gejala Autoimun

Gejala Penyakit Autoimun

Kenyataannya, gejala autoimun di awal sangat mirip, termasuk gejala autoimun pada wanita. Tanda-tanda autoimun juga bisa saja terlihat seperti masalah kesehatan lainnya. Oleh karena itu, coba kenali ciri-ciri autoimun ini ya!

  • Kulit terasa gatal, ruam, dan sangat kering.
  • Rambut rontok dan mengalami kebotakan yang tidak merata.
  • Nyeri sendi yang berpindah-pindah, otot melemah, bahkan mati rasa.
  • Perut terasa kembung, mual, sakit perut, namun susah buang air besar.
  • Terdapat lendir atau darah pada tinja.
  • Kelelahan, sakit kepala, demam, nyeri dada, dan detak jantung tidak teratur.
  • Penglihatan kabur, rasa cemas berlebih, gangguan tidur, serta gangguan memori.

Namun, yang perlu diperhatikan adalah penyebab autoimun lebih banyak mengintai wanita. Karena dipengaruhi oleh jumlah kromosom dan perubahan hormonal. Secara signifikan memengaruhi sistem kekebalan akibat interaksi hormon, imun, juga organ lain dalam tubuh.

Contoh Penyakit Autoimun

Contoh Penyakit Autoimun Lupus

Autoimun penyakit apa itu? Lalu, apa saja yang termasuk contoh penyakit autoimun? Meski ada banyak sekali contoh penyakit autoimun, namun SuperMin mau membahas 5 contoh penyakit autoimun yang paling sering terjadi di Indonesia, bahkan di antaranya gejala autoimun pada wanita. Simak di bawah ini, yuk!

  • Systemic Lupus Erythematosus (SLE)

Yup, contoh penyakit autoimun ini sering disebut lupus. Lupus merupakan contoh penyakit autoimun yang paling banyak ditemui, bahkan tak jarang pada anak muda. Salah satunya penyanyi internasional asal Amerika Serikat, Selena Gomez yang dikabarkan mengidap penyakit lupus pada tahun 2014.

Contoh penyakit autoimun ini memiliki gejala autoimun awal, seperti kelainan kulit, rambut rontok, sering sariawan, demam berulang, dan nyeri sendi parah. Contoh penyakit autoimun ini alias lupus dalam tahap yang komplikasi bisa turut menyerang ginjal.

  • Rheumatoid Arthritis (Rematik)

Contoh penyakit autoimun satu ini paling sering dikaitkan karena mandi malam. Tapi, ternyata hanya mitos, guys. Faktanya, sendi yang rematik menjadi rentan untuk melemah dan kaku lagi karena perubahan suhu yang mengenainya. Misalnya, kesemutan atau mati rasa bisa jadi ciri-ciri autoimun.

Jadi, rematik ini merupakan contoh penyakit autoimun yang ditandai dengan nyeri dan peradangan pada sendi sebagai awal gejala autoimun.

  • Anemia Hemolitik

Salah satu penyebab timbulnya anemia hemolitik adalah penyakit autoimun. Anemia hemolitik terjadi ketika tubuh terlalu cepat memproduksi sel-sel darah merah yang baru. Akibatnya terjadi ketidakseimbangan dan menghancurkan sel darah merah yang sehat.

Kondisi pengidap dari contoh penyakit autoimun satu ini menyebabkan rasa nyeri, denyut jantung tidak teratur, bahkan gagal jantung apabila terjadi komplikasi gejala autoimun.

  • Hepatitis Autoimun

Hepatitis autoimun ini termasuk contoh penyakit autoimun, merupakan peradangan hati yang disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang justru menyerang sel hati. Ciri-ciri autoimun yang mungkin terjadi, antara lain nyeri otot, demam, serta rasa sakit pada bagian perut.

  • Diabetes Melitus Tipe 1

Contoh penyakit autoimun yang terakhir adalah diabetes melitus tipe 1. Penyakit ini terjadi ketika tubuh tidak bisa memenuhi kebutuhan insulin akibat autoimun menghancurkan sel-sel penghasil insulin pada pankreas. Tanda-tanda autoimun yang paling mudah dikenali, antara lain kerontokan rambut yang parah dan ruam.

Berbagai Macam Obat Autoimun

Pengobatan Asma

Penyakit autoimun sangat bisa dikendalikan melalui obat autoimun. Jadi, dengan mengonsumsi obat autoimun tujuannya supaya tidak menimbulkan komplikasi gejala autoimun yang berbahaya. Pada umumnya, dokter juga akan merekomendasikan berbagai macam obat autoimun di bawah ini!

  • NSAID atau non-steroidal anti-inflammatory drugs, untuk menurunkan demam, mengatasi nyeri, serta pembengkakan terutama pada penyakit lupus atau rematik.
  • Imunosupresan, yang diberikan ketika terjadi reaksi imun yang berlebihan sehingga akan menahan kerja sistem kekebalan tubuh dan tidak merusak sel-sel yang sehat lagi.
  • Suntik insulin, terutama pada penderita diabetes melitus tipe 1 yang telah kehilangan sejumlah sel insulin sehingga menjaga gula darah dalam kadar yang sehat.

Asuransi sesuai gaji kamu

Guys, penting banget kan kita tau soal penyakit autoimun ini. Jadi, apabila kamu menemukan gejalanya, segera konsultasikan ke dokter ya. Nah, supaya seluruhnya terproteksi tanpa khawatir lagi, memiliki asuransi kesehatan adalah solusinya! Super You menyediakan Super Easy Health dengan biaya setara Rp4.500 aja per hari! Tertarik?

Artikel Terkait