Mitos atau Fakta, Penyakit Rematik Disebabkan Mandi Malam?
By Super You, 5 Jun 2023
Apakah benar bahwa penyakit rematik itu disebabkan oleh kebiasaan mandi pada tengah malam? Teman SUPERjuangan, siapa nih yang suka mandi malam karena rasanya segar banget, apalagi kalau selesai beraktivitas. Pasti kamu udah nggak asing lagi mendengar pertanyaan satu ini.
Selain itu, penyakit rematik masih sering nih dikira asam urat. Padahal keduanya merupakan keluhan kesehatan yang berbeda loh. Meski sama-sama menyerang persendian, gejala rematik, penyebab rematik, hingga obat rematik yang diberikan belum tentu boleh untuk asam urat.
Nah, benar nggak sih? Kita bahas dalam artikel ini, yuk!
Table of Contents
Apa itu Rematik?
Sebelum kita mengetahui perbedaan asam urat dan rematik, mari kita mulai dengan membahas apa itu rematik. Teman SUPERjuangan sendiri udah tau belum apa itu rematik?
Penyakit rematik adalah kondisi autoimun yang menyebabkan peradangan dan pembengkakan pada sendi. Penyakit rematik biasanya ditandai dengan kemerahan, nyeri, hingga kekakuan sendi yang bisa memburuk dari waktu ke waktu. Penyakit rematik juga dapat menyerang hampir seluruh sendi pada tubuh kita.
Pengertian autoimun merupakan suatu kondisi yang mana sistem kekebalan tubuh justru menyerang sel-sel yang sehat. Nah, pada penyakit rematik, menyerang area persendian. Hal tersebut terjadi karena imunitas dalam tubuh keliru menilai dan menganggap sendi-sendi sebagai zat asing.
Peradangan dan pembengkakan sendi pada penyakit rematik alhasil mempengaruhi kinerja otot tendon, ligamen, sinovial, tulang, serta otot sendi lainnya. Nggak cuma itu, kondisi penyakit rematik yang terus dibiarkan akan menyerang organ lain, seperti mata, kulit, bahkan ginjal.
Penyebab Rematik
Penyebab rematik yang utama sebenarnya belum diketahui secara pasti, mengingat penyakit rematik merupakan kondisi gangguan autoimun. Penyebab rematik juga bergantung pada masing-masing bagian sendi tubuh yang mengalami gangguannya.
Namun, penyebab rematik diduga oleh sistem imun yang menyerang sinovium, yaitu sebuah membran yang melapisi sendi-sendi dalam tubuh. Berujung pada sinovium mengalami peradangan dan menyebabkan kerusakan pada tulang di sekitar sendi.
Tendon dan ligamen yang berada di sekitar sendi ikut melemah dan merenggang. Maka, seiring dengan berjalannya waktu, penyebab rematik ini akan menghilangkan bentuk dan mengubah posisi sendi dari yang seharusnya.
Jadi, penyebab rematik karena autoimun nggak serta-merta disebabkan kebiasaan mandi pada tengah malam aja. Lalu, kenapa sih masih sering dikaitkan antara mandi malam dengan penyakit rematik?
Saat seseorang mandi malam, suhu tubuh yang panas bertemu air dan cuaca yang dingin dapat menyebabkan sendi-sendi mengkerut sehingga rasa nyerinya semakin menjadi-jadi. Nah, hal ini memperparah keluhan penyebab rematik, bukan membuat penyakit rematik.
Baca juga: Bersihkan Telinga di Dokter THT, Mulai 30ribu Aja!
Gejala Rematik
Gejala rematik pada setiap penderitanya bisa berbeda-beda, tergantung dengan respon imunitas dalam tubuhnya. Meski begitu, awalnya akan menunjukkan gejala rematik yang paling umum terjadi. Nah, kamu bisa mengenali apa saja gejala rematik berikut ini.
Kekakuan sendi
Kebanyakan penderitanya akan mengalami gejala rematik, yaitu persendian terasa kaku. Gejala rematik ini dapat memburuk di pagi hari dan berlangsung cukup lama. Jika terus dibiarkan, gejala rematik ini mampu berkembang ke area pergelangan tangan, pergelangan kaki, bahu, siku, dan pinggul.
Nyeri sendi
Gejala rematik selanjutnya adalah nyeri sendi saat bergerak, bahkan saat sedang beristirahat. Rasa nyeri terjadi pada kedua sendi, di sisi kanan dan kiri. Tapi, mungkin tingkat keparahannya agak berbeda. Gejala rematik satu ini juga bisa disertai pembengkakan terasa hangat dan lembek bila disentuh.
Benjolan
Gejala rematik yang sering disebut nodul, berupa benjolan di bawah kulit, tepatnya dekat dengan persendian. Nodul biasanya berukuran sebiji kacang hijau aja. Meskipun hanya dialami oleh 20 persen dari penderitanya, gejala rematik ini bisa bertahan selama mengalami penyakit rematik.
Kesemutan
Pembengkakan dan peradangan yang sudah menjalar pada tendon membuat saraf penderitanya terjepit sehingga mengalami kesemutan atau mati rasa. Gejala rematik satu ini bisa muncul, lalu nggak lama akan berangsur hilang dengan sendirinya.
Penurunan berat badan
Penderita penyakit rematik mudah sekali kelelahan, bahkan sebelum gejala rematik lainnya menjadi jelas. Gejala rematik ini dapat bersamaan dengan demam tinggi selama satu atau dua hari. Saat penderitanya mengalami gejala rematik tersebut, biasanya berpengaruh pada penurunan berat badan.
Faktor Risiko Penyakit Rematik
Konon katanya, penyakit rematik hanya dialami oleh kalangan lanjut usia aja. Itu mengapa, kebanyakan orang tua memperingatkan anak-anaknya agar jangan kebiasaan mandi malam kalau nggak mau jadi penyebab rematik nantinya. Siapa nih yang relate juga?
Meskipun mandi malam dikatakan penyebab rematik hanyalah mitos, tapi ada juga kondisi yang ternyata berperan meningkatkan risiko penyakit rematik. Nah, beberapa di antaranya menjadi penyebab rematik di usia muda loh. Berikut ini adalah faktor risiko penyakit rematik.
Pertambahan usia
Penyakit rematik memang banyak dialami oleh orang dewasa berusia 40-60 tahun atau paruh baya. Bukan tanpa sebab kok. Semakin bertambah usia, fungsi tubuh akan semakin menurun, termasuk fungsi sendi. Sistem imunitas juga kesulitan melawan zat-zat asing yang masuk ke dalam tubuh.
Jenis kelamin wanita
Wanita lebih berisiko hingga 2-3 kali lipat terkena penyakit rematik dibanding dengan pria. Hormon estrogen pada wanita terkadang dapat menyebabkan ketidakstabilan sistem imun sehingga salah satunya bisa mengembangkan radang sendi. Hal ini juga menjadi salah satu penyebab rematik di usia muda.
Genetik atau keturunan
Anggota keluarga dapat menurunkan penyakit rematik di masa yang akan datang. Selain itu, seseorang yang lahir dengan genotipe human leukocyte antigen (HLA) dapat membuat penyakit rematik bertambah parah. Faktor ini juga menjadi salah satu penyebab rematik di usia muda.
Obesitas
Semakin berlebihan berat badan, semakin tinggi pula resiko terkena penyakit rematik. Hal ini terjadi karena adanya beban atau tekanan lebih yang ditopang oleh sendi-sendi pada tubuh sehingga memungkinan obesitas menjadi salah satu penyebab rematik di usia muda.
Kebiasaan merokok
Kebiasaan merokok meningkatkan peluang munculnya penyakit rematik, yang bahkan dengan tingkat keparahan yang lebih berbahaya. Ditambah lagi jika seorang perokok tersebut memiliki kecenderungan genetik untuk terserang penyakit radang sendi.
Pengaruh lingkungan
Terdapat penelitian yang mengungkapkan bahwa polutan, misalnya udara kotor dan insektisida, pengaruh zat tertentu, misalnya silika dan asbes, serta paparan bakteri jenis tertentu dapat meningkatkan penyakit rematik.
Masalah kesehatan lainnya
Seperti infeksi, trauma, serta gangguan sistem metabolisme.
Perbedaan Asam Urat dan Rematik
Penyakit rematik juga dikenal dengan istilah rheumatoid arthritis atau radang sendi. Penyakit rematik ini disebabkan oleh sistem imun tubuh menyerang jaringan yang membentuk sendi sehingga menimbulkan peradangan. Rheumatoid arthritis juga diduga terkait infeksi virus atau bakteri, bahkan genetik.
Tapi, rheumatoid arthritis hanyalah salah satu cakupan dari kondisi penyakit rematik. Di antara banyak kondisi penyakit rematik, salah satunya adalah gout arthritis atau disebut juga asam urat, yang kerap disamakan dengan ciri-ciri rematik.
Singkatnya, perbedaan asam urat dan rematik yang pertama bahwa asam urat diakibatkan oleh kadar asam urat yang terlalu tinggi dalam darah hingga mengendap ke bagian sendi, sementara kondisi autoimun diduga menjadi penyebab rematik.
Selanjutnya, perbedaan asam urat dan rematik adalah bagian sendi yang diserang, yang mana asam urat menyerang persendian yang umum, terutama jari-jari kaki. Sementara, ciri-ciri rematik lebih menyeluruh pada persendian yang ada.
Perbedaan asam urat dan rematik lainnya, yaitu asam urat hanya akan menyerang satu sendi dalam dalam satu waktu. Nah, beda dengan ciri-ciri rematik yang dapat menyerang beberapa sendi dalam satu waktu saja.
Terakhir, perbedaan asam urat dan rematik terdapat pada intensitas nyeri yang ditimbulkan. Ciri-ciri rematik, intensitas nyeri dapat berubah dari ringan hingga berat. Sedangkan pada asam urat, rasa nyeri cenderung lebih sering dan lebih berat.
Baca juga: 6 Cara Melindungi Diri dari Cuaca Panas!
Pantangan Rematik
Saat ciri-ciri rematik sedang kambuh, beberapa hal menjadi pantangan rematik bagi penderitanya. Nah, terkadang hal ini membuat sebagian orang bingung apa aja sih pantangan rematik supaya nggak makin parah. Yuk, cek di bawah ini!
Malas bergerak
Melakukan aktivitas fisik memang akan memberikan beban bagi sendi. Tapi, banyak rebahan aja ternyata jadi pantangan rematik loh, karena membuat sendi tambah kaku.
Saat tidak kambuh, penderitanya dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik yang ringan. Sebaliknya, olahraga yang terlalu berat hanya membuat sendi makin meradang.
Merokok
Penderita yang sering merokok nggak usah heran kalau ciri-ciri rematik sering kambuh. Supaya menurunkan risiko kambuh dan bertambah parah, kamu harus menghindari pantangan rematik satu ini.
Cuaca dingin
Beberapa penderita rematik ketika bertemu cuaca dingin, ciri-ciri rematik bisa kembali kambuh. Jika kamu juga salah satunya, sebaiknya hindari pantangan rematik satu ini.
Daging merah
Baik daging merah yang mengandung lemak jenuh dan lemak trans maupun olahannya yang mengandung pengawet dan zat aditif. Keduanya ini dapat memicu peradangan dan obesitas sehingga menjadi pantangan rematik.
Makanan mengandung pemanis
Penderita penyakit rematik perlu mengurangi makanan atau minuman yang mengandung pemanis. Dianggap sebagai pantangan rematik karena mampu melepaskan sitokin di dalam tubuh yang memicu peradangan.
Makanan yang digoreng
Selain tidak baik untuk kesehatan, mengonsumsi makanan yang digoreng secara berlebihan membuat penyakit rematik sulit dikendalikan, itu mengapa menjadi pantangan rematik.
Obat Rematik
Penyakit rematik belum dapat disembuhkan. Tapi, nggak perlu panik karena penyakit rematik sangat bisa dikendalikan. Selain menghindari pantangan rematik atau faktor risikonya, sudah ada loh obat rematik untuk mencegah perburukan gejala rematik. Nah, berikut beberapa obat rematik yang disarankan.
Disease modifying anti-rheumatic drug (DMARD)
DMARD yang sering diberikan oleh dokter termasuk jenis leflunomide atau methotrexate. Kedua obat rematik ini mencegah jaringan sendi tidak semakin rusak secara permanen.
Non-steroidal anti inflammatory drug (NSAID)
NSAID merupakan kelompok obat yang mampu meredakan demam, rasa nyeri, hingga peradangan. Itu mengapa, NSAID sering digunakan sebagai obat rematik. Obat rematik satu ini, seperti ibuprofen dan diclofenac.
Kortikosteroid
Obat rematik golongan kortikosteroid dapat menghentikan nyeri, peradangan, serta memperlambat terjadinya risiko yang ditimbulkan. Obat rematik jenis ini yang mudah ditemukan adalah methylprednisolone.
Nah, itulah seputar penyakit rematik yang perlu diwaspadai! Tapi, sudahkah Teman SUPERjuangan mencegah risiko keuangan sewaktu-waktu jatuh sakit? Bukan cuma itu, Super Easy Health dari Super You mulai setara Rp4.500 aja per hari manfaat pertanggungannya hingga 1M loh. Stt, ada promo menarik juga. Yuk, cek sekarang!